Ukhty, Hiasi Akhlakmu Sebelum Penampilan!

IMG-20191120-WA0005

Oleh : Ana Nazahah

 

Muslimah – Apa jadinya jika kamu dipaksa keluar rumah, dengan bentuk wajah yang awut-awutan. Baju kusut dan wajah kusam. Baru bangun tidur misalnya. Pasti ogah dan malunya setengah mati bukan?

Terus, apa jadinya nih jika ada yang jahil upload foto jelek kamu di sosial media? atau foto bareng teman. Tapi karena khilaf, kamu tertangkap di kamera sedang ngupil. Kebayang kan, posenya ga banget dan memalukan. Kamu pasti heboh, dan memerintahkan foto itu segera dihapus, bukan?

Terlepas kamu memiliki wajah pas-pasan, siapapun pasti inginkan penampilan terbaik saat bertemu orang lain. Tak jarang, wajah dipoles, agar terlihat menawan. Memakai pemutih wajah, berbagai macam wewangingan, dan pakaian terbaik. Semua hanya untuk terlihat sempurna di depan manusia. Begitulah cara manusia, berusaha memperlihatkan kesan terbaiknya kepada orang lain. Ingin terlihat istimewa.

Sayangnya keinginan kita untuk mempercantik penampilan, sering tidak dibarengi dengan memperindah akhlak. Keinginan untuk terlihat baik itu hanya ditampakkan kepada sesama manusia. Namun di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita sering abai. Peduli saja, kadang tidak.

Kita lebih suka menghabiskan harta dan tenaga untuk membeli kosmetik. Padahal kosmetik hanya bisa mempercantik wajah, bukan akhlak.

Coba lihat di rak buku-buku kesayangan kita! Berapa banyak kita telah berkorban harta untuk membeli buku agama? bandingkan jumlahnya dengan harga kosmetik yang kita pakai sebulan! Ini belum tas baru, sepatu baru, dan berbagai aksesoris lainnya. Bacaan kita pun tak lebih hanya seputar trik dan tips kecantikan.

Coba tanyakan pada diri! Berapa kali dalam seminggu kita membaca Alquran? berapa surat seumur hidup, yang sudah kita hafal? sudahkah selama sebulan ini kita menghadiri kajian? sudahkah kita mempelajari agama Islam dengan penuh kesadaran?

Jika terlihat hebat di mata manusia mungkin kita akan dipuji dan dikagumi. Sekedar itu. Namun tidak di sisi Allah SWT. Setiap yang kita kerjakan ada konsekuensinya. Jika berbuat baik akan mendapat balasan berupa pahala. Sebaliknya jika itu buruk, maka akan mendapatkan siksa yang pedih. Dan tentunya ini bukan perkara yang bisa kita sepelekan!

Allah SWT sangat mencela orang- orang yang hanya sibuk dengan urusan dunia namun melupakan Allah, dan karenanya Allah menyediakan siksa untuk mereka.

Allah SWT berfirman:

Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya Neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. (QS al- Isra’ : 18)

Sebaliknya jika di dunia ini kita berusaha menjadi sosok terbaik di hadapan Rabb kita. Maka dunia dan akhirat akan menjadi milik kita. Karena saat fokus hidup kita adalah akhirat, maka dunia akan mengikutinya. Kita tak akan lagi silau oleh kesenangan yang sesaat.

Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (dunia). (QS adh- Dhuha : 4)

Karena itu, jika kamu masih berfikir dunia adalah segalanya. Penampilan fisikmu lebih penting dari pada akhlak terpuji. Pujian manusia lebih penting dari pada ampunan dan keridhoan Tuhan. Sadarlah itu kesenangan yang menipu. Kecantikan dan kekayaan tak selamanya. Kelak akan hancur di makan tanah. Namun akhlak terpuji semata karena ketaatan, dia akan abadi, menjadi amal jariyah kita.

Dan karena itu pula, janganlah kita menunda-nunda beramal sholih! sebelum kematian datang, di saat tidak berguna lagi penyesalan, segeralah bertaubat sebelum terlambat.

Pada hari besar itu Neraka jahanam didatangkan. hari itu orang kafir sadar dan bertaubat. tetapi bagaimana kesadaran dan taubatnya bermanfaat baginya sementara di dunia ia melalaikannya dan waktunya telah berlalu? Dia berkata “seandainya di dunia aku telah melakukan amal-amal yang bermanfaat bagiku di akhirat.” (Qs al- Fajr : 23-24).

Wallahu a’lam biashowab.

 

[ry/LM]