#IndonesiaGelap, Saatnya Cahaya Islam Menerangi Dunia

LenSaMediaNews.com__Belum setahun sejak logo garuda dengan latar biru peringatan darurat mewarnai jagat maya, lambang itu kembali mengudara dengan latar hitam. Perubahan warna menjadi lebih suram ini menunjukan bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja dan kekhawatiran publik terhadap tanah air semakin membuncah.
Hasil analisis lembaga pemantau media sosial, Drone Emprit, menemukan gambar garuda hitam ini terletak di x setidaknya sejak tanggal 3-2-2025 malam, alias dua hari setelah pemberlakuan pembatasan distribusi elpiji 3 kg ke pengecer (Tirto.id, 17-2-2025).
Aksi yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut merupakan luapan kekecewaan terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat. Di antaranya efesiensi anggaran, kebijakan elpiji 3 kg, Makan Bergizi Gratis (MBG), mengguritanya korporasi, kesejahteraan rakyat, masalah pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan.
Mengapa kekecewaan masyarakat terus berulang-ulang? Jawabannya bukan hanya soal individu pemimpin, tetapi sistem yang mengaturnya. Sistem sekuler kapitalisme yang diterapkan di negeri ini telah menjerat para pemimpin dalam lingkaran oligarki dan kepentingan kapitalis. Demokrasi yang diagung-agunkan sebagai sistem terbaik, justru membuka peluang bagi segelintir elite untuk menguasai kebijakan, sementara rakyat hidup sengsara dan hanya dijadikan obyek kampanye lima tahunan.
Dalam sistem kapitalisme, kekuasaan berada di tangan manusia yang memiliki kepentingan. Mereka yang terpilih dalam pemilu harus berkompromi dengan para pemodal yang membiayai kampanye mereka. Akibatnya, kebijakan yang dibuat lebih sering berpihak pada korporasi, besar dibandingkan kepentingan rakyatnya sendiri.
Islam mampu menerangi dunia. Di tengah kegelapan yang menyelimuti negeri, Islam membawa cahaya untuk menerangi jalan keluar. Islam memiliki sistem pemerintahan yang berlandaskan syariat, yaitu khilafah Islamiyyah. Dalam sistem ini, kepemimpinan bukanlah sekedar perebutan kekuasaan, melainkan amanah yang besar yang harus dijalankan sesuai perintah Allah SWT.
Allah berfirman dalam QS. An Nisa ayat 58: “Sesungguhnya Allah menyeru kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kamu menetapkan dengan dalil.”
Adapun dalam sistem Islam, pemimpin (khilafah) bukanlah boneka oligarki. Ia bertanggung jawab penuh atas kesejahteraan rakyatnya berdasarkan hukum syara. Setiap kebijakan harus merujuk pada syariat Islam. bukan kepentingan politik atau ekonomi segelintir orang.
Hari ini mahasiswa dan aktivis sudah geram dan turun ke jalan menyerukan perubahan. Namun, perubahan seperti apa yang diinginkan? Jika hanya pergantian rezim tanpa perubahan sistem, maka kekecewaan dan kesengsaraan akan kembali terulang. Sudah saatnya kita berpikir dalam, bahwa solusi hakiki tidak cukup hanya pergantian pemimpin, tetapi perubahan sistem ke arah yang diridai Allah, yaitu kembali ke Islam kaffah.
Umi Nissa [LM/Ss]