Banjirrrrr_20250319_001217_0000

 

LenSaMediaNews.com__Bencana banjir kembali berulang setiap tahun di wilayah Jabodetabek. Pembukaan hutan menjadi lahan di puncak Bogor membuat kawasan hijau menjadi gundul, sehingga air hujan tak bisa diserap dengan baik.

 

Kebijakan pemerintah yang membagikan lahan 20 juta hektare menjadi pembagian kawasan hutan, membuat ekosistem menjadi rusak karena mayoritas digunakan menjadi lahan pertanian dan galian untuk penambangan golongan C atau galian C. Akibatnya, lahan yang dibagikan saat ini sudah tak lagi menyisakan hutan yang menjadi resapan dan penopang air di kawasan puncak sehingga bencana banjir meluas ke berbagai wilayah termasuk Bekasi. Sebanyak 114 gedung sekolah mengalami kerusakan dan kerusakan berbagai harta benda yang merugikan warga terdampak banjir.

 

Pemerintah harus mencari akar masalahnya, karena hal ini bukan sekadar problem teknis, tapi sistemis. Konsep pembangunan yang abai pada kelestarian lingkungan dan keselamatan manusia menampakkan abainya negara. Inilah kebijakan dalam sistem kapitalis.

 

Berbeda dalam Islam, pembangunan harus memiliki paradigma yang tepat. Tata ruang wilayah yang tepat sehingga memudahkan kehidupan manusia, juga menjaga kelestarian alam dengan tidak merusak alam sekitarnya agar tetap seimbang.

 

Islam memberikan arahan pada negara bagaimana membangun negara dengan tepat. Dengan posisi penguasa sebagai raa’in, maka penguasa akan terus mengurus rakyat dengan baik. Sehingga rakyat hidup sejahtera, aman, dan nyaman, terhindar dari banjir.

Yulli Mardanisyah

[LM/Ss]