Banjir Datang, Rakyat Meradang

LenSaMediaNews.Com, Surat Pembaca–Banjir kembali terjadi di Jabodetabek pada hari Senin, 4 Maret 2025. Banjir ini termasuk banjir parah karena terdapat wilayah pemukiman warga yang terendam sampai ke atap rumah. Sebanyak 114 sekolah di Bekasi ikut terdampak banjir. Walaupun saat ini banjir telah surut, potensi banjir masih tetap ada.
Masyarakat sempat mengesalkan banjir terjadi berulang. Informasi imbauan banjir juga telah didapatkan oleh masyarakat seminggu sebelum kejadian melalui Whats App. Sementara pemerintah terkesan siap menunggu banjir , tanpa siap melakukan pencegahan Banjir.
Banjir memang merupakan musibah dari Allah. Musibah harus disikapi dengan ikhlas dan sabar. Manusia tidak berkuasa menghindar dari musibah tersebut. Pada wilayah yang tidak dia kuasai, manusia tidak akan diminta pertanggung jawabanNya.
Jika kita memandang bahwa banjir terjadi hanya karena faktor curah hujan tinggi, tentu tidaklah tepat. Faktanya, pembukaan lahan 20 juta hektar untuk pangan, energi dan air, turut memicu banjir datang. Lahan hutan yang menjadi resapan dan penopang air telah berubah fungsi. Pembangunan yang berbasis ekonomi telah merubah lingkungan menjadi rusak. Sistem drainase yang sudah tak memadai turut memperparah kondisi Banjir. Pengerukan sungai dan saluran air juga sudah lama tidak dilakukan.
Kebijakan yang berfokus Kapitalistik telah mengantarkan pada konsep pembangunan yang abai pada kelestarian lingkungan dan keselamatan manusia. Mitigasi yang lemah membuat banjir tidak bisa dicegah . Sehingga rakyat pun menjadi susah.
Konsep pembangunan demikian tidak akan terjadi jika penguasa berfungsi sebagai Pengurus. Penguasa dalam Islam laksana penggembala yang mengurus gembalaannya. Penguasa akan mengurus rakyat agar hidup sejahtera, aman dan nyaman. Penguasa akan melindungi rakyat terhindar dari banjir. Penguasa akan memfokuskan pembangunan dengan tetap menjaga kelestarian alam. Semua hal itu dapat terlaksana jika Islam diterapkan dalam kehidupan. Tanpa penerapan syariat Islam Kafah, mustahil upaya tersebut terlaksana. Putri Ira. [LM/ry].