Sulit dan Lamanya Memenuhi Kebutuhan Rakyat

20231212_221932

Oleh: Danis Nursani

Bojongsoang

 

Lensa Media News—Pejabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin dengan Bupati Kabupaten Bandung Dadang Supriatna akhirnya menyampaikan rencana pembangunan jembatan penghubung Baleendah-Dayeuhkolot akan dimulai pada tahun 2024, mengingat aktivitas masyarakat yang padat dimana akses jalan tersebut menjadi salah satu jalur aktif menuju wilayah Kota Bandung.

 

Dikatakan Bey Machmudin waktu pengerjaan yang direncanakan adalah 1 tahun dengan biaya Rp 55 miliar dimana sumber dana berasal dari APBN Jawa Barat dan APBD Kabupaten Bandung. (AyoBandung.com, 7 Desember 2023).

 

Jembatan Citarum penghubung Baleendah-Dayeuhkolot ini sebenarnya sudah mengalami keretakan sejak tahun 2021. Hal tersebut disebabkan aliran sungai Citarum yang deras karena hujan, kemudian banyak truk-truk besar yang melintas menyebabkan munculnya keretakan pada pondasi jembatan.

 

Sempat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga kedua jalur bisa digunakan dengan catatan, truk besar tetap menggunakan jalur lama, sedangkan motor dan mobil kecil bisa melewati bagian jembatan yang sudah dimodifikasi. Kondisi demikian berlangsung hingga bergantinya Bupati Kabupaten Bandung dari Dadang Naser ke Dadang Supriatna. Itu artinya dibutuhkan waktu kira-kira 2-3 tahun untuk akhirnya perbaikan bisa dilaksanakan.

 

Dengan basis sistem kapitalis-sekuler, tidak ada hal yang terlalu urgent atau tidak. Jalan merupakan hak dasar masyarakat agar bisa menjalankan kehidupan untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Apa yang terjadi jika jalan tidak bisa dilewati atau rusak? Maka kehidupan akan terhambat hingga jembatan atau jalan yang rusak selesai diperbaiki. Hal yang menyakitkan adalah kenyataan bahwa negeri Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA) namun untuk memperbaiki jalan berlubang saja seringnya dilakukan swadaya masyarakat.

 

Itulah salah satu dari banyaknya fakta yang terjadi di negeri ini. Dalam sistem Islam, Khalifah akan memastikan kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi paling minimal di level cukup. Ini semua bisa terjadi dikarenakan negaralah yang mengambil alih segala sumber daya yang ada (SDM dan SDA). Bukan diserahkan pada swasta, namun Khalifah sendiri yang akan mengatur pengelolaan sumber daya untuk kesejahteraan rakyat.

 

Dengan sistem dan aturan yang saling berkesinambungan menghasilkan masyarakat dan lingkungan hidup dengan tingkat sempurna. Melalui penerapan Islam secara Kaffah, bukan tidak mungkin ruas-ruas jalan dari kota hingga pedesaan, masuk ke dalam gang-gang kecil pun pasti akan dibangun sebaik dan seindah mungkin.

 

Pembangunan macam-macam fasilitas penunjang kehidupan akan diberikan negara tanpa biaya sepeser pun. Pasar akan diatur pada standar harga dan kualitas yang baik nan sempurna, Pendidikan akan diberikan dengan gratis bagi siapa pun bahkan diwajibkan hingga menghasilkan para pemikir mustanir, Kesehatan gratis, dan maka pembangunan sarana umum seperti jembatan penghubung pun tidak mustahil akan dibangun dengan kuat nan megah hingga bisa bertahan hingga beratus tahun lamanya.

 

Itulah bagaimana Islam menjadikan kekuasaan demi mengurus kehidupan manusia, bahkan hingga hewan dan tumbuhan. Maka sekaranglah saat untuk Islam kembali memimpin peradaban, karena kapitalis-sekuler justru membawa kehidupan menuju kesengsaraan tanpa ujung. Wallahu’alam. [LM/ry].