Ketika Kapal Kemanusiaan Menantang Blokade Gaza

Oleh: Keke Nurhabibah
LensaMediaNews.com, Opini_ Armada Kemanusiaan dan Simbol Perlawanan
Global Sumud Flotilla (GSF) adalah inisiatif internasional yang diluncurkan tahun 2025, mengirimkan lebih dari 50 kapal dari 44 negara untuk menembus blokade Gaza dan membawa bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina (Wikipedia, 2025). Namun, perjalanan ini menghadapi tantangan besar: cuaca ekstrem, hambatan logistik, bahkan serangan militer yang menyebabkan kapal utama Familia Madeira terbakar.
GSF menjadi simbol bahwa dunia tidak tinggal diam melihat kelaparan dan penderitaan akibat blokade. Tetapi pertanyaannya: apakah aksi kemanusiaan semacam ini cukup untuk menghentikan penjajahan dan menutup luka panjang Palestina?
Al-Qur’an menegaskan: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan…”
(QS. Al-Baqarah [2]: 208)
Ayat ini mengajarkan bahwa Islam bukan hanya soal ibadah ritual, tetapi juga panduan dalam membangun keadilan sosial, ekonomi, dan politik. Karena itu, solusi terhadap krisis Palestina tidak bisa hanya bersandar pada bantuan kemanusiaan, melainkan harus kembali pada tuntunan Islam yang utuh.
Blokade Gaza adalah bentuk nyata dari penjajahan modern. Rakyat sengaja dibiarkan kelaparan, akses pangan dan obat dibatasi, demi mempertahankan dominasi politik dan militer Israel. Selama penjajahan ini dibiarkan, rakyat Palestina akan terus menjadi korban.
Allah berfirman:
“Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah, baik laki-laki, wanita maupun anak-anak…”
(QS. An-Nisa [4]: 75)
Ayat ini menegaskan bahwa jihad bukan sekadar peperangan ofensif, melainkan kewajiban membebaskan orang-orang tertindas dari kezaliman. Dalam konteks Palestina, jihad adalah jalan syar’i untuk menghapuskan penjajahan Israel dan mengembalikan hak rakyatnya.
Flotilla memberi pesan kuat tentang solidaritas, tetapi ia tidak mampu menghentikan blokade. Islam menawarkan solusi tuntas: jihad yang dipimpin oleh otoritas kaum Muslim, dengan kekuatan militer dan politik, untuk membuka jalan kebebasan bagi Palestina.
Jihad bukanlah aksi kekerasan buta, tetapi sarana menegakkan keadilan dan melindungi manusia dari penindasan. Rasulullah ﷺ dan para sahabat telah mencontohkan jihad sebagai jalan pembebasan membuka negeri-negeri, menumbangkan tirani, dan menghadirkan keadilan. Inilah solusi yang bisa benar-benar menghapus kelaparan dan penderitaan di Gaza.
Global Sumud Flotilla adalah bukti bahwa masih ada hati nurani di dunia. Namun, kapal-kapal itu hanya bisa membawa sebagian kecil dari harapan, bukan solusi tuntas.
Islam menunjukkan jalan yang jelas: jihad untuk membebaskan Palestina. Dengan jihad, umat Islam tidak sekadar mengirim kapal bantuan, tetapi menghapus blokade, menghentikan penjajahan, dan menegakkan keadilan sebagaimana diperintahkan Allah.
Tanpa jihad, penderitaan Palestina hanya akan berputar dalam siklus yang tak pernah selesai. Dengan jihad, ada jalan keluar yang nyata menuju Palestina merdeka dan umat yang terbebas dari penindasan.