Indonesia Menuju Generasi Tak Waras

Oleh: Emmy Emmalya
Analis Mutiara Umat Institute
LenSaMediaNews.Com–Indonesia yang digadang-gadang akan menuju generasi emas ternyata lebih tepat menuju generasi tak waras. Mengapa? Karena semua kebijakan yang terkait pencerdasaan anak bangsa selalu diluar nalar dan terkesan tak waras.
Seperti kebijakan Makanan Bergizi Gratis (MBG), disinyalir untuk meningkatkan kualitas peserta didik nyatanya di lapangan anggarannya banyak disunat hingga menyebabkan kualitas makanannya tak bergizi bahkan basi yang menyebabkan keracunan.
Berdasarkan temuan organisasi pemerhati pendidikan, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), setidaknya ada lebih dari lima ribu anak mengalami keracunan pasca konsumsi MBG hingga September 2025 (CNNIndonesia, 19-9-2025).
JPPI pun mendata, ada peningkatan kasus keracunan terjadi setiap pekannya, baik dari sisi jumlah maupun sebaran lokasi, bisa jadi lebih besar lagi jumlahnya, karena diduga ada sekolah, pemda, atau aparat yang menutupi kabar tersebut.
Belum lagi adanya temuan baru, yang menyatakan bahwa ompreng untuk MBG itu mengandung pelumas minyak babi. Sudahlah tak bergizi dan basi, mengandung unsur tak halal pula, bagaimana generasi ini akan berkualitas dan diberkahi kalau makanannya saja tak bergizi, basi dan tak halal?
Itu baru dari satu sisi terkait generasi bangsa ini yang dipaksakan untuk makan MBG yang tak berkualitas. Di sisi lain, posisi guru yang mendidik generasi bangsa pun tidak diberikan penghargaan yang layak bahkan jauh dari kata layak karena kehidupan guru belum sejahtera.
Seorang guru yang seharusnya fokus mendidik dan mencerdaskan anak bangsa tetapi kompensasi yang diberikan oleh negara sangat tidak layak hingga guru harus mencari tambahan penghasilan demi mempertahankan hidup.
Akibatnya, kualitas anak didik yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan dan menambah beban baru bagi negara karena tak siap menghadapi tantangan di dunia kerja. Ditambah lagi negara pun tak menyiapkan lapangan kerja yang memadai sehingga tingkat pengangguran pun meroket dengan pesat.
Belum lagi generasi muda kita dicecoki oleh tontonan yang tak mendidik sehingga menjerumuskan generasi muda pada kegiatan yang melenakan dan jauh dari kegiatan-kegiatan yang produktif.
Dengan fakta-fakta yang telah disebutkan di atas, mampukah Indonesia mengantarkan generasi mudanya menjadi generasi emas? atau malah mengantarkan pada generasi tak waras?
Membangun sebuah generasi yang tangguh bukan perkara yang mudah, butuh pada keseriusan berpikir dan sebuah sistem yang sempurna. Mengharap pada sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan merupakan suatu yang mustahil.
Meskipun di negara-negara yang menerapkan sistem sekuler terlihat maju tetapi hakikatnya semu. Lihatlah negara- negara yang maju dari segi ekonominya tetapi tingkat stres masyarakatnya termasuk generasi mudanya sangat tinggi sehingga angka bunuh dirinya terus meningkat. Apakah generasi model seperti itu yang bisa membawa pada generasi emas?
Islam punya Solusi
Islam sebagai sebuah sistem kehidupan punya seperangkat aturan sebagai solusi untuk bisa mengantarkan manusia pada kemajuan dan kesejahteraan hidup termasuk mengelola generasi muda yang akan mengantarkan pada generasi emas.
Indonesia yang diprediksi akan memiliki 70 persen penduduk usia produktif (15- 64 tahun) jika dikelola dengan Sistem Islam maka akan menjadi kekuatan besar yang akan membawa Indonesia menuju negara kuat dan disegani oleh negara mana pun.
Islam memiliki Sistem pendidikan Islam yang akan mendidik generasi muda menjadi generasi yang tidak hanya mumpuni dalam ilmu dunia tetapi juga ilmu akhirat, dengan membina generasi muda dari segi penguasaan teknologi sekaligus agama sehingga generasi yang dihadirkan adalah generasi yang selain cerdas juga bertakwa kepada pencipta-Nya yaitu Allah Swt.
Selain itu, untuk menciptakan generasi cemerlang tidak cukup satu sisi saja yang diperbaiki tetapi harus mengubah sistem secara keseluruhan mulai dari pendidikan, ekonomi, politik hingga sistem pergaulan.
Intinya, mengubah generasi menuju generasi emas tidak cukup hanya memperbaiki sistem pendidikannya saja tetapi juga butuh sistem lainnya, dijalankan oleh negara, dimana sistem yang diterapkan sesuai dengan fitrah manusia. Sistem itu adalah Sistem Islam kafah dan negara yang bisa menerapkan sistem itu hanya Negara Khilafah.
Maka, untuk bisa mewujudkan generasi emas butuh adanya negara khilafah yang akan mengelola bonus demografi yang dimiliki Indonesia di tahun 2045 nanti, menjadi generasi yang produktif dan unggul sehingga bisa menghantarkan Indonesia menjadi negara adidaya dan disegani oleh negara-negara yang menerapkan sistem selain Islam.
Jangan berharap Indonesia bisa menuju generasi emas jika tata kelola dalam mempersiapkan generasi mudanya asal-asalan dan tak memiliki konsep sistem yang benar sebagaimana Sistem Islam. Maka, Indonesia bukan menuju generasi emas tetapi generasi tak waras. Nauzubillah. [LM/ry].