Al Aqsha Dinodai, Muliakan Kembali dengan Islam Kafah

Oleh: Ranita
LenSaMediaNews.Com–Masjid Al Aqsha adalah salah satu warisan peradaban Islam yang paling tersohor. Al Aqsha adalah kiblat pertama kaum muslimin dan merupakan salah satu destinasi Rasulullah saw. saat perjalanan Isra’ dan Mi’raj.
Di dalamnya Rasulullah salat dan mengimami para nabi sebelum beliau. Bagi umat Islam, pahala salat di masjid ini dilipatgandakan. Tanah tempat Al Aqsha tegak, adalah tanah dimana para nabi banyak dilahirkan, hidup, dan berdakwah. Namun, saat Al Aqsha coba dirobohkan, dimana pembelaan umat?
Anadolu Agency melaporkan bahwa Profesor Arkeologi Jamal Amro menyampaikan, sejak pendudukan Zionis pada tahun 1967, Zionis telah melakukan lebih dari 100 penggalian di bawah kompleks Masjid Al-Aqsha (detik.com, 22-10-2025). Zionis berdalih bahwa penggalian yang mereka lakukan merupakan aktivitas arkeologis. Faktanya, penggalian ini menyalahi konsep kerja arkeologi yang harusnya menggali tanah lapis demi lapis dari atas ke bawah.
Para arkeolog justru menemukan fakta bahwa Zionis telah membuat proyek terowongan untuk membuat kota Yahudi di bawah tanah. Jalur air Palestina sengaja dikeringkan, diganti dengan museum dan sinagog. Pembangunan di bawah Al Aqsha jelas kesengajaan. Al Aqsha sengaja diruntuhkan dan landmark bersejarah Islam dihilangkan jejaknya.
Kedunguan Penguasa Muslim
Di tengah genosida dan pengrusakan kompleks Al Aqsha, para penguasa muslim justru menunjukkan wajah hipokrit mereka. Di satu sisi mereka memberikan hujatan pada Zionis, namun di saat bersamaan mereka melakukan pembiaran pada kejahatan Zionis. Tak satupun militer dari negeri mereka dikerahkan untuk melakukan pembebasan tanah Palestina.
Yang makin menyakitkan, para penguasa muslim ini justru mendukung dan menyuarakan solusi dua negara. Solusi konyol yang menunjukkan keberpihakan kepada penjajahan Zionis, sekaligus melukai perjuangan rakyat Palestina yang dijajah.
Kedunguan para penguasa muslim ini bukan tanpa sebab. Ini terjadi karena mereka tunduk pada negara adidaya pelindung Zionis: Amerika Serikat. Pengaruh politik Amerika Serikat telah mencengkram negeri-negeri muslim pasca Perang Dunia II hingga sekarang.
Selama dominasi kapitalisme Amerika Serikat berlangsung, selama itulah Zionis akan bercokol di bumi Syam untuk menjaga pengaruh Amerika di kawasan Timur Tengah.
Pengaruh dan kendali politik Amerika atas dunia, hanya akan hilang jika Ideologi Kapitalisme yang dijajakan Amerika dibuang oleh kaum muslimin. Dominasi Amerika atas dunia hanya akan hilang jika posisinya digantikan oleh negara ideologis yang setara. Negara ini harus dibangun oleh ideologi yang sahih, yakni Ideologi Islam. Negara inilah yang dinamakan Khilafah.
Khilafah dan Al Aqsha: Penjagaan dari Masa ke Masa
Sejak tegaknya negara Islam pertama di Madinah, Rasulullah saw. berulang kali memerintahkan kaum muslimin memperhatikan Baitul Maqdis. Saat Rasulullah hidup, Baitul Maqdis di bawah kendali kekaisaran Romawi. Pembebasan Baitul Maqdis dimulai dengan pembebasan wilayah-wilayah di sekitarnya terlebih dahulu. Pembebasan Baitul Maqdis pertama kali terjadi di masa Khalifah Umar bin Khaththab. Pada masa ini, umat Islam dan Nasrani hidup rukun berdampingan.
Namun pada tahun 1099 masehi, Baitul Maqdis jatuh ke tangan Pasukan Salib. Teror dan penganiayaan menghantui penduduknya. Hingga kemudian Salahuddin Al Ayyubi membebaskan Baitul Maqdis kembali pada 1187 masehi. Serangan-serangan berikutnya Pasukan Salib berhasil dibendung oleh Khilafah Islam. Baitul Maqdis kembali jatuh ke tangan penjajah setelah Khilafah Utsmaniyah yang terakhir benar-benar diruntuhkan.
Dari sinilah kita bisa melihat bahwa saat khilafah hilang, maka hilanglah juga penjaga urusan umat. Penjajah kembali menodai kesucian Masjid Al Aqsha. Hanya dengan kembalinya khilafah kemuliaan Al Aqsha dan Bumi Syam akan kembali terjaga. Dan itu menjadi bagian kita, umat muslim yang hidup hari ini. Allahu a’lam. [LM/ry].
