Bullying Menghantui, Bagaimana Mengatasinya?

Oleh: Ummu Ghoza
LenSaMediaNews.Com–Bullying atau perundungan kian menghantui. Selain mengakibatkan kerusakan fisik, ada yang berakhir dengan hilangnya nyawa. Sejumlah mahasiswa dan alumni FISIP Universitas Udayana menggelar renungan malam pada Oktober lalu untuk mengenang mendiang Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa universitas tersebut yang meninggal dunia diduga akibat perundungan (bbcnews.id, 22-10-2025).
Selain itu, perundungan atau bullying juga terjadi di Jakarta. Polisi bakal mendalami informasi yang menyebut terduga pelaku ledakan di SMA 72 Kelapa Gading merupakan korban dugaan bullying (cnnindonesia.com, 8-11-2025).
Bukan hanya di Jakarta, di Aceh ada seorang santri membakar asrama karena menjadi korban bullying. Dan masih banyak aksi perundungan lain di banyak daerah. Bahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun mencatat laporan perundungan 2.621 kasus terjadi di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) sepanjang 2025.
Bullying bisa berbentuk kekerasan verbal ataupun fisik. Broken home atau ketidakharmonisan dalam keluarga kerap menyebabkan pelaku perundungan. Orang tua yang salah dalam pengasuhan, menjadikan anak merundung.
Keluarga dengan orang tua yang tidak paham agama bisa memberikan contoh buruk bagi anak-anak karena malah menjadi tempat memproduksi pelaku-pelaku perundungan.
Di sekolah, kasus perundungan kian subur karena manajemen dan pengawasan yang kurang. Parahnya lagi, kurikulum akademik berbasis sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) menjadikan siswa minim akhlak, ditambah kurangnya pelajaran agama semakin menguatkan pemahaman sekuler liberal yang berujung pada tindakan amoral.
Fakta di lapangan, banyak senior menyiksa adik kelasnya yang lemah. Banyak anak miskin yang dibully di sekolah. Alhasil bullying menghantui karena semakin massif menancap kuat hingga dewasa. Faktor pendorong makin tingginya kasus perundungan dikarenakan media yang sekuler. Gim online dan tontonan sedang membudayakan kekerasan.
Ironisnya demi motif ekonomi, negara malah menjadikan gim online menjadi E-sport, yaitu cabang olahraga yang menggunakan media gim sebagai bidang kompetitif. Contohnya Mobile Legends, gim penuh muatan kekerasan fisik. Alhasil gim online bisa menghantui pemainnya hingga berujung kekerasan seksual.
Dengan demikian akar permasalahan meningkatnya kasus bullying adalah Sistem Kapitalisme sekular liberal yang tertancap kuat di segala lini kehidupan. Sistem ini membuat individu berperilaku seenaknya menuruti hawa nafsunya, tanpa memperhatikan aturan agama. Sekularisme dan liberalisme membuat individu cinta dunia dan hanya mengejar pemuasan nafsu semata. Demikian juga negara jadi abai terhadap kekacauan dan masalah di masyarakat karena para pejabatnya hanya mengejar kekuasaan.
Dalam Sistem Islam, bullying bisa hilang karena sistem dari Allah yang berasaskan Al-Qur’an dan hadis. Negara wajib menjaga ketakwaan seluruh lapisan masyarakat yang menjadi kontrol diri dan lingkungan. Rasulullah saw. sebagai teladan umat muslim termasuk penguasanya dengan akhlaknya yang sempurna. Dalam hadis juga disebutkan bahwa sebaik-baik manusia, yaitu yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
Dalam keluarga, akan terwujud sakinah mawadah dan rahmah laksana rumahku surgaku karena dibangun dengan landasan akidah Islam. Ibu adalah madrasatul ula bagi anaknya dengan kasih sayangnya dan ilmu agamanya menjadikan anak yang berakhlak islami. Demikian juga ayah, selalu memberikan teladan bagi anak dan istrinya.
Selanjutnya akidah Islam juga menjadi landasan pembentukan syaksiyah siswa. Pola pikirnya memahami bahwa muslim adalah satu tubuh dan bersaudara. Maka akan timbul pola sikap untuk saling tolong-menolong.
Media yang menstimulasi perundung, akan cepat dibasmi walaupun menguntungkan negara (secara ekonomi). Penyebar konten kekerasan dan pelaku perundungan akan diberi sanksi karena melanggar syariat.
Sudah saatnya umat Islam bersegera berdakwah agar Islam bisa diterapkan dalam setiap aspek kehidupan, baik ranah keluarga, sekolah, hingga negara. Semuanya butuh perjuangan agar Allah segera memberikan pertolongan untuk tegaknya Daulah Khilafah pelindung umat. Waallahu’alam bisshawab.[LM/ry].
