Boikot Total Bagi Negara yang Bebal

Seruan boikot terjadi di banyak negara yang mayoritas muslim. Kali ini ditujukan untuk produk-produk yang berasal dari Prancis sebagai bentuk protes dan kepedulian muslim terhadap Islam. Pemboikotan ini berawal dari kejadian di salah satu sekolah di Prancis dimana seorang guru meminta kepada para muridnya yang non-muslim untuk menggambar karikatur Nabi Muhammad Saw. Hal ini memunculkan reaksi yang berujung pada pemenggalan kepala sang guru, Samuel Paty.
Peristiwa ini berlanjut pada statement yang dikeluarkan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang menyatakan kejadian tragis tersebut berasal dari teroris Islam. Umat Islam distigma mengalami krisis di seluruh dunia. Ia pun mendukung penggambaran Nabi Muhammad Saw sebagai bentuk kebebasan berekspresi bagi warganya. Inilah gambaran nyata kebencian barat terhadap umat Islam.
Penghinaan terhadap agama, terlebih Nabi Muhammad Saw akan terus berulang selama sistemnya masih menerapkan paham Sekularisme-Liberalisme, Demokrasi dan Kapitalisme. Oleh karena itu, pembelaan terhadap kemuliaan Rasul Saw tak cukup hanya dengan boikot produk. Tapi boikot juga segala paham yang berasal dari negara kafir yakni boikot Sekularisme, Liberalisme, Demokrasi dan sistem Kapitalisme, sebab inilah akar permasalahannya.
Maka membela harga diri umat Islam dan harga diri Nabi Muhammad adalah kewajiban kaum Muslim. Namun, yang bisa dilakukan saat ini adalah memboikot produk Prancis. Meski begitu, kita juga memboikot total sistem kufur saat ini. Karena penghina Islam akan terus muncul selama umat Islam tidak memiliki junnah (khilafah).
Sejumlah riwayat menceritakan dengan tegas dan jelas tentang sikap para Sahabat sekaligus Khalifah terhadap penghina Nabi Saw, antara lain, Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra memerintahkan untuk membunuh penghina Rasulullah Saw, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud rahimahullah dalam sunannya hadits ke 4.363. Dan kisah ini juga diriwayatkan oleh An-Nasai, Al-Hakim, Ahmad, Al-Baihaqi, Al-Humaidi dan Abu Ya’la rahimahumullah.
Lilieh Solihah
[hw/LM]