Oleh. Irma Sari Rahayu

 

Lensamedianews.com__

Tuhan tolonglah sampaikan
Sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji
Tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya
Ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu

 

Guys, pernah dengar lagu yang dipopulerkan oleh Gita Gutawa dan Ada Band di atas? Lagu itu menggambarkan betapa hangat dan besarnya cinta seorang anak kepada ayahnya. Kamu mencintai ayahmu juga ‘kan?

 

Ayah is My Hero

Ayah adalah cinta pertama anak perempuan. Hmm, benar enggak sih? Faktanya, anak perempuan memang cenderung lebih dekat dengan ayahnya. Lagu Mockingbird yang dibawakan oleh Rapper Eminem, famous banget, lo dan bikin baper. Eminem, yang dikenal dengan penampilan cuek dan dingin, ternyata seorang ayah yang hangat dan penuh cinta kepada puterinya. Bagi Hailie, Eminem adalah cinta pertamanya sehingga cintanya enggak berkurang meskipun sudah menikah.

 

Sedangkan untuk anak laki-laki, ayah adalah pahlawan. Mainan rusak, pasti yang dicari adalah ayah untuk memperbaikinya. Merakit mainan juga akan dilakukan bersama ayah. Ibaratnya, ayah adalah super hero yang selalu hadir di saat yang tepat. Seru kalau menghabiskan waktu bersama ayah.

 

Bagi anak, ayah adalah sosok pahlawan sejati. Baik anak perempuan atau laki-laki, ayah adalah role model dan teladan bagi mereka. Ayah adalah sosok laki-laki, suami, pemimpin ideal di mata anak perempuan. Maka mereka akan mencari calon suami yang serupa atau mendekati karakter ayahnya. Sedangkan anak laki-laki, dia akan menjadi seorang kepala rumah tangga yang baik seperti ayahnya. So sweet, ya.

 

Hancurnya Ikatan Cinta Ayah dan Anak

Guys, masih ingat kasus berdarah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang remaja bernama MAS? Ia menikam ayah, ibu, dan neneknya. Kasus ini masih ditangani oleh pihak yang berwajib untuk menguak tabir rahasia penyebab MAS tega membunuh keluarganya. AP, ibunda MAS menyatakan tetap memaafkan anaknya, terlepas dari perbuatan keji yang telah dilakukannya (TribunSumsel.com, 13-12-2024). Benar kata pepatah, ya, Guys, kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Masyaallah.

 

Beda lagi dengan salah satu kasus biadab di bulan Desember ini. Enggak tahu kata apa lagi yang pantas disandang oleh ML (60) yang tega merudapaksa anak kandungnya sendiri selama 22 tahun. Pihak keluarga enggak berani melapor karena diancam akan dibunuh (Kompas.com, 13-12-2024). Astagfirullah! Tega banget, ya!

 

Kenapa, ya akhir-akhir ini banyak banget peristiwa buruk yang menghancurkan ikatan cinta keluarga? Antara anak dan orang tua seolah menjelma menjadi asing bahkan menjadi musuh. Gegara urusan harta, anak tega membunuh orang tua. Gegara kesal, orang tua membunuh anak. Seakan-akan rasa cinta dan kasih sayang diantara mereka hilang begitu saja.

 

Negeri tanpa Ayah

Pernah dengar istilah ‘yatim-yatiman’? Istilah ini penulis dapat dari seorang pengurus yayasan yatim piatu dan duafa. Istilah yatim-yatiman adalah kondisi anak yang enggak punya ayah tapi bukan yatim. Kalau yatim kan jelas ya, guys, ayahnya meninggal. Sedangkan yatim-yatiman enggak punya ayah tapi enggak jelas apakah masih hidup atau sudah meninggal. Biasanya ayahnya pergi tanpa kabar, menikah lagi, bercerai, dll.

 

Sedih banget, ya kalau kondisinya seperti ini. Selain kehilangan pelindung, hilang juga penanggung jawab pemberi nafkah. Ada juga kondisi yang berbeda, ayahnya selalu ada secara fisik, tapi hampir enggak pernah bertemu atau membersamai anak-anaknya. Biasanya, ayah model begini adalah yang super sibuk bekerja. Kalaupun bertemu anaknya, cuma sebentar, sudah itu pergi lagi. Ia merasa cukup mewakilkan kasih sayangnya melalui pemenuhan materi. Anak pun biasanya hidup dengan jiwa yang kering.

 

Pejuang Nafkah, Bukan Mesin ATM

Guys, Allah Swt. memang telah meletakkan tanggung jawab dan kewajiban mencari nafkah ada pada ayah, bukan ibu. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surah Al-Baqarah: 233 yang artinya, “…… Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani, kecuali sesuai dengan kemampuannya. Janganlah seorang ibu dibuat menderita karena anaknya dan jangan pula ayahnya dibuat menderita karena anaknya…”

 

Nah, Allah sendiri sudah menggariskan agar ayah memenuhi kewajiban menanggung makan dan pakaian anak dan istrinya dengan cara yang patut dan sesuai kemampuan. Bahkan Allah mengingatkan agar seorang anak jangan sampai membuat ayahnya menderita. Artinya, enggak boleh meminta ayah untuk memenuhi keinginan kita di luar batas kemampuannya.

 

Seyogianya kita hargai apapun profesi ayah, yang penting beliau kerja dengan cara yang halal. Berapapun yang beliau berikan, sepatutnya kita syukuri.

 

Sistem kapitalisme saat ini membuat kehidupan manusia serba susah. Saat ini, Guys, kemiskinan itu bukan lagi semata takdir Allah, tapi dimiskinkan secara sistemik. Bayangkan, betapa lelah ayah kita bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin melangit. Doakan ayah kita senantiasa sehat dan dapat rezeki yang halal dan berkah, ya.

Wallahua’lam.[]