BBM Dioplos, Rakyat Boncos

20250303_075034

Oleh: Emmy Emmalya

 

LenSa MediaNews.com, Opini–Fakta mengejutkan! ternyata selama beberapa tahun terakhir, bensin Pertamax (RON 92) yang dijual di Indonesia dioplos dari Pertalite (RON 90).

 

Skandal ini mencuat setelah Kejaksaan Agung mengungkap dugaan korupsi besar di tubuh PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada periode 2018-2023. Kejaksaan Agung mengungkap bahwa kerugian negara akibat praktik ini mencapai Rp 193,7 triliun hanya dalam satu tahun, yakni 2023.

 

Jika dihitung secara kasar dengan asumsi kerugian tahunan mencapai Rp 193,7 triliun, maka total potensi kerugian selama lima tahun bisa mencapai Rp 968,5 triliun.

 

Sungguh luar biasa, korupsi yang terjadi di tubuh Pertamina. Masyarakat kembali ditipu oleh perusahaan milik negara ini. Banyak masyarakat merasa bahwa skandal ini mencerminkan bagaimana oknum elite terus meraup keuntungan di tengah kesulitan rakyat.

 

Bahkan mereka yang berusaha jujur dan patuh membayar lebih mahal untuk membeli BBM non-subsidi tetap menjadi korban permainan kotor ini. Masyarakat sudah tertipu oleh perusahaan milik negara ini selama bertahun-tahun membeli bensin Pertamax ke Pertamina ternyata hanya membeli bensin oplosan yang lambat laun akan merusak mesin kendaraan.

 

Sungguh tega para pejabat yang telah mengorupsi kebutuhan vital masyarakat, belum lagi efek ikutan akibat dari kejahatan mereka, para pekerja di sektor hilir yang melayani masyarakat kini harus kehilangan pembeli karena masyarakat berpindah ke bensin milik swasta yang tidak dioplos sebagaimana pertamina.

 

Belum selesai masalah yang satu sudah datang lagi masalah berikutnya, seakan masalah di Indonesia tidak pernah habis. Rakyat Indonesia selalu dirundung malang dari mulai kelangkaan gas, maraknya PHK, efisiensi anggaran pendidikan dan kesehatan hingga tertipu oleh Pertamina.

 

Padahal masyarakat saat ini tengah bersiap menghadapi hari raya Idul Fitri yang pasti memerlukan bensin untuk kendaraan mereka ketika mudik dan silaturahmi.

 

Lengkap susah penderitaan masyarakat Indonesia karena hampir semua sektor vital yang seharusnya diperuntukkan untuk masyarakat malah dikorupsi oleh para penjabat negara. Mangapa langsung menyebut pejabat negara? Karena saat ini sudah tak layak lagi disebut oknum karena hampir di seluruh lini kehidupan sudah dikorup oleh orang-orang yang rakus kekuasaan.

 

Imbas Sistem Kapitalisme 

 

Inilah imbas dari penerapan Sistem Kapitalisme yang menjadikan sumber daya alam yang seharusnya diperuntukkan untuk kepentingan umat malah diperjualbelikan demi kepentingan individu atau kelompok tertentu.

 

Dalam sistem ini tidak ada aturan yang jelas terkait kepemilikan. Mana kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Semua diatur berdasarkan atas asas manfaat, untung dan rugi dan bukan dalam rangka untuk melayani rakyat.

 

Walhasil masyarakat berlomba-lomba untuk menjadi pejabat agar bisa mendapatkan kekayaan yang berlimpah dan memiliki kekuasaan agar bisa menguasai semua kekayaan yang ada di negeri ini.

 

Tak perduli lagi pada penderitaan rakyat yang penting bisa berkuasa dan bisa mewariskan kekayaan hingga 7 turunan. Lalu apa yang bisa diharapkan dari sistem seperti ini yang memang telah cacat dari semenjak lahir? Saatnya keluar dari lingkaran sistem yang rusak dan merusak ini. Apa jawabannya? Islam!

 

Islam Punya Aturan yang Komplit

 

Islam memiliki aturan yang rinci dan komplit. Islam mengatur kepemilikan secara rinci, dalam Islam kepemilikan terbagi 3; kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara.

 

Bensin alias BBM merupakan jenis kepemilikan yang masuk dalam kepemilikan umum dan pengelolaannya diserahkan pada negara. Negara tidak boleh mengambil upah sedikitpun kecuali hanya untuk mengganti biaya produksi bahkan ketika dana di Baitulmal berlebih negara akan menggratiskan.

 

Semua sumber daya alam yang dimiliki merupakan kepemilikan umum tidak boleh dimiliki oleh negara kecuali untuk kepentingan rakyat.

 

Fungsi negara adalah sebagai perisai yang melindungi rakyat dari kesengsaraan, kelaparan dan ketakutan. Pemimpin dalam Islam menjadi garda terdepan ketika terjadi permasalahan dalam negaranya dan akan berkorban demi rakyat, karena ia akan dimintai pertanggungjawaban di yaumul hisab terkait rakyat yang dipimpinnya.

 

Bisa dibayangkan betapa berat derita yang akan dipikul penguasa di hari penghisaban nanti  jika penduduk Indonesia yang telah dizalimi oleh penguasa dari berbagai aspek hingga menyebabkan kemiskinan semakin merajalela mengadukan perbuatannya, menjadi saksi kezaliman kebijakannya sekaligus tidak rida atas kepemimpinannya.

 

Andai para pemimpin muslim di negara Indonesia memiliki pemahaman yang benar terhadap agamanya tentu semua peristiwa terjadi saat ini tidak akan terjadi.

 

Semua lini kehidupan akan terasa tenang dan damai karena para pemimpin melaksanakan amanahnya sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Rabb-nya. Semoga kondisi seperti ini segera menjadi sebuah kenyataan. Aamiin.[LM/ry]