Bebaskan Palestina dengan Jihad dan Kepemimpinan Islam

Oleh: Nettyhera
(Pengamat Kebijakan Publik)
Lensa Media News- Rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan full occupation atau pendudukan total atas Gaza kembali memicu kecaman dari berbagai pihak. Seperti dilaporkan BeritaSatu (11/8/2025), pernyataan ini memicu reaksi keras dari PBB dan dunia internasional. BBC Indonesia (11/8/2025) menyoroti bahwa langkah ini jelas bertentangan dengan hukum internasional, sementara Kumparan (11/8/2025) mencatat sikap tegas Indonesia yang menyebutnya sebagai pelanggaran berat.
Bahkan, CNBC Indonesia (8/8/2025) melaporkan bahwa Hamas dan sejumlah negara Arab merespons keras ancaman tersebut, menyebutnya sebagai bentuk perluasan wilayah yang sudah lama menjadi agenda Zionis. Tirto (11/8/2025) mengungkap dimensi lain: Gaza kini tak hanya berada di bawah bayang-bayang pendudukan militer, tetapi juga korporasi Zionis yang mengincar sumber daya dan posisi strategisnya.
Fakta yang Disembunyikan
Pernyataan Netanyahu seolah memberi kesan bahwa Israel selama ini belum berniat mengambil alih Gaza secara penuh. Padahal, jika menengok sejarah, wilayah Palestina telah dijajah sejak 75 tahun lalu. Perang demi perang, blokade demi blokade, dan ekspansi demi ekspansi menjadi bukti bahwa proyek kolonial Zionis memang diarahkan untuk menguasai seluruh Palestina, termasuk Gaza.
Dengan narasi “pendudukan total” baru, seakan-akan dunia diajak melihat pendudukan ini sebagai sesuatu yang akan terjadi, bukan yang sudah berjalan sejak lama. Di sinilah bahayanya: opini publik bisa teralihkan dari fakta bahwa Gaza telah menjadi target dan korban penjajahan sistematis sejak awal berdirinya entitas Zionis.
Penjajahan Hakiki dalam Pandangan Islam
Umat Islam, dan masyarakat dunia secara umum, harus memahami kembali makna penjajahan. Penjajahan bukan sekadar pendudukan fisik, tetapi juga penguasaan sumber daya, pengekangan kebebasan, dan penghapusan identitas suatu bangsa. Selama penjajah masih bercokol, Islam menegaskan bahwa kewajiban yang benar adalah mengusir mereka sepenuhnya.
Allah SWT berfirman:
“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah (kekafiran dan penindasan) dan supaya agama itu hanya bagi Allah semata.” (QS. Al-Baqarah: 193)
Ayat ini menegaskan bahwa melawan penjajah adalah kewajiban syar’i, bukan sekadar pilihan politik. Selama ada penindasan dan penjajahan, maka jihad menjadi jalan untuk menghapusnya.
Jalan Pembebasan: Jihad Fii Sabilillah
Sejarah membuktikan, penjajahan tidak akan berakhir hanya dengan diplomasi atau seruan damai, apalagi jika penjajah memiliki dukungan militer raksasa seperti Israel yang dibekingi Amerika Serikat. Gaza dan Palestina hanya akan bisa dibebaskan dengan kekuatan militer yang sah secara syar’i, yaitu jihad fii sabilillah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Imam (Khalifah) adalah perisai, di belakangnya kaum Muslimin berperang dan dengannya mereka berlindung.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa jihad yang sempurna harus dipimpin oleh seorang Khalifah yang menjadi perisai umat. Tanpa kepemimpinan tunggal, perjuangan umat Islam akan tetap terfragmentasi dan mudah dipatahkan.
Tugas Umat Saat Ini
Bagi umat Islam di seluruh dunia, tugas terdekat bukanlah menunggu keajaiban atau bergantung pada simpati dunia internasional, tetapi berjuang untuk menegakkan institusi politik yang mampu menjalankan kewajiban jihad secara kolektif: Khilafah.
Perjuangan ini harus dilakukan melalui dakwah berjamaah, bersama jamaah dakwah ideologis yang konsisten menyeru kepada penerapan syariat Islam secara kaffah. Ketika umat memiliki satu kepemimpinan yang mempersatukan dan memimpin jihad, maka pembebasan Palestina bukan lagi utopia, melainkan keniscayaan yang akan terwujud dengan izin Allah.
Penutup
Narasi “pendudukan total” yang digaungkan Netanyahu harus disikapi dengan kewaspadaan. Jangan sampai kita terkecoh dan menganggap penjajahan ini sebagai hal baru, sementara hakikatnya Gaza sudah lama menjadi korban agresi.
Allah SWT berfirman:
“Dan jika mereka menyerang kalian, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 191)
Ayat ini menjadi pengingat bahwa pembebasan Palestina bukan sekadar isu kemanusiaan, melainkan kewajiban syariat. Penjajahan harus dilawan sampai penjajah benar-benar disingkirkan. Dan bagi umat Islam, itu hanya bisa dilakukan melalui jalan yang telah digariskan syariat: jihad di bawah kepemimpinan seorang Khalifah.
[LM/nr]