Bencana Kelaparan Melanda Gaza

Oleh: Noviya Dwi
LenSaMediaNews.Com–Bencana Kelaparan di Gaza merupakan krisis kemanusiaan yang saat ini menjadi hal sangat serius, diakibatkan oleh blokade, kombinasi konflik bersenjata dan runtuhnya distribusi makanan.
Amichai Eliyahu, Menteri Warisan Budaya Israel menyatakan, Israel tidak harus khawatir terhadap kelaparan di Gaza, pernyataan ini menimbulkan berbagai kecaman. Ia juga menyebutkan akan berlomba-lomba menghapus jalur Gaza serta menjadikan seluruh wilayah Gaza menjadi wilayah Yahudi.
Amichai Eliyahu juga berkomentar, jika mereka tidak mau berurusan terhadap kelaparan di Gaza dan membiarkan dunia yang akan mengurus rakyat Gaza. Tidak hanya itu, Ia juga mengatakan, “Tidak ada bangsa yang akan memberi makan kepada musuhnya. Apakah kita sudah menjadi benar-benar gila? Haruskah kita peduli dengan makan malam mereka”.(republika.co.id, 26-07-2025).
Penolakan Total Bantuan Kemanusiaan
Kondisi yang terjadi di Gaza yang sangat memprihatinkan, yakni kelaparan parah, gizi buruk yang tinggi dan pasokan makanan yang sangat minim. Bencana Kelaparan yang terjadi di Gaza merupakan krisis kemanusiaan yang sangat mendesak karena terjadinya blokade ketat di laut, darat dan udara. Kemudian tercatat ratusan korban jiwa akibat kelaparan.
Saat ini Israel mengendalikan sebagian besar akses makanan dan bantuan melalui perbatasan. Blokade yang membuat sulit masuknya air bersih, listrik, makanan dan bahan bakar. Bencana kelaparan ini adalah senjata perang yang digunakan oleh Israel untuk menekan Gaza. Meskipun PBB dan NGO menyerahkan bantuan terhadap Gaza tetapi bantuan yang masuk sangat minim sekali.
Negara-negara muslim yang kerap kali terhambat oleh tekanan diplomatik, tekanan ekonomi bahkan ketidaksatuan visi. Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara muslim acuh terhadap rakyat Gaza. Mereka lebih mementingkan stabilitas politik dan ekonomi nasional dibandingkan nasib rakyat di Gaza. Mereka juga tidak memiliki keberanian politik dalam mengambil risiko dalam membela Palestina secara nyata. Bahkan saat ini tidak ada kekuatan yang menjadi pemersatu umat Islam yang benar-benar bisa menggerakkan tindakan kolektif umat Islam.
Negara-negara muslim tidak bersatu, bahkan saling melemahkan satu sama lain dan tidak ada satu pun koalisi militer dari negara Islam yang dikerahkan untuk melindungi rakyat Gaza. Pandangan Islam terhadap hal ini adalah haram berdiam diri terhadap penindasan, penjajahan, pembunuhan massal, dan kelaparan di Gaza. Ini merupakan pengabaian terhadap kewajiban syar’i dan penghianatan terhadap Ukhuwah Islamiyah.
Dalam surat Al-Anfal ayat 72, Allah berfirman yang artinya, “Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan(pembelaan) agama, maka kamu wajib menolong mereka…”
Jika dalam hal ini para penguasa muslim tetap diam maka mereka akan menanggung dosa karena tidak membela kaum muslimin yang dizalimi dan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
Solusi Islam
Islam memandang, penguasa wajib membela kaum muslimin yang dizalimi dan bertanggung jawab langsung untuk kepentingan umat. Kepemimpinan yang terpusat untuk melindungi seluruh kaum muslimin. Bencana kelaparan di Gaza menunjukkan bahwa kegagalan besar dalam sistem selain Islam karena dalam Islam tidak akan membiarkan rakyatnya mati kelaparan, apapun kondisinya.
Dalam hal ini Gaza bukanlah negara asing tetapi bagian dari wilayah umat Islam. Negara-negara muslim lain wajib mengirimkan bantuan logistik, tenaga medis, makanan dan militer, langsung di bawah intruksi Khalifah. Hak ini dapat dibuktikan dalam sejarah Islam, saat pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab yang memerintah bantuan besar-besaran di seluruh wilayah Khilafah saat terjadi paceklik.
Islam tidak membiarkan blokade yang menyebabkan kelaparan, penjajahan yang membunuh rakyat, musuh yang menggunakan bantuan sebagai senjata politik. Hal yang harus dilakukan adalah menghapus blokade secara militer, bukan dilobi atau diminta iziinnya. Khilafah menyatukan wilayah, militer, ekonomi, media, dan dukungan rakyat sehingga Gaza tidak akan sendirian lagi dan setiap agresi terhadap Gaza juga dianggap agresi terhadap seluruh dunia Islam.
Inilah yang disebut kekuatan politik Islam secara global dan Khilafah bukan hanya solusi yang idealis, tapi satu-satunya sistem yang sistematik, syar’i dan historis dalam menghapus kelaparan, membangun solidaritas rill antar umat dan upaya melindungi Gaza bukan isu kemanusiaan, tapi wilayah kaum muslimin. Tanpa Khilafah Gaza akan terus menjadi korban diplomasi kosong, bantuan yang disandera dan umat Islam yang saling menunggu tanpa usaha. Wallahualam bishawab. [LM/ry].