Entitas Zionis semakin Menjadi-Jadi, Khilafah semakin Dekat untuk Kembali

Oleh Novriyani, M.Pd.
(Praktisi Pendidikan)
LensaMediaNews.com, Opini_ Pihak Zionis tampaknya semakin menggila. Bagi mereka, merebut Gaza adalah mutlak. Berbagai cara akan dilakukannya hingga menyerang siapapun yang berpotensi menghambat obsesi eksistensinya. Terlebih pada saat yang sama Zionis pun melakukan serangan kepada lima wilayah Arab lainnya, yakni Gaza, Lebanon, Suriah, Tunisia, dan Yaman.
Tidak hanya menyerang beberapa wilayah Arab. Israel juga melumpuhkan jalur infranstruktur utama yang menyebabkan Gaza kehilangan akses internet atau telepon rumah. Seperti yang dilansir dari SindoNews, sebanyak 800.000 warga terisolir dari dunia luar karena pemadaman internet dan telekomunikasi total akibat pengeboman mematikan yang terus-menerus dilakukan Israel (19/9/2025)
Pemadaman tersebut sangat berdampak besar bagi warga sipil. Mereka tidak dapat berkabar dan terpisah dengan keluarga. Tidak hanya itu, lembaga kemanusiaan kesulitan memantau korban, dan rumah sakit terhambat dalam mengevakuasi pasien. Sesuatu yang sangat buruk akan terjadi akibat pemadaman ini. Israel menegaskan untuk terus memperluas operasi di Gaza dengan membongkar infranstruktur teror dan melenyapkan militan serta aktif di Khan Younis dan Rafah di bagian selatan (Tribunnews.com, 19/9/2025)
Kondisi ini dimanfaatkan oleh Israel dengan memberikan tawaran jalur evakuasi melalui jalan Salah al-Din selama 48 jam bagi warga untuk meninggalkan Gaza. Seolah memberikan jalan aman terhadap Gaza justru hal ini menjadi instrumen propaganda Militer Israel untuk mempercepat agenda mereka mengosongkan wilayah strategis dari populasi sipil.
Strategi politik dan militer terus digencarkan untuk menguasai Gaza. Terlebih Gaza dipandang sebagai benteng pertahanan utama Hamas sehingga Israel semakin brutal melancarkan operasi menggunakan tank, artileri, dan pembongkaran insfrastruktur bawah hingga mengakibatkan jatuhnya korban sipil dalam jumlah besar.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menghentikan genosida di Gaza. Dukungan terhadap Palestina terus bergeming dari sejumlah negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengakui Palestina sebagai negara dan mengecam konflik yang berkecamuk untuk diakhiri. Bahkan gelombang boikot internasional untuk Israel telah dilakukan. Namun, hingga saat ini tidak mengubah keadaan di Gaza.
Bahkan belum lama ini, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan Donald Trump dan beberapa pemimpin negara Arab dan Muslim untuk segera menghentikan dan mengakhiri konflik serta memastikan pembebasan sandera di Gaza. Pertanyaannya, benarkah pertemuan ini akan menghasilkan keputusan yang tepat untuk mengubah keadaan di Gaza? Sementara solusi yang diberikan saat ini dilakukan sebagai alat propaganda politik untuk mempercepat agenda dan kepentingan Israel.
Situasi itu seharusnya menjadi pemicu kesadaran dan perubahan penting bagi umat Islam serta para pemimpinanya, terutama dalam menyikapi hubungan mereka dengan Zionis dan sekutunya, Amerika. Ekspansi serangan Zionis sejatinya menunjukkan bahwa ketergantungan dan ketundukan negara-negara besar Arab terhadap Amerika tetap tidak mampu memberikan jaminan terhadap negaranya. Karena Israel masih terus didukung penuh oleh negara nomor satu dunia, Amaerika Serikat, yang menjadi tempat di mana para kapitalis dunia yang terafiliasi kepada gerakan Zionis bermukim.
Di bawah sistem kapitalisme, keuntungan politik dan materi akan mengalahkan semua isu lainnya, termasuk melindungi kesucian hidup manusia. Penegakan hak asasi manusia tidak dapat diprediksi dan mudah berubah serta menunjukan perbedaan yang tipis antara demokrasi dan otoritarianisme.
Dengan demikian, untuk menghentikan genosida di Gaza dan menghapus pendudukan Zionis butuh negara yang peduli dan pelindung bagi umat. Negara ini adalah Khilafah yang berdasarkan metode kenabian yang peraturannya bersumber dari Al-Quran dan Sunah. Negara yang akan mempersiapkan pasukan dan membebaskan tanah suci Palestina, menuntut balas atas darah para ibu, anak-anak, dan orang tua.
Allah SWT berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قَاتِلُوا الَّذِيْنَ يَلُوْنَكُمْ مِّنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوْا فِيْكُمْ غِلْظَةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang ada di dekatmu dan biarkan mereka merasakan kekerasan dalam dirimu. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa (QS. At-Taubah: 123)
Wallahu’alam