Fenomena Duck Syndrome dan Solusinya dalam Islam

Oleh : Mutiara Islami
Lensa Media News- Apa itu Duck Syndrome? Pernahkah kamu berusaha terlihat tenang, padahal di dalam hati sedang panik? Jika itu yang terjadi, bisa jadi tandanya kamu mengalami duck syndrome. Duck syndrome adalah kondisi ketika seseorang tampak tenang di luar, tetapi sebenarnya panik dan berjuang keras di dalam. Ibarat seekor bebek yang tampak tenang di permukaan air, padahal kakinya bergerak cepat agar tetap bisa mengapung. Menurut Medicine Net, duck syndrome belum dikategorikan sebagai penyakit mental tertentu. Namun, jika dibiarkan, kondisi ini bisa menjadi pemicu gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi (Jawa Pos, 9/9/2025).
Faktor Penyebab Duck Syndrome
Fenomena ini tidak bisa dilepaskan dari sistem kehidupan sekuler yang mendominasi saat ini. Sekularisme memisahkan agama dari kehidupan, termasuk dari dunia pendidikan dan pekerjaan. Akhirnya, keberhasilan seseorang lebih sering diukur dari capaian material semata, seperti prestasi akademik, sertifikat organisasi, atau popularitas sosial.
Mahasiswa atau pelajar didorong untuk tampil sempurna di hadapan publik. Mereka seakan wajib membuktikan diri sebagai individu yang sukses, produktif, dan serba bisa. Akibatnya, tidak sedikit yang haus validasi.
Beberapa faktor yang memperparah duck syndrome, seperti ekspektasi keluarga dan lingkungan yang terlalu tinggi, tekanan akademik maupun pekerjaan yang semakin kompleks, pengalaman traumatis (kekerasan verbal, fisik, atau seksual), standar kesuksesan palsu yang dibentuk oleh media sosial, lemahnya iman, tidak memahami hakikat hidup, serta rendahnya kesadaran bahwa sistem kapitalisme-sekuler adalah penyebab mendasar lahirnya generasi rapuh.
Pandangan Islam terhadap Duck Syndrome
Islam memiliki pandangan berbeda dari sistem sekuler-kapitalis. Jika sekuler memisahkan agama dari kehidupan, Islam justru menjadikannya satu kesatuan. Jika kapitalisme menilai manusia berdasarkan materi, Islam menilai berdasarkan ketakwaan.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Ayat ini menegaskan bahwa harga diri seorang muslim tidak ditentukan oleh gaji tinggi, prestasi akademik, atau popularitas, melainkan tingkat ketakwaannya. Karena itu, seorang muslim perlu mengatur ulang orientasi hidup agar tidak terjebak dalam standar kesuksesan palsu yang melelahkan, tetapi justru melalaikan perintah Allah.
Solusi Islam: Menghapus Akar Permasalahan
Mengubah pola pikir individu memang penting, tetapi akar masalahnya adalah sistem kapitalisme itu sendiri. Sehebat apa pun individu membangun kepribadian, jika ia berada dalam sistem rusak, maka ia akan terjebak di dalam sistem tersebut.
Islam hadir dengan solusi yang menyeluruh, yaitu untuk menanamkan iman yang kuat sehingga orientasi hidup selalu kembali pada rida Allah, mendidik generasi dengan tsaqafah Islam, bukan hanya keterampilan teknis, menjamin sistem sosial dan pendidikan yang mendukung ketenangan batin, bukan menambah tekanan hidup, menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam kehidupan, di bawah naungan sistem yang benar, yaitu Khilafah Islamiyah.
Penutup
Mengganti sistem kapitalisme yang rusak bukan hanya sekedar jargon, tetapi kebutuhan yang sangat mendesak. Duck syndrome adalah salah satu sinyal bahwa sistem sekarang tidak baik-baik saja, ia melahirkan genearsi yang rapuh yang terjebak standar palsu.
Islam adalah satu-satunya jalan keluar yang mampu memberikan ketenangan hakiki. Dengan penerapan Islam kaffah, akan lahir generasi tangguh, berorientasi akhirat, dan siap memperjuangkan kejayaan umat.
Wallahu a’lam bishshawab.
[LM/nr]