Fenomena Generasi Strawberry

Oleh : Maya
LenSa Media News.com, Generasi Strawberry adalah istilah yang menggambarkan generasi muda yang memiliki banyak ide kreatif, namun mudah menyerah dan sakit hati saat menghadapi masalah.
Istilah ini berasal dari Taiwan dan sering digunakan untuk mendeskripsikan generasi muda yang lahir pada tahun 1981 hingga 2000. Pemilihan buah Strawberry untuk penyebutan generasi baru ini juga karena buah Strawberry itu tampak indah dan eksotis, tetapi begitu dipijak atau ditekan ia akan mudah sekali hancur.
Di Indonesia, situasinya tak kalah serius, data dari Polri menunjukkan bahwa kasus bunuh diri yang dilakukan pada anak remaja terus meningkat setiap tahunnya.
Pada tahun 2023, tercatat ada 1226 kasus bunuh diri, angka ini naik dari kasus di tahun 2022 yang terdapat 902 kasus bunuh diri. Dari Januari 2024 hingga Agustus 2024 terdapat 849 kasus bunuh diri (bentaracampus.ac.id, 11-11-2024).
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencatat ada sebanyak 2.112 kasus bunuh diri di Indonesia selama 11 tahun terakhir sejak 2013. Dari jumlah itu, sebanyak 46,63% atau 985 kasus dilakukan oleh remaja. Sementara itu, Survei I-NAMHS 2022 mengungkapkan sebanyak 1,4% remaja Indonesia memiliki ide bunuh diri. Kemudian, sebanyak 0,5% membuat rencana bunuh diri, dan sebanyak 0,2% mencoba bunuh diri (Kompas TV, 25-7-2024).
Peran orang tua sangat penting dalam hal ini agar anak dapat membentengi pergaulan saat ini dengan akidah. Yang terjadi orang tua saat ini malah mengesampingkan nilai akidah dalam pendidikan anak.
Mereka lebih bangga anaknya berprestasi dalam akademik daripada berprestasi dalam keagamaan karena agama hanya dianggap sebagai rutinitas saja bukan kebutuhan lahir dan batin. Inilah bukti penerapan sistem sekulerisme, memaksakan terpisahnya urusan manusia dengan urusan Tuhan dalam semua aspek kehidupan.
Parenting anak dalam Islam
Islam adalah Rahmatan lil ‘Alamin yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta. Meski ilmu pendidikan tentang mengasuh anak sudah banyak berkembang dan bagus untuk dipelajari, jangan lupa juga untuk terus berpedoman pada agama sebagai pondasinya.
Allah telah memberikan banyak petunjuk dan aturan dalam Alquran agar kita bisa menjadi orang tua yang terbaik. Di dalam Islam pun juga tersedia parenting anak yaitu cara mengatur pengasuhan anak dalam proses tumbuh kembangnya yang sesuai Alquran dan Sunah Rasulullah SAW.
Parenting ini bertujuan untuk menjadikan anak mempunyai tonggak pendidikan agar menjadi manusia yang mempunyai aklak sesuai anjuran agama Islam, berkarakter mulia dan menjadi generasi pantang menyerah sejak dini.
Tugas orang tua adalah menyeimbangkan pola tersebut dengan anak, agar anak pun mudah memahami apa yang ia pelajari kedepanya.Tahapan memupuk akidah dalam diri anak adalah kewajiban setiap orang tua muslim agar hatinya selalu teringat akan kebesaran Allah.
Dan mengamalkan dengan penuh keiklasan, agar anak menjadi pribadi yang tangguh, jadi jangan lupakan kata-kata Al-ummu madrasatul ula menggambarkan bahwa peran ibu sangat penting dalam mendidik anak, dan menjadi pondasi pertama dalam pendidikan anak.
Ketiga poin parenting menurut Islam anak adalah amanah, fitrah manusia adalah beriman kepada Allah SWT, tujuan parenting adalah mengajarkan taat. Allah menjelaskan bahwa amanah mendidik anak tidaklah ringan, dan Allah menjanjikan balasan pahala yang besar bagi orang-orang yang senantiasa memelihara amanah.
Allah swt. berfirman, yang artinya,” Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui“. Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar”. (TQS al-Anfal 27-28).
Pada intinya, muliakanlah anak-anakmu dan ajarkan mereka untuk berakhlak mulia. Proses ini tak akan terwujud tanpa ada perjuangan penegakkan sistem Islam. Wallahu a’lam bish showab. [ LM/ry ].