Gen Z, Waspadalah dengan Demokrasi!

20241119_160918

Oleh: Ummu Kembar

Komunitas Setajam Pena

 

LenSa Media News.com, Perhelatan pesta demokrasi akan kembali digelar,  para calon kepala daerah sudah mulai mengambil hati para pemilih. Baik melalui janji- janji atau melalui pemberian bantuan lansung. Menjelang Pilkada 2024 para calon kepala daerah mencoba mendulang suara gen Z dengan berbagai tawaran menarik, dengan janji hidup gen Z akan menjadi lebih baik dalam kepemimpinan mereka.

 

Seperti yang di lakukan oleh calon gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini di acara tolkshow yang bertema “Emakkuh Pahlwankuh” yang di selenggarakan di Petungwulung, Petungsari, Pandaan. Beliau menyampaikan bahwa ingin menggandeng gen Z melalui Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) untuk mengembangkan potensi para gen Z di Jawa Timur.

 

Beliau juga berbagi pengalaman, ketika beliau menjabat menjadi walikota, pernah menangani anak yang suka ngebut di jalanan. Tetapi Risma justru melihat itu adalah potensi yang harus di kembangkan. Lalu beliau membuatkan sirkuit kurang lebih 9 miliyar dan sekarang anak tersebut menjadi pembalap Eropa (cnnindonesia.com, 10-11-2024).

 

Gen Z tidak boleh lupa bahwa dalam sistem demokrasi yang di tetapkan hari ini, mereka hanya di butuhkan suaranya untuk memenangkan pilkada. Setelah itu, nasib mereka tidak akan ada perubahan sebagaimana sebelumnya. Gen Z harus menyadari bahwa dalam negara sekuler demokrasi, gen Z hanya di pandang sebagai aset ekonomi. Ada banyak perbedaan mendasar pengelolaan urusan umat termasuk gen Z dalam sistem hari ini dengan Sistem Islam.

 

Sistem demokrasi tidak mampu membawa rakyat pada kesejahteraan, justru sebaliknya malah membawa umat semakin rumit. Harga kebutuhan hidup makin tinggi, pengangguran meningkat, kebodohan, kelaparan, hingga kriminalitas terus naik. Demokrasi jugalah yang menyebabkan pola pikir gen Z yang pragmatis hingga mereka jauh dari politik.

 

Selain itu demokrasi juga akan membawa pada bahaya ideologis. Gen Z hanya akan di jadikan corong untuk meraih suara para calon kepala daerah. Janji-janji yang di lontarkan tak ayal hanya sebuah kedustaan belaka, setelah menjabat bisa jadi janji tersebut terabaikan.

 

Pemuda tidak boleh terkecoh dengan janji manis yang di ucapkan oleh para calon, ketika menyampaikan visi misi mereka. Demokrasi adalah politik kotor yang di lakoni oleh para elit parpol, demi mendapatkan jabatan kursi. Buktinya siapapun yang menjabat menjadi pemimpinya, nasib rakyat tetap sengsara.

 

Selain itu Demokrasi bukan jalan yang di contohkan oleh Rasullulah SAW. Sudah pasti tidak akan pernah membawa perubahan. Sedangkan politik dalam Islam akan mendatangkan kesejahteraan di tengah-tengah umat. Sebab politik dalam Islam adalah pengaturan seluruh urusan umat agar bisa terselesaikan.

 

Oleh karena itu agar hidup sejahtera, gen Z membutuhkan tegaknya negara yang berasaskan akidah Islam. Negara ini tidak akan terwujud melalui penerapan Islam secara kafah dalam bingkai Khilafah.

 

Sudah saatnya gen Z meninggalkan sistem sekuler demokrasi dan memahami sistem politik Islam, agar menjadi jalan perjuangan yang harus di tapaki dan tidak di bajak oleh demokrasi. Saatnya gen Z harus memutar haluan, untuk ikut memperjuangkan tegaknya Islam kafah.

 

Untuk itu pemuda harus bergabung bersama parpol Islam ideologis yang akan melakukan perubahan politik di tengah umat, dari politik demokrasi menuju politik Islam. Dari sistem kufur demokrasi menuju sistem khilafah. Wallahualam bissawab. [ LM/ry ].