#IndonesiaGelap: Saatnya Cahaya Islam Menerangi Negeri

Hitam Gelap Misterius Sampul Buku Wattpad_20250226_210701_0000

Oleh: Nettyhera

 

Lensa Media News – Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan trending #IndonesiaGelap yang mencerminkan kekecewaan dan keresahan rakyat terhadap kondisi negeri ini. Tidak hanya di dunia maya, ribuan mahasiswa turun ke jalan menyuarakan aspirasi mereka. Isu yang diangkat tak jauh dari kebijakan pemerintah yang dianggap semakin tidak berpihak pada rakyat, memperparah ketimpangan ekonomi, dan menambah beban kehidupan masyarakat.

Namun, apakah sekadar mengganti pemimpin akan menyelesaikan masalah? Sejarah telah mencatat bahwa sejak era reformasi, Indonesia sudah mengalami delapan kali pergantian kepemimpinan. Sayangnya, perubahan yang diharapkan tak kunjung terjadi. Yang ada justru rakyat kembali terjebak dalam siklus kekecewaan yang terus berulang.

 

Sistem yang Gagal

Mengapa kekecewaan ini terus berulang? Jawabannya bukan hanya soal individu pemimpin, tetapi sistem yang mengaturnya. Sistem sekuler kapitalisme yang diterapkan di negeri ini telah menjerat para pemimpin dalam lingkaran oligarki dan kepentingan kapitalis. Demokrasi yang digadang-gadang sebagai sistem terbaik justru membuka peluang bagi segelintir elite untuk menguasai kebijakan, sementara rakyat hanya dijadikan objek kampanye lima tahunan.

Dalam sistem ini, kekuasaan berada di tangan manusia yang memiliki kepentingan. Mereka yang terpilih dalam pemilu harus berkompromi dengan pemodal yang membiayai kampanye mereka. Akibatnya, kebijakan yang dibuat lebih sering berpihak pada korporasi besar dibandingkan kepentingan rakyat. Inilah akar dari gelapnya negeri ini.

 

Cahaya Islam sebagai Solusi Hakiki

Di tengah kegelapan yang menyelimuti negeri, Islam membawa cahaya yang mampu menerangi jalan keluar. Islam memiliki sistem pemerintahan yang berlandaskan syariat, yaitu Khilafah Islamiah. Dalam sistem ini, kepemimpinan bukanlah sekadar perebutan kekuasaan, melainkan amanah besar yang harus dijalankan sesuai aturan Allah SWT.

Allah berfirman dalam QS. An-Nisa: 58:

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.”

Dalam sistem Islam, pemimpin (khalifah) bukanlah boneka oligarki. Ia bertanggung jawab penuh atas kesejahteraan rakyat berdasarkan hukum syara. Setiap kebijakan harus merujuk pada syariat Islam, bukan kepentingan politik atau ekonomi segelintir orang.

Jika kita melihat sejarah peradaban Islam, sistem ini telah terbukti mampu membawa kesejahteraan bagi umat manusia. Pada masa Kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz, misalnya, kemiskinan hampir tidak ditemukan karena distribusi kekayaan yang adil. Berbeda dengan sistem kapitalisme yang memperkaya segelintir orang, Islam memastikan kesejahteraan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

 

Menyongsong Perubahan Hakiki

Hari ini, mahasiswa dan para aktivis sudah turun ke jalan menyerukan perubahan. Namun, perubahan seperti apa yang diinginkan? Jika hanya pergantian rezim tanpa perubahan sistem, maka kekecewaan hanya akan kembali terulang. Sudah saatnya kita berpikir lebih dalam, bahwa solusi hakiki tidak cukup dengan pergantian pemimpin, tetapi perubahan sistem ke arah yang diridai Allah.

Allah telah memberikan kita petunjuk dalam QS Ibrahim: 1:

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka.”

Saatnya kita bergerak menuju cahaya Islam, meninggalkan gelapnya sistem yang terus menzalimi rakyat. Mahasiswa, ulama, dan seluruh umat harus bersatu dalam perjuangan ini. Bukan sekadar reformasi, tetapi perubahan mendasar yang membawa keadilan hakiki bagi seluruh manusia.

 

[LM/nr]