Kebrutalan Zionis Tak Terbendung, Islam Solusi Hakiki

Oleh : Nettyhera
Lensa Media News – Serangan brutal Zionis Israel di Gaza kembali menorehkan luka mendalam bagi kemanusiaan. Kali ini, target kebiadaban mereka bukan hanya warga sipil, tetapi juga jurnalis dan paramedis. Serangan drone dilancarkan saat para jurnalis tengah melakukan siaran langsung, sehingga dunia dapat menyaksikan bagaimana aparat Zionis dengan sengaja membungkam suara kebenaran.
Menurut laporan BeritaSatu (4/9/2025), serangan Israel yang menghantam rumah sakit di Gaza menewaskan sedikitnya 15 orang, termasuk jurnalis Reuters. BBC Indonesia juga mengabarkan bahwa jurnalis-jurnalis Gaza menyerukan kepada rekan-rekan internasional agar masuk ke Gaza dan menunjukkan pada dunia apa yang sebenarnya terjadi di sana. Mereka mempertaruhkan nyawa untuk menyuarakan penderitaan rakyat Gaza, namun alih-alih dilindungi, mereka justru dijadikan sasaran empuk Zionis.
Dunia Menyaksikan, Namun Diam
Fakta bahwa jurnalis menjadi target perang jelas menunjukkan bahwa Israel tidak hanya ingin menguasai tanah, tetapi juga narasi. Mereka ingin dunia buta dan tuli terhadap kebrutalan yang mereka lakukan. Ironisnya, meski tragedi ini ditonton secara global, tidak ada langkah signifikan dari komunitas internasional untuk menghentikan agresi.
Dunia tahu, tetapi dunia diam. Resolusi demi resolusi PBB hanya berhenti di atas kertas. Negara-negara besar sekadar melontarkan kecaman yang tidak berujung pada tindakan nyata. Hal ini menegaskan bahwa institusi internasional sejatinya tidak pernah berpihak pada keadilan, melainkan tunduk pada kepentingan politik dan ekonomi negara-negara besar, khususnya Amerika Serikat yang merupakan pendukung utama Zionis.
Dua Miliar Muslim, Masih Terpecah Belah
Lebih memilukan lagi, potret kelemahan dua miliar kaum Muslimin. Dengan jumlah besar yang semestinya menjadi kekuatan dahsyat, umat justru tercerai-berai. Penguasa negeri-negeri Muslim tidak bergeming meski Gaza terus digempur. Mereka lebih sibuk melayani kepentingan Barat ketimbang menolong saudaranya. Tidak ada satu pun pasukan militer dari negeri-negeri Muslim yang digerakkan untuk menghentikan penjajahan Israel.
Padahal, sejarah telah mencatat bahwa kekuatan militer kaum Muslimin mampu menghentikan penindasan. Dari perang Badar, pembebasan Baitul Maqdis oleh Shalahuddin al-Ayyubi, hingga berakhirnya Perang Salib, semuanya terjadi karena umat ini bergerak dengan jihad di bawah komando kepemimpinan Islam. Sayangnya, saat ini umat belum memiliki kesadaran yang sama, apalagi opini umum yang kokoh tentang jihad sebagai solusi hakiki.
Palestina Tanah Umat Islam
Penting untuk ditegaskan bahwa Palestina bukan semata persoalan kemanusiaan, melainkan persoalan aqidah dan hukum syar’i. Tanah Palestina adalah tanah kaum Muslim yang dirampok oleh Zionis Yahudi. Sejak awal berdirinya Israel pada 1948, penjajahan ini tidak pernah memiliki legitimasi syar’i maupun moral. Rasulullah ﷺ telah menegaskan bahwa kaum Muslim itu bagaikan satu tubuh. Jika satu bagian tubuh sakit, maka seluruh tubuh merasakannya.
Karenanya, pembebasan Palestina bukanlah pilihan, melainkan kewajiban. Jihad untuk membebaskan tanah kaum Muslim dari penjajahan adalah fardhu ‘ain, dan hal itu tidak pernah gugur oleh waktu. Inilah solusi hakiki yang harus terus disuarakan.
Urgensi Memahami Solusi Syariat
Sayangnya, narasi ini belum menjadi opini umum mayoritas kaum Muslimin. Selama umat masih terjebak pada solusi tambal sulam ala PBB, donor kemanusiaan, atau diplomasi negara-negara Barat, selama itu pula penjajahan Israel akan terus berlanjut. Bantuan kemanusiaan memang penting, tetapi tidak pernah cukup untuk mengakhiri penjajahan.
Yang dibutuhkan adalah kesadaran kolektif umat Islam tentang kewajiban menegakkan syariat, bersatu dalam satu kepemimpinan, dan mengerahkan kekuatan militer untuk membebaskan Palestina. Kesadaran ini hanya bisa tumbuh melalui edukasi masif—baik lewat dakwah, media, maupun gerakan intelektual—yang terus menggaungkan bahwa jihad adalah solusi syar’i.
Penutup
Kebrutalan Zionis tak akan pernah berhenti dengan kecaman kosong, resolusi PBB, atau sekadar doa tanpa aksi. Dunia sudah terbukti tidak berpihak pada Gaza, dan penguasa Muslim masih terbelenggu kepentingan politik praktis. Maka, harapan itu hanya ada pada kebangkitan umat Islam sendiri.
Sudah saatnya umat bersatu menuntut penguasa mereka agar mengirimkan pasukan militer untuk membebaskan Palestina. Sudah saatnya jihad kembali ditegakkan sebagai jalan mulia untuk mengakhiri penjajahan. Dan sudah saatnya kita semua menyuarakan solusi hakiki ini tanpa lelah, hingga menjadi kesadaran dan opini umum yang menggerakkan umat menuju kemenangan.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ
“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang tertindas di antara laki-laki, perempuan, dan anak-anak…?” (QS. An-Nisa: 75).
Kebrutalan Zionis memang tak terbendung. Tetapi jika umat Islam kembali pada syariat-Nya, insyaAllah kemenangan itu semakin dekat.
[LM/nr]