Miris, Nasib Pilu Buruh Penuh Ketidakpastian

Oleh Riri Rikeu

 

 

Lensamedianews.com__ Umat Islam menyambut gembira datangnya bulan  Ramadan. Mereka mengharapkan pahala yang sangat berlimpah dari Allah SWT. Di tengah kebahagiaa tersebut, berita-berita PHK muncul di berbagai media.

 

Salah satunya adalah PT Sri Rezeki Isman Tbk atau lebih dikenal dengan sebutan Sritex diumumkan akan tutup total mulai tanggal 1 Maret 2025. Selain itu, PHK besar-besaran juga dilakukan oleh PT Sanken Indonesia yang berada di Cibitung, (trafo) PT Yamaha Music Indonesia.

 

Meskipun akan ada bantuan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dengan menerima manfaat tunai 60% dari uang gaji selama 6 bulan, tapi dinilai tidak akan menyelesai masalah sampai akarnya. Karena, akan ada masalah yang muncul setelah PHK. Kesulitan mendapatkan pekerjaan baru di sektor formal karena telah melewati batas usia.

 

Kondisi ini tentu sangat tidak ideal bagi masyarakat. Ditambah harga-harga naik menjelang hari raya. Beban kebutuhan semakin meningkat sementara kemampuan ekonomi melemah. Padahal, kebutuhan sandang, pangan, dan papan sangat mendesak untuk dipenuhi.

 

Oleh karena itu, harus dipahami bahwa sistem yang ada sekarang yakni sistem kapitalisme tidak memberikan ruang yang adil bagi setiap masyarakat untuk mengakses kemudahan ekonomi. Kondisi buruh sangat rentan sebab kondisi ekonomi di negeri ini, tidak stabil. Berbagai perusahaan juga terkena imbasnya, entah itu akan pailit atau dipindah ke negara lain yang lebih menjanjikan keuntungan.

 

Padahal dalam Islam, negara sangat berperan penting untuk menyediakan iklim investasi yang kondusif, sehingga industri tidak mengamali kebangkrutan. Islam juga memiliki mekanisme khusus agar setiap lapisan masyarakat termasuk buruh merasakan kesejahteraan yang nyata. Karena Islam menempatkan urusan umatnya sebagai kewajiban utama untuk diurus dalam bingkai negara Islam.