Muslim Rohingnya Butuh Junnah

Rohingya_20250105_193944_0000

 

LenSaMediaNews.com__Setelah hampir sepekan terombang-ambing dilaut, 150 pengungsi Rohingya di Aceh Selatan akhirnya dievakuasi ke daratan. Panglima Laot Selatan, Muhammad Jabal mengatakan proses evakuasi sedang berlangsung di perairan sekitar 4 mil dari Pelabuhan Labuhan Haji. Menurut Jabal, para pengungsi akan dievakuasi sementara ke Terminal Bus Tipe C Labuhan Haji sampai 1 November 2024.

 

Sebelum diberitakan, para imigran ini memasuki perairan Aceh Selatan pada Jumat(18/10/2024) dan diketahui oleh nelayan setempat setelah penemuan mayat perempuan di sekitar Pelabuhan Labuhan Haji pada Kamis(17/10/2024). Meski tidak diizinkan mendarat, kebutuhan logistik seperti makanan tetap diberikan kepada pengungsi yang tetap berada diatas kapal (kompas.com, 24-10-2024).

 

Miris. Meski pengungsi Rohingya beragama Islam ternyata di negeri kaum muslim terbesar ini mereka dianggap sebagai orang asing, sehingga negara merasa tidak menjadi penanggung jawab atas keselamatan mereka. Tindakan Indonesia hanya sebatas menerima mereka secara sementara, mendata, dan kemudian mengirim mereka ke negara lain yang bersedia menerima mereka.

 

Ini semua disebabkan karena paham nasionalisme yang dianut negeri ini. Paham nasionalisme telah nyata membelenggu penguasa, sehingga menganggap genosida terhadap Rohingya adalah urusan mereka sendiri dan tidak ada kaitannya dengan negeri ini. Padahal sejatinya kita tidak boleh menolak kedatangan warga Rohingya.

 

Mereka adalah saudara muslim kita. Ada pertalian akidah antara muslim Indonesia dengan mereka. Maka sudah seharusnya kita menerima dan mengurusi mereka. Mereka berhak mendapatkan sambutan yang baik dan bantuan berupa kebutuhan pokok, dan perlindungan dari hal-hal yang mengancam hak hidupnya.

 

Tak hanya itu muslim Rohingya juga tidak sekadar butuh penampungan sementara. Mereka butuh institusi yang melindungi mereka dari ancaman genosida, pengusiran, kelaparan, dan kematian. Namun kita tidak bisa berharap pada pemerintahan kapitalis saat ini yang kebijakannya berdasarkan untung rugi.

 

Satu-satunya institusi yang akan menjadi junnah (perisai) bagi muslim Rohingya adalah khilafah. Sebab khilafah merupakan negara yang berasaskan akidah Islam. Karena asas akidah Islam inilah maka khilafah memandang warga Rohingya sebagai saudara muslim yang sedang mengalami ancaman dan harus ditolong. Dengan pe-riayahan (diurus) oleh khilafah, muslim Rohingya akan hidup mulia di bawah panji khilafah Islamiyyah.

Ummu Aufa [LM/Ss]