Palestina Butuh Jihad dan Khilafah, Bukan Evakuasi

Putih Cokelat Minimalis Foto Ucapan Selamat Hari Kartini Instagram Post_20250429_071817_0000

Oleh : Wulan Syahidah

 

Lensa Media News – Genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina semakin membabi buta. Berbagai respon dunia menyoroti kondisi warga Palestina yang semakin menderita dan jauh dari bantuan, sehingga mendorong para pemimpin negeri untuk menyelamatkan Palestina.

Presiden Prabowo Subianto menyatakan Indonesia siap menampung ribuan warga Gaza Palestina yang menjadi korban kekejaman militer Israel. Prabowo akan mengirim pesawat untuk menjemput mereka. “Saya lakukan ini karena banyak permintaan terhadap Indonesia untuk lebih aktif berperan mendukung penyelesaian konflik di Gaza,” ujar Prabowo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur menjelang terbang ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab untuk melawat ke sejumlah negara Timur Tengah, (Beritasatu, 9/4/2025).

Ada dua syarat agar evakuasi bisa terealisasi yaitu pertama, mendapat dukungan penuh negara-negara tetangga di Timur Tengah. Kedua, kewajiban mengembalikan setelah kondisi aman dan proses pengobatan korban sudah dianggap cukup. Statement presiden ini telah menimbulkan pro-kontra dalam negeri (Republika.co.id, 12/4/2025)

Dari kacamata perjuangan Islam, solusi atas konflik ini tidak semata-mata dapat diselesaikan dengan evakuasi kemanusiaan yang dilakukan oleh negara-negara non-konflik. Banyak ulama dan aktivis Islam menekankan bahwa tidak ada jalan keluar yang hakiki selain melalui jihad dan perlawanan terarah terhadap pendudukan, genosida, serta penindasan. Gerakan jihad yang dimaksudkan di sini mencakup upaya fisik maupun strategis untuk memukul mundur kekuatan penjajah, sekaligus melibatkan solidaritas umat secara global dalam menuntut keadilan bagi rakyat Palestina.

Selain faktor militer, dinamika geopolitik juga memainkan peran krusial. Tekanan dari kekuatan besar, khususnya Amerika Serikat, tercermin dari kebijakan tarif impor baru yang diberlakukan terhadap Indonesia. Menurut analisis dari BBC pada awal 2025, langkah ini diyakini sebagai upaya untuk menekan Indonesia agar mengambil langkah-langkah kebijakan luar negeri yang menguntungkan kepentingan Barat, termasuk dalam hal evakuasi warga Gaza. Strategi semacam ini menempatkan Indonesia dan negara-negara Muslim lainnya dalam posisi simalakama, di mana kedaulatan nasional dan solidaritas umat diuji oleh kepentingan ekonomi global.

Dalam perspektif Islam, solusi holistik yang ditawarkan tidak hanya berfokus pada aspek geopolitik dan pertahanan militer, tetapi juga mencakup pembaharuan sistem kepemimpinan umat. Para pemikir dan ulama menyuarakan perlunya tegaknya sistem Khilafah yang ideal, yang menerapkan syariat Islam sebagai landasan keadilan, pemerataan, dan pertahanan terhadap pendudukan. Menurut pandangan ini, Khilafah tidak sekadar struktur politik, melainkan juga simbol persatuan umat Islam yang mampu mengkoordinasikan perlawanan secara efektif dan adil, baik di medan pertempuran maupun di arena diplomasi internasional.

Di tengah dinamika ini, para pemimpin umat dituntut untuk tidak terjebak oleh politik nasional sempit yang mengesampingkan kepentingan solidaritas global. Seruan untuk menolak evakuasi warga Palestina harus disertai dengan upaya konkret: pertama, melalui pembentukan aliansi regional yang kuat guna menekan kebijakan eksternal yang merugikan. kedua, dengan meningkatkan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina melalui bantuan kemanusiaan dan pertahanan aktif yang bersinergi antara kekuatan militer dan pergerakan rakyat. ketiga, dengan mengerahkan kekuatan jihad sebagai perjuangan menuju keadilan, bukan semata-mata aksi kekerasan, melainkan juga perlawanan sistemik terhadap penjajahan, eksploitasi dan penindasan. Solusi ini menuntut arah strategis yang berakar pada prinsip Islam, yaitu keadilan (‘adl), persatuan (ittihad), dan keberanian untuk menuntut kebebasan bagi seluruh umat muslim bukan hanya Palestina tapi juga muslim seluruh dunia.

Dengan demikian, selain mengkritisi langkah-langkah evakuasi yang diduga menguntungkan agenda penjajahan, gerakan umat harus mendorong pembaruan kepemimpinan di negeri-negeri Muslim. Kepemimpinan yang ideal, berdasarkan nilai-nilai Islam, diharapkan mampu menyatukan seluruh kekuatan umat dalam perjuangan bersama melalui jihad yang nyata. Langkah-langkah inilah yang diyakini sebagai solusi hakiki dalam pandangan Islam guna mengakhiri genosida, cengkeraman penjajahan, serta mewujudkan tatanan dunia yang adil dan sejahtera dalam naungan Daulah Khilafah.

 

[LM/nr]