Pembelokan Kesadaran Politik Gen Z, Butuh Perubahan Hakiki

GenZ-LenSaMediaNews

Oleh: Sunarti

 

LenSaMediaNews.Com–Akhir-akhir ini geliat kesadaran masyarakat mulai tumbuh. Terutama para Gen Z yang mulai sadar politik serta menuntut perubahan atas ketidakadilan. Sayangnya tidak semua kesadaran masyarakat ditampung dan dianalisis sebagai evaluasi guna perbaikan kondisi bangsa.

 

Alih-alih ditampung, kesadaran mereka justru dikriminalisasi dengan diberikan label anarkisme. Dilansir Kompas.id,  26 Agustus 2025, memberikan berita bahwa 295 anak jadi tersangka kerusuhan Agustus.

 

Bahkan atas kasus ini, Komnas Perlindungan Anak (KPAI) mengingatkan kepada pihak kepolisian akan adanya potensi pelanggaran HAM, dikarenakan penetapan anak-anak sebagai tersangka anarkisme dalam proses penyelidikan sarat akan ancaman dan intimidasi.

 

Kesadaran Politik Gen Z

 

Menurut para ahli, sebenarnya Gen Z memiliki banyak kelebihan. Diantaranya melek teknologi digital, kreatif dan inovatif, flexible dan adaptif, mandiri,  pragmatis, inklusif dan toleran terhadap perbedaan, peduli sosial dan lingkungan, serta berorientasi pada work-life balance dan kesejahteraan mental.

 

Sayangnya, banyak pihak yang tidak bisa memanfaatkan kelebihan mereka guna perubahan mendasar. Yakni perubahan hakiki menuju sistem Islam yang mulia.

 

Semestinya generasi muda menjadi tonggak perubahan. Mereka perlu adanya arahan, bimbingan yang sesuai dengan tujuan, yakni memiliki kesadaran politik serta kepribadian yang tangguh.

 

Mereka perlu pemahaman bahwa persoalan saat ini butuh solusi yang sempurna dan peripurna. Agar perubahan benar-benar sejalan pada perubahan hakiki menuju Islam kafah.

 

Konon negeri yang menjunjung tinggi Demokrasi. Sistem yang akan memberikan kebebasan berpendapat. Ternyata hanya isapan jempol belaka. Faktanya Demokrasi ditengah Kapitalisme yang kian menggejala hanya memberikan ruang pada suara yang sejalan.

 

Sedangkan yang dianggap mengganggu, memperlambat tujuan atau bahkan yang dianggap mengancam kepentingan penguasa maupun elit politik akan dijegal dan didiskriminasikan. Bukti bahwa sistem ini sebenarnya tidak layak untuk dipertahankan.

 

Hal ini berbeda jauh dengan sistem Islam yang memberikan ruang kepada warga negara, termasuk generasi muda. Ada kewajiban amar makruf nahi mungkar yang wajib ditegakkan pada setiap warga negara. Mengoreksi penguasa ketika ada aktivitas zalim, juga termasuk di dalamnya. Bukan sebaliknya malah dibungkam.

 

Sisi lain, negara memberikan fasilitas pendidikan yang berbasis akidah Islam. Nantinya para pemuda memiliki arah perjuangan yang haq. Mereka pun memiliki kepribadian Islam yang tangguh. Dalam menyampaikan pendapat, kritik maupun koreksi kepada penguasa, mereka juga tidak sekedar meluapkan emosi dan bertindak anarkis.

 

Harapan perubahan di tangan generasi muda. Maka inspirasi mereka juga harus terarah. Paham pola pikir Islam dan metode Rasulullah dalam mengubah masyarakat. Sudah seharusnya kita semua memikirkan perubahan hakiki menuju penerapan sistem Islam secara utuh.Waallahu alam bisawab. [LM/ry].