Generasi1LenSaMedia

LenSaMediaNews.Com–Kenakalan remaja kian menggila. Kasus demi kasus terus berulang seakan tak pernah berhenti, bahkan saat ini bentuknya semakin mengerikan. Mulai dari kasus tawuran antar pelajar yang masih sering terjadi diberbagai daerah.

 

Disusul kasus penggunaan obat-obatan terlarang yang sudah menjerat kalangan remaja. Pergaulan bebas pun tak terbendung hingga tak heran ada kasus melahirkan  dengan status masih pelajar. Tindakan ekstrimnya, membunuh karena masalah cemburu.

 

Miris! Nyawa manusia tak lagi berarti, lebih rendah dari nyawa seekor nyamuk, yang mudah di bunuh saat mengganggu. Emosi remaja yang meletup-letup, tak mampu dikendalikan. Sehingga senggol sedikit langsung bacok. Sadisnya,  kasus tawuran dijadikan bahan konten. Demi meraup cuan, apapun dilakukan. Nyawa manusia tidak lagi dipersoalkan.

 

Lantas apa yang menyebabkan kenakalan remaja ini terus menjadi? Banyak elemen pendukung, di antaranya dari segi individu, usia remaja umumnya sedang mencari jati diri. Terkadang ada diantara mereka yang masih tidak paham tujuan hidup di dunia ini untuk apa.

 

Akhirnya masih kebingungan dalam memilih aktivitas. Mengikuti yang sedang tren, biar terlihat keren. Disisi lain, sebenarnya mereka mempunyai energi dan semangat yang sangat tinggi. Sehingga perlu wadah untuk menyalurkannya seperti penyediaan fasilitas lapangan olah raga atau yang lainnya.

 

Disamping itu terjadi disfungsi keluarga. Orang tua sibuk mencari cuan demi mampu bertahan hidup atau memenuhi gengsinya. Dampaknya, anak menjadi korban. Mereka tidak mendapatkan perhatian, bimbingan dan kasih sayang yang optimal dari kedua orang tuanya.

 

Padahal meski anak sudah usia remaja, perkara tersebut masih diperlukannya. Orang tua tidak perlu mendikte tetapi menjadi sahabat yang mendengarkan unek-unek dan tetap mengarahkan agar mereka tetap berada di jalur yang benar.

 

Parahnya lagi, lingkungan atau negara pun mendukung suburnya kenakalan remaja. Berbagai konten-konten negatif banyak berseliweran di media sosial tanpa ada filter yang ketat. Sehingga segala informasi mudah diakses oleh berbagai usia termasuk remaja.

 

Inilah potret buram generasi di negeri ini. Parahnya kenakalan remaja saat ini merupakan buah dari diterapkannya Sistem Kapitalisme yang asasnya sekuler,  kemudian melahirkan nilai-nilai kebebasan.

 

Aturan dari Sang Pencipta dilabrak dan memilih hidup dengan aturan buatan manusia yang jelas-jelas tidak sempurna. Padahal di pundak mereka estafet perjuangan negeri akan diteruskan. Jika hal ini dibiarkan, bagaimana nasib negeri ini di masa depan?

 

Ketika mendambakan generasi yang bervisi masa depan, maka perlu dukungan baik itu keluarga, masyarakat, terlebih negara yang memiliki power untuk menetapkan sebuah aturan.

 

Mengapa demikian? Karena untuk menjadi baik itu tidak bisa berusaha sendirian. Aturan yang kelak digunakan aturan yang bersumber dari Sang Pembuat Hukum, Allah SWT. Dengan demikian akan terbentuk potret generasi cemerlang. Wallahua’alm bishshawab. Neneng Sri Wahyuningsih, Bogor. [LM/ry].