Retreat Pejabat, Perlukah?

Oleh: Erna Wati
Bogor

 

 

Lensamedianews.com__ Para menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (27-10) menyelesaikan retreat yang digelar di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah pada 27 oktober lalu. (CNN Indonesia, 27-10- 2024)

 

Presiden Prabowo mengatakan retreat tersebut diperlukan untuk membentuk bonding (rasa kebersamaan) dan team building, serta menyatukan visi dan misi pada seluruh jajaran kabinet di bawah pemerintahannya. Kesamaan visi dan misi antara pemimpin dan pejabat pembantu pemerintahan memang dibutuhkan untuk mengurus rakyat. Pembekalan pejabat pun sebenarnya wajar dilakukan namun rakyat tidak hanya butuh pejabat yang disiplin dan sinergi tetapi harus punya visi baru untuk perubahan. Nyatanya sepanjang penerapan sistem sekuler kapitalisme di negeri ini bukan perubahan yang didapat justru keadilan dan kesejahteraan semakin jauh dari harapan.

 

Sistem kapitalisme menolak aturan Allah Ta’ala Sang Pencipta sekaligus Pengatur manusia. Sistem ini meletakkan kedaulatan hukum di tangan manusia, artinya manusia berhak membuat aturan sendiri untuk mengatur kehidupannya. Hal ini jelas-jelas batil karena bertentangan dengan ketetapan Allah sebagai Pencipta manusia. Oleh karena itulah permasalahan negeri ini tak akan kunjung selesai jika berharap pada sistem sekuler saat ini.

 

Dalam Islam tugas membantu pemeritahan sesuai syariat Islam bukanlah tugas yang mudah karena semua akan dimintai pertanggungjawaban atas tugas yang diembannya. Rasulullah saw. bersabda,
Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin rakyat banyak akan dimintai pertanggung jawaban atas rakyat yang dipimpinnya.” (HR Bukhari).

 

Rasulullah saw. juga mewanti-wanti agar memilih pejabat terbaik di antara yang terbaik untuk mengurus urusan umat.
Nabi saw. bersabda: “Barang siapa memegang satu urusan kaum muslim, kemudian ia mengangkat seseorang menjadi pejabat, padahal ia mengetahui ada orang lain yang lebih baik bagi kemaslahatan kaum muslim, maka sungguh ia telah menghianati Allah dan Rasul-Nya.” (Al-siyasat, al-Syar’iyyat oleh Ibnu Taimiyyah, hal.4)