revolusi islam

Sejarah tak akan pernah kehilangan saksi hidup dalam memperjuangkan suatu keadilan. Bagaimana bentuk pemimpin akan mencerminkan bentuk rakyatnya, semakin represif dan otoriter, tentu saja rakyat tak akan diam dan bungkam, begitu pun dengan media massa, hanya saja dengan kecanggihan teknologi saat ini yang membedakan penyampaian informasi hari ini dengan masa lampau, baik orde lama ke orde baru atau orde baru menuju reformasi.

Media tak akan pernah bisu meninggalkan jejak perjuangan rakyat dari tahun ke tahun, demi menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam setiap usaha memang tidak ada yang sia-sia. Namun salah langkah dan strategi membuat kita salah memilih pemimpin dan salah menentukan konsekuensi jika pemimpin itu tak mau menerapkan apa yang menjadi hak rakyat.

Kepentingannya dalam sistem demokrasi ini pun membuat siapa saja yang duduk di atas kekuasaan akan lupa dengan kewajibannya. Bahkan semua kebaikan dan agama kadang hanya menjadi topeng.

Jadi, apa sebetulnya yang mampu mengubah penderitaan rakyat atas ketidakadilan ini? Jelas sudah, bukan reformasi sesaat yang hanya mengganti rezim atau penguasa, tapi setiap orang harus sadar bahwa hanya dengan Islam, seluruh umat manusia punya satu suara yang sama, yaitu revolusi Islam menyeluruh.

 

Ahmar Hanifah

(Mahasiswi Universitas Terbuka, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sastra Inggris)

 

[LS/Ry]