Sistem Ekonomi Kapitalis Menyengsarakan, PHK Massal Mengancam

20240109_184603_0000

Oleh : Villia Sekar Ayu R.

 

Lensa Media News – Rakyat kembali diresahkan dengan adanya berita PHK massal. Dilansir dari cncindonesia.com (29/12/23), Survei Perusahaan Resume Builder memperkirakan akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal pada tahun 2024. Ini didapatkan berdasarkan tanggapan lebih dari 900 perusahaan pada Bulan Desember 2023.

Dalam survei tersebut, hampir empat dari 10 perusahaan mengatakan mereka kemungkinan akan melakukan PHK pada tahun 2024. Lebih dari separuh juga mengatakan berencana menerapkan pembekuan perekrutan pada tahun 2024. Alasannya adalah perusahaan ingin mengantisipasi resesi dan mengganti pekerja dengan kecerdasan buatan (AI).

Tak hanya itu, serbuan produk impor, baik legal maupun ilegal ke pasar dalam negeri dan perlambatan ekonomi di negara-negara tujuan utama pasar ekspor Indonesia, seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS) menyebabkan banyak pabrik tumbang.

Mengutip catatan Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), sejak awal tahun 2023, setidaknya sekitar 7.200 buruh telah jadi korban PHK. Di mana, 700-an orang diantaranya terkena PHK karena pabrik tutup. Pabrik TPT itu berlokasi di Jawa Barat (cncindonesia.com, 28/12/23).

Ada juga yang beralasan karena perkembangan bisnis yang tidak lancar maka perusahaan terpaksa dibubarkan. Seperti tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang resmi dibubarkan oleh pemerintah pada penghujung tahun 2023 (voaindonesia.com 29/12/23).

Hal ini sangat berdampak bagi karyawan. Nasib mereka ikut dipertanyakan. Meski mereka yang korban PHK tetap akan mendapat kompensasi, tetapi tak menjamin hidup mereka akan sejahtera beberapa tahun ke depan. Parahnya lagi mereka akan menjadi penyumbang angka pengangguran di Indonesia.

Semua ini merupakan buah busuk dari sistem ekonomi kapitalis yang diterapkan dunia. Di mana sistem ini menggunakan paradigma siapa yang kuat, dia yang menang dan bertahan. Para pemilik modal/pengusaha hanya akan berusaha meraup untung besar-besaran sehingga menimbulkan egoisme, pengusaha lebih mengutamakan keselamatan perusahaannya dibandingkan nasib pekerjanya.

Di sisi lain negara justru gagal menjalankan perannya sebagai pelindung rakyat. Negara dianggap tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai terutama bagi generasi muda. Akibatnya banyak lulusan sarjana yang menjadi pengangguran. Belum lagi pengelola SDA oleh asing membuat lapangan pekerjaan semakin berkurang. Maraknya investasi asing juga menjadikan rakyat hanya bekerja sebagai buruh dengan upah yang minimum. Perkembangan teknologi seperti AI membuat banyak perusahaan lebih memilih menggunakan teknologi dibandingkan manusia sehingga banyak pekerja yang tersingkirkan.

Lantas apa solusi tuntas bagi permasalahan ini?

Lagi-lagi kita butuh Islam. Kita harus melihat sesuatu dari kacamata Islam. Seperti halnya dalam bernegara, Islam akan menjadikan rakyat sejahtera. Dalam sistem Islam, rakyat akan ditingkatkan kualitasnya. Rakyat memperoleh pendidikan setinggi-tingginya secara gratis. Hal inilah yang nantinya mempermudah rakyat dalam mendapat pekerjaan. Tak hanya itu, negara akan menyediakan lapangan pekerjaan yang berlimpah. Semua pekerjaan terbuka bagi rakyat.

Terkait SDA, tidak lagi dimilik per individu tetapi digunakan untuk kemaslahatan umat. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, Kaum Muslim bersekutu dalam tiga hal : air, padang rumput, dan api (HR. Abu Dawud dan Ibn Majah). Artinya negara boleh mengelola dan mengatur pemanfaatan sumber daya alam, kemudian hasil dari pengolahannya dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk fasilitas-fasilitas umum seperti pembangunan jalan raya, jembatan, pembangunan dan pembiayaan sekolah serta rumah sakit.

Sama halnya dalam pemanfaatan teknologi seperti AI akan digunakan untuk manfaat bersama. Negara akan menyediakan pelatihan teknologi untuk para pekerja agar mereka tidak gagap teknologi, bukan malah mengganti mereka dengan AI.

Sekarang kita sadar bahwa dunia sedang membutuhkan sistem Islam, tetapi sistem Islam hanya terwujud jika seluruh umat ini menerapkan syariat Islam dalam naungan Khilafah. Maka dari itu, kita sebagai salah satu umat muslim harus istiqomah dan bersungguh-sungguh dalam mengkaji Islam agar sistem Islam segera terlaksana dan menyingkirkan sistem kapitalisme yang menyengsarakan.

 

[LM/nr]