Tes Kehamilan di Sekolah, Tindakan Preventif akankah Solutif?
Oleh : Nur Hawa Meizara
(Mahasiswa STEI Hamfara)
Lensamedianews.com__ Dikutip dari Detik.com, 25 Januari 2025 Media sosial kembali ramai diwarnai perbincangan publik dengan beredarnya video unggahan 19 detik yang mengusung video viral tes kehamilan siswi SMA Cianjur. Nonong selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan wilayah Jawa Barat menyampaikan, “Sebagai seorang guru, pastinya ada batasan-batasan yang harus diperhatikan, termasuk dalam bermedia sosial” ujarnya kepada Kompas.com di Pendopo Bupati, Kamis (23-01-2025).
Menurut Nonong, program tersebut memiliki tujuan yang baik, namun ia menyayangkan mengapa kegiatan tersebut harus diunggah ke media sosial sebagai konsumsi publik. Tidak semua aktivitas di sekolah pantas dijadikan konten yang diunggah ke media sosial, mengingat bahwa kasus di SMA Sulthan Baruna menjadi perhatian khusus dan pembelajaran bagi masyarakat, terutama peran guru sebagai pendidik generasi dan juga erat kaitannya dengan etika bermedia sosial. Tidak ada larangan untuk bermedia sosial, namun harus dilakukan secara bijak dan etis serta tidak mengganggu tugas utama sebagai pendidik.
Sekolah tersebut mengklaim bahwa kebijakan yang dikeluarkan berupa tes kehamilan yang dilakukan anak SMA Sulthan Baruna di Cianjur yaitu memiliki tujuan untuk mencegah kenakalan remaja termasuk pergaulan bebas. Tes kehamilan merupakan cara jitu yang dikeluarkan pihak sekolah untuk mendeteksi siswa maupun siswi yang pernah atau tidak melakukan pergaulan bebas. Tes kehamilan yang dikeluarkan pihak sekolah merupakan upaya sesaat mengatasi kehamilan akibat pergaulan bebas para remaja. Apabila merunut proses atau alur dari sebuah permasalahan yang terjadi saat ini, hal ini tidak lain dampak dari diterapkannya sistem sekuler liberal, yaitu manusia bebas berekspresi sesuka hati mengikuti hawa nafsu dan mementingkan urusan jasmani sesaat hingga melupakan aspek halal atau haram. Arti kebahagiaan menurut mereka meraih sebanyak-banyaknya manfaat dan materi. Wajar pada hal ini, mereka memiliki kebebasan dalam lini kehidupan. Selama alat ukur tersebut tetap menjadi standar pencapaian kebahagiaan.
Selain dampak dari kebebasan berekspresi, ranah pendidikan saat ini kehilangan peran guru yang mampu mendidik. Guru yang tugas utama dan memiliki kewajiban mendidik generasi dengan menghasilkan karya, keahlian, dan kreativitas dalam bidang tertentu, malah realitanya anak didik terbentuk dengan tren maupun konten yang non-faedah. Sehingga anak didik bebas berekspresi di media sosial tanpa adanya batasan dan arahan dari pendidik, dengan mudahnya konten diakses ke media sosial maka publik mampu mengonsumsi dan mengakses tontonan secara cepat. Dan akan menuai berbagai komentar dari publik, baik positif maupun negatif.
Dari permasalahan yang terjadi, termasuk kasus beredarnya video tes kehamilan di SMA Cianjur cukup membuka tabir gelapnya tata aturan pemerintah yang menuai banyak ketimpangan hidup. Ibarat masyarakat kehilangan induknya, negara yang seharusnya meriayah rakyatnya dengan melaksanakan kewajiban melindungi, mengayomi, dan teladan, nyatanya berbanding terbalik. Pemerintah maupun penguasa abai pada kewajibannya. Asalkan keuntungan bisa diraih maka segala cara dilakukan.
Islam sebagai agama sempurna yang Allah turunkan pada Nabi Muhammad saw. untuk disyiarkan kepada umat manusia lengkap beserta syariat-Nya mengatur aspek kehidupan termasuk sistem pergaulan antara laki-laki dengan perempuan, sistem pendidikan, sistem ekonomi dan tata aturan lainnya. Dari sistem pendidikan Islam, guru menanamkan pendidikan Islam berbasis akidah, sehingga menghasilkan generasi berkepribadian Islam, paham akan tata pergaulan Islam dan pemahaman yang didapat mampu membentengi diri agar tercegah dari pergaulan bebas, kerusakan akhlak dan kemaksiatan lainnya.
Terlebih kontrol dan pengawasan masyarakat maupun negara dalam penerapan sistem sanksi tegas pada keselamatan generasi akan menjaga dari pemikiran rusak dan kemaksiatan yang ada. Sudah saatnya merapatkan barisan untuk menyogsong kejayaan Islam melalui kontribusi para pemuda dan tonggak perubahan besar ada ditangan para pemuda. Maka segeralah mengkaji Islam kaffah guna menjadi bagian pemain pemegang bara kemuliaan Islam.