Islam Solusi Tuntas Problem Pendidikan

IMG-20250524-WA0016

Oleh Anggi

 

Lensamedianews.com_ Setiap peringatan Hari Pendidikan Nasional, kita selalu disuguhi janji-janji manis dari pemimpin negeri ini. Tahun ini pun demikian. Pemerintah kembali mencanangkan program perbaikan infrastruktur sekolah dan bantuan finansial bagi para guru, termasuk insentif langsung untuk guru honorer (tempo.co, 03-05-2025). Tentu ini patut diapresiasi sebagai bentuk kepedulian negara terhadap nasib pendidikan. Namun pertanyaannya: benarkah ini solusi menyeluruh, atau hanya tambal sulam yang sifatnya populis?

 

Potret Buram Pendidikan

 

Realitas di lapangan menunjukkan betapa suramnya wajah pendidikan kita. Di Bekasi, ratusan murid terpaksa mengikuti pembelajaran di ruang perpustakaan karena kelas mereka rusak parah. Fasilitas sekolah banyak yang tidak memadai (tirto.id, 02-05-2025). Guru, terutama yang berstatus honorer, digaji di bawah standar hidup layak. Padahal mereka adalah aktor utama dalam mencerdaskan generasi bangsa. Bukankah ini ironi yang menyakitkan?

 

Masalah pendidikan di Indonesia

sesungguhnya bukan hanya persoalan teknis seperti bangunan sekolah yang tidak layak atau gaji guru yang sangat minim. Akar masalahnya lebih dalam yakni problem sistemik. Dalam sistem kapitalisme yang dianut negeri ini, pendidikan diposisikan sebagai sektor yang bisa dikomersialisasi. Negara cenderung mengambil peran minimalis cukup sebagai regulator, bukan penyelenggara utama. Akibatnya, pendidikan menjadi mahal, kualitasnya timpang, dan jangkauannya tidak merata.

Tak heran jika anggaran pendidikan kerap tidak mencukupi. Bahkan saat anggaran digelontorkan, tak sedikit yang bocor akibat dikorupsi. Ini adalah potret buram dari sistem yang menjadikan uang sebagai tolok ukur keberhasilan. Di tengah keterbatasan dana dan kebijakan yang tidak berpihak, guru tetap dituntut maksimal, tanpa dukungan yang memadai. Sementara negara, alih-alih hadir secara penuh, justru kerap menyandarkan pembiayaan pendidikan pada utang luar negeri.

 

Pendidikan dalam Islam

Lantas, adakah alternatif yang bisa kita harapkan? Islam memandang pendidikan bukan sekadar kebutuhan individu, melainkan kebutuhan strategis umat. Dalam pandangan Islam, negara adalah pihak yang wajib menyelenggarakan pendidikan secara gratis dan berkualitas bagi seluruh rakyatnya. Ini bukan utopia. Dalam sejarah peradaban Islam, negara membangun sistem pendidikan gratis, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, tanpa membebani rakyat. Guru dan tenaga pendidik diberikan penghargaan tinggi, baik secara finansial maupun sosial.

Hal ini didukung dengan sistem ekonomi Islam yang mandiri dan kuat. Sumber pemasukan negara bukan hanya dari pajak, apalagi utang, tetapi dari kekayaan alam yang dikelola negara, hasil zakat, fai’, kharaj, dan sumber syar’i lainnya. Dengan sistem seperti ini, negara mampu menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai, tanpa tergantung pada investor atau pinjaman asing.

 

Maka, solusi pendidikan tidak cukup dengan bantuan tunai atau renovasi sekolah. Kita butuh transformasi menyeluruhberpindah dari paradigma kapitalistik menuju sistem Islam yang menempatkan pendidikan sebagai amanah besar negara, bukan sekadar proyek anggaran.

 

Saatnya kita berhenti berharap pada kebijakan populis yang hanya memperindah statistik. Yang kita butuhkan adalah perubahan sistemik yang menjadikan pendidikan sebagai jalan menuju peradaban unggul dan bermartabat.