Bencana Hidrometeorologi, Islam Solusinya

 

Lensa Media News, Surat Pembaca-Bencana terus mewarnai Indonesia. Seakan telah menjadi santapan rutin tahunan. Kini masyarakat diajak harus berdamai dengan keadaan yang sebenarnya bisa diatasi. Beberapa wilayah di Indonesia kini telah mengalami banjir, seperti banjir di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, pada Jumat 10 Januari 2025 wilayah ini diguyur hujan intensitas tinggi. Wilayah Pelabuhan Muara Angke kembali terendam banjir rob pada Senin pagi, dengan ketinggian air mencapai 10 cm. Jakarta Utara juga masih terendam banjir rob setinggi 25 centimeter pada Selasa (14/1/2025) sore.

 

Beberapa penyebab terjadinya bencana hidrometeorologi, curah hujan yang tinggi, tata kota yang tidak memenuhi syarat menjadi pemicu utama, penebangan pohon yang kian marak akibat akan dibangunnya rumah dan industri atau perkantoran yang berdiri tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan, kondisi topografi wilayah berupa dataran rendah hingga cekung, rendahnya kemampuan infiltrasi tanah, sehingga menyebabkan tanah tidak mampu lagi menyerap air.

 

Penyebab di atas akan terus menjadi faktor pemicu banjir ketika dunia terus dipimpin oleh ideologi yang mengedepankan kepetingan oligarki, kelompok dan penguasa. Mitigasi yang dilakukan ketika banjir tidak akan menjangkau penyebab hingga ke akarnya. Rehabilitasi yang dilakukan juga sepenuh hati terkesan ala kadar dan lebih menitik beratkan kepada korban untuk berpikir dan berupaya untuk bangkit kembali setelah bencana menimpa.

 

Hal ini berbalik dengan tata kepemimpinan dalam Islam. Khilafah akan memetakan terlebih dahulu wilayah yang rawan bencana kemudian melakukan mitigasi bencana hingga ke akarnya. Mitigasi yang dilakukan adalah membuat saluran air, menanam pohon yang menyerap air, memperbanyak lahan hijau, mengindari bangunan di tepi sungai, mengelola sumber daya air, mengedukasi masyarakat perihal informasi terkait bencana, serta menerapkan hukum sanksi yang tegas jika ada yang melanggar ketentuan yang ada. Hal ini akan menjadi terbentuknya wilayah yang insya Allah bebas bencana.

 

Putri Rahmi DE.

 

[LM, Hw]