Gaza Menjerit, Butuh Jihad Nyata Bukan Sekadar Fatwa

Oleh: Eva Hana
Pendidik Generasi
LenSaMediaNews.com__“Bicaralah tentang kami. Demi Tuhan, kami sedang dimusnahkan dalam diam.” Begitulah sepenggal ungkapan kepasrahan seorang aktivis dan jurnalis Palestina tentang kondisi Gaza saat ini. Zionis Israel benar-benar berupaya untuk menghabiskan penduduk Palestina, para jurnalis dan tenaga medis turut menjadi sasaran tanpa pandang bulu.
Berbagai upaya telah dilakukan umat untuk menolong Palestina, namun semuanya gagal. Dengan dukungan Amerika, zionis terus melakukan pembantaian tanpa khawatir ada musuh yang melawannya. Detik terakhir musnahnya Palestina akhirnya mendorong ulama internasional menyerukan jihad. Dikeluarkan oleh Internasional Union of Muslim Scholars (IUMS), fatwa ini didukung oleh lebih dari selusin ulama yang memiliki reputasi tinggi di kalangan umat Islam.
Fatwa tersebut menyerukan kepada semua negara muslim untuk melakukan intervensi militer, ekonomi, dan politik guna menghentikan apa yang mereka sebut sebagai genosida dan penghancuran total di Gaza. Dalam pernyataan resmi, IUMS menekankan bahwa tindakan Israel terhadap warga Palestina telah melanggar hak asasi manusia dan prinsip-prinsip kemanusiaan (merdeka.com, 5-4-2025).
Sayangnya hingga detik ini fatwa tersebut sulit direalisasikan. Jika “hanya” berupa fatwa dan tidak memiliki kekuatan mengikat, tentu tidak akan efektif. Kekuatan militer (pasukan dan senjatanya) ada di tangan para penguasa yang selama ini hanya mengecam namun tidak mengirimkan pasukan.
Upaya membebaskan Palestina dengan jihad sejatinya butuh komando seorang pemimpin di seluruh dunia. Pemimpin tersebut tidak akan ada di dalam sistem demokrasi. Penerapan sistem demokrasi liberal justru menjadi penyebab utama genosida di Gaza. Sistem demokrasi inilah yang memberikan otoritas penjajah untuk melakukan kejahatan tanpa hukuman. Ditambah adanya batasan Nasionalime dan kekuasaan yang mereka dapatkan, telah membuat pemimpin negeri-negeri muslim menutup mata dengan pembantaian yang terjadi pada saudaranya.
Pemimpin yang bisa memberikan komando jihad adalah pemimpin yang hanya hadir dalam sistem kepemimpinan Islam yang disebut Khilafah. Hanya Khilafah yang bisa menghentikan konflik negeri-negeri muslim termasuk Palestina. Hanya Khilafah yang memiliki kekuatan sepadan untuk melawan kekuatan zionis Israel dan Amerika dibelakangnya.
Oleh karenanya perjuangan menghadirkan kepemimpinan Islam sudah menjadi keharusan agenda utama umat, khususnya gerakan-gerakan dakwah yang konsern ingin menolong Palestina. Kepemimpinan yang disebut sebagai Khilafah hanya bisa tegak atas dukungan mayoritas umat sebagai buah dari proses penyadaran ideologis yang dilakukan oleh gerakan Islam yang tulus dan lurus berjuang semata demi Islam.
Umat adalah pemilik hakiki kekuasaan. Merekalah yang akan mampu memaksa penguasa yang ada untuk melakukan apa yang mereka inginkan atau menyerahkan kepada yang lain jika penguasa tersebut melakukan apa yang berbeda dari apa yang umat inginkan.
Urusan penegakkan Khilafah sejatinya menyangkut hidup matinya umat, tidak hanya untuk problem Palestina. Maka menjadi kewajiban kita semua untuk terlinat dalam memperjuangkannya. Seruan jihad kepada tentara muslim terus dikumandangkan seiring juga seruan untuk menegakkan Khilafah. Wallahualam bissawab. [LM/Ss]