Jeritan Anak Palestina, Mampukah Membuka Mata Dunia?

Oleh: Aurora senja
Pendidik Generasi
LenSaMediaNews.com__Sejak dimulainya kembali perang di jalur Gaza pada tanggal 7 oktober 2023, hingga saat ini, sudah lebih setahun, kondisi Gaza luluh lantak akibat dari serangan brutal Israel. Sekitar 39.384 anak Palestina telah kehilangan satu atau kedua orang tua mereka akibat lebih dari 500 hari pengeboman brutal, angka ini dirilis menjelang Hari Anak Palestina pada 5 April 2025. Menurut pernyataan itu, setidaknya 17.954 anak telah tewas dalam serangan Israel di Gaza, termasuk 274 bayi baru lahir dan 876 bayi di bawah usia satu tahun (Media Indonesia, 05-04-2025).
Ribuan warga Palestina setiap hari harus kehilangan keluarga di hadapan matanya. Seorang ayah yang kehilangan seluruh keluarganya, seorang ibu yang harus rela melihat anaknya meregang nyawa dalam pelukannya, anak-anak yang kehilangan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Keadaan ini sangat miris dan memilukan. Di saat seharusnya mereka bergembira dalam menyambut bulan suci Ramadan dan hari raya Idulfitri, mereka kehilangan semuanya, rumah, harta, bahkan keluarganya. Di saat anak-anak di belahan bumi lainnya bersuka ria karena telah menyelesaikan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Meskipun sempat diadakan perjanjian gencatan senjata selama 42 hari, yakni mulai tanggal 19 januari 2025 sampai 1 maret 2025, namun tidak menyurutkan langkah Israel untuk kembali melakukan penyerangan kepada Gaza Palestina secara membabi buta. Bahkan sebelum perjanjian gencatan senjata berakhir, Israel sudah melakukan beberapa penyerangan, seolah tidak sabar untuk menghancurkan dan membumi hanguskan Palestina.
Sifat bangsa Israel itu nampak seperti apa yang diterangkan Allah SWT di dalam Al-Qur’an. “Tetapi mereka (Bani Israil) melanggar janji mereka, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang telah diperingatkan kepada mereka”. (QS. Al-Maidah: 13)
Gelombang pengeboman terbaru menargetkan sekolah, tempat penampungan, rumah sakit, pusat makanan, zona aman yang ditetapkan Israel, dan pabrik desalinasi air. Hal ini sudah tentu akan banyak mengakibatkan korban jiwa pada anak-anak, sehingga generasi emas bangsa Palestina sudah musnah. Masa depan Palestina terhenti seiring dengan musnahnya anak-anak dan generasi kaum pemuda di negeri itu. Apakah kondisi yang sudah sedemikian parah belum mampu menyentuh hati kaum Muslim di seluruh dunia?
Sementara jika kita saksikan para pemimpin negeri-negeri Islam baik yang berada di sekitar bumi Syam atau di wilayah lainnya, mereka tak mampu berbuat banyak karena mereka terkungkung oleh sistem kapitalis yang mereka anut, serta terkotak-kotak oleh batas nasionalisme. Tidak ada aksi nyata yang mereka lakukan selain seruan dan kutukan terhadap penjajah Israel, dan pertemuan-pertemuan yang tidak menghasilkan keputusan apa-apa. Sementara hari terus berlau, genosida terhadap penduduk Palestina terus berlanjut, dan penderitaan mereka semakin memilukan hati. Apa yang harus kita lakukan untuk menolong mereka?
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menolong Palestina:
Pertama, memberikan bantuan logistik, demo dan boikot produk yang terafiliasi Israel, tapi hal ini tidak selalu mulus karena seringkali upaya Israel untuk memblokade wilayah dan menahan bantuan logistik di perbatasan. Kedua, mendoakan mereka di setiap kesempatan. Hal ini juga bukan satu-satunya jalan buat menolong mereka, karena setiap doa harus disertai dengan ikhtiar.
Ketiga, menegakan kembali Khilafah ala minhaj nubbuwah, suatu institusi dan kepemimpinan yang bisa menyatukan seluruh umat Islam didunia dan menjadi satu-satunya jalan hadirnya pemimpin yang bisa memberikan komando untuk menyerukan jihad melawan penjajah Israel.
Inilah cara yang paling ampuh untuk membebaskan Palestina dan tanah Syam dari cengkeraman kekuasaan penjajah. Marilah kita sama-sama berjuang untuk segera menegakan khilafah dan menerapkan Islam secara kaffah. Empaskan sistem jahiliyah buatan manusia yang sudah terlalu lama membelenggu kehidupan manusia. Hanya hukum Allah yang akan membimbing dan memperbaiki kehidupan manusia di seluruh dunia.
Wallahu a’lam bish-shawwab. [LM/Ss]
