Genjatan Senjata Solusi Semu Untuk Gaza

Oleh : Lilik Purwati
Komunitas Setajam Pena
LenSa MediaNews.Com, Opini–Tak terasa momen Ramadan telah hadir di tengah-tengah miliaran kaum muslim, akan tetapi momen yang sangat ditunggu tersebut jauh berbeda dengan kondisi saudara kita di Jalur Gaza. Mereka seakan-akan tak lepas dari penderitaan oleh kekejaman zionis yang telah berlangsung cukup lama bahkan bertahun- tahun.
Walaupun telah ada perjanjian genjatan senjata, namun lagi-lagi Zionis melanggar perjanjian tersebut. Para pemimpin muslim di dunia hanya diam membisu, bahkan menjadi antek Zionis laknatullah alaih.
Para petinggi negara Arab, berjumpa di Arab Saudi untuk membicarakan pertempuran terhadap rencana Presiden AS, Donald Trump yang ingin mencaplok Jalur Gaza dan merelokasi setidaknya kurang lebih 2 juta penduduk Palestina.
Yang nantinya akan dipindahkan ke tempat lain selama-lamanya. Konfrensi tersebut dihadiri oleh 7 petinggi dari negeri Arab. Diantaranya Kuwait, Mesir, Bahrain, Uni Emirat Arab, Qatar, Yordania dan Arab Saudi. Kegiatan tersebut dilakukan secara tidak resmi dan diadakan dalam kerangka hubungan persaudaraan erat (CNBC Indonesia.com,22-2-2025).
Banyak yang menentang rencana Trump untuk mencaplok jalur Gaza dan memindahkan penduduknya ke negara lain. Rencana tersebut juga membuat negara-negara Arab yang hadir dalam pertemuan tersebut bersatu sebagai oposisi.
Mesir yang notabene adalah negara tetangga Palestina mempunya stategi lain. Negara tersebut melalui mantan diplomanya yakni Hegazy mengungkapkan beberapa strategi untuk memindahkan warga Gaza untuk sementara waktu ketika pembangunan di Jalur Gaza hingga selesai. Dan untuk fase tarakhir, Hegazy mengungkapkan jalur politik untuk solusi dua negara.
Dengan adanya rencana Trump untuk menguasai Gaza memperlihatkan bagaimana negara-negara Arab bertindak dan mengambil langkah. Solusi yang mereka tawarkan hanyalah membuat warga Gaza semakin terpuruk.
Bagaimana tidak, solusi dua negara yang dulunya ditentang oleh penduduk Palestina malah akan dimunculkan kembali. Dan hal tersebut makin memperkeruh suasana. Negeri Arab yang serumpun dengan penduduk Palestina pun tidak mau mengambil risiko untuk mengirimkan tentaranya.
Padahal jika negeri Arab bahkan negeri muslim bersatu, maka solusi tuntas untuk mengusir penjajah akan selesai. Tak ada lagi istilah gencatan senjata, yang ada adalah damai selamanya.
Solusi tak tuntas akan masalah tersebut karena adanya sekat Nasionalisme. Racun Nasionalismelah biang kerok terpecahnya negeri-negeri muslim didunia. Paham ini telah mencabut ukhuwah Islamiyah dari tubuh umat Islam yang berbeda bangsa atas nama Nasionalisme.
Mereka menutup mata seolah buta atas penderitaan saudaranya. Padahal mereka saudara satu akidah (Islam), namun realitanya tak mampu menolong dengan dalih berbeda bangsa. Ikatan inipun semakin memecah belah antar bangsa. Nasionalisme juga faktor terjadinya tiap kematian dan kerusakan di Gaza, Konsep Nation State telah gagal menjadi pemersatu bangsa karena lemah dan ikatannyapun sangat sempit.
Berbeda dengan Islam yang aturannya jelas dari sang Pencipta. Islam menuntut loyalitas pemeluknya. Tak ada hal yang sangat disayangi mengungguli rasa kecintaan kepada Sang Pencipta Swt. dan NabiNya. Islam menuntut kesetiaan yang lebih tinggi kepada Din, bukan kepada suku.
Rasulullah menyampaikan dalam sebuah hadits, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, berbelas kasih terhadap sesama. Ibarat satu jasad. Jikalau ada bagian tubuh diberikan rasa sakit, maka semua tubuh yang lainpun akan mengalami sakit.” (HR.Muslim).
Solusi dari persoalan ini tidak lain adalah tegaknya Daulah Khilafah yang akan memerintahkan tentaranya untuk membebaskan seluruh kaum muslim yang dijajah oleh kaum kafir dimana pun. Karena Khilafah adalah negara super power yang akan menyejahterakan seluruh umat manusia dengan syariat Islam. Wallahuaalam bisasawab. [LM/ry].