Integritas dan Kejujuran Masih Perlukah?

Pejabat-LenSaMediaNews

Oleh: Nunik Soewarno

 

LenSaMediaNews.Com–Menjadi pejabat semakin lama semakin sulit. Yang ikut ‘sistem’ sibuk membangun jalur pengaman, sementara yang jujur dan bekerja keras dengan integritas justru harus dihentikan tembok sistematis berdaya rusak ekstra yang telah dibangun dengan menghancurkan sendi-sendi bangsa.

 

Mau jujur justru ‘hancur.’ Bekerja dengan integritas justru diakhiri sebagai kriminalitas. Kasus terakhir yang cukup ramai di media sosial adalah vonis 4.5 tahun bagi Dirut PT. ASDP, BUMN yang bergerak dalam bisnis jasa penyeberangan dan pelabuhan terintegrasi dan tujuan wisata waterfront.

 

Direksi yang membukukan laba bagi perusahaan justru dijerat tuduhan merugikan negara. Akuisisi perusahaan yang menguntungkan dimasukkan pasal merugikan negara dengan dalih membeli besi tua.

 

Bukan hanya Ira Puspadewi, anak negeri yang hebat dengan integritas tinggi yang berakhir menjadi pesakitan atau dilupakan. Ada Milawarman, Dirut BUMN Bukit Asam, juga mengakuisisi perusahaan dan membukukan keuntungan, didakwa merugikan negara walau akhirnya hakim memberikan vonis bebas. Nama mereka terlanjur dirusak dengan pemberitaan negatif berbulan-bulan (disway.id, 22-11-2025).

 

Selain mereka yang dikriminalisasi, ada anak-anak negeri yang hebat tapi diabaikan negara. Sebut saja Ricky Elson yang karirnya cemerlang di Jepang, pulang untuk membangun mimpi membuat mobil listrik di bawah arahan Dahlan Iskan, saat itu Menteri BUMN. Sayangnya pengembangan mobil listriknya harus berhenti. Pada masa presiden ketujuh dicanangkan kebijakan penggunaan kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) untuk mengurangi emisi karbon.

 

Akan tetapi bukannya mengembangkan apa yang pernah dirintis sebelumnya (Mobil Listrik Nasional/Molina), pemerintah justru menggandeng pabrikan besar seperti Hyundai dan Wuling untuk pengadaan kendaraan bahkan memberikan kemudahan pembelian melalui insentif subsidi pembelian, pengurangan PPN, bebas bea masuk dan diskon pajak kendaraan.

 

Hilmi Firdausi (@hilmi28), seorang pegiat media sosial, menyatakan kasus semacam ini (kepastian hukum, dukungan riset dan lain-lain) , memberikan preseden buruk bagi para diaspora dan anak-anak terbaik bangsa. Para profesional bisa memberi respon negatif untuk membantu pemerintah membangun dan memajukan bangsa. Mereka berharap pemerintah memberikan ruang aman bagi inovasi, terobosan, dan keputusan manajerial berani.

 

Cinta Negeri Dan Integritas

 

Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai seorang mukmin yang bekerja keras.” (HR. Tirmidzi). Bekerja tidak hanya untuk nafkah tapi juga dengan niat berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan mendapatkan rida Allah. Al-Quran juga menekankan pentingnya bekerja keras dan jujur dalam mencari rezeki seperti dimaknai Surah Al-Mulk ayat 15.

 

Bagi anak bangsa yang punya talenta besar bagi kemajuan bangsa terlebih yang sudah bersinar di luar negeri, mengabdi pada negeri juga menjadi kebanggaan dan bentuk pencapaian eksistensi diri. Butuh integritas tinggi untuk setiap pengabdian. Sayangnya yang terjadi selama ini negara bukannya memberi apresiasi dan dukungan justru mematahkan.

 

Negeri ini butuh integritas yang harus dikuatkan dengan keimanan untuk lepas dari kondisi negeri yang tak juga berkembang menjadi negara maju. Bukan sekedar mandeg tapi negeri ini mengalami kemunduran akibat diabaikannya kejujuran dan integritas. Jabatan bukan lagi amanah tapi sarana. Sarana berkuasa, sarana menerima ‘privilege.’

 

Suatu bangsa tidak akan memiliki kekuatan apabila tiang penyangga pemerintahan keropos. Sistem yang dijalankan bisa dirubah sesuai kemauan yang punya kuasa sehingga kekacauan dimana-mana. Padahal Islam sudah cukup dan jelas memberi aturan berikut contoh pelaksanaannya.

 

Bagaimana dulu Rasulullah saw., Khulafaur Rasyidin dan para sahabat yang mengemban amanah jabatan menjaga kejujuran dan integritas. Semua punya kesadaran bahwa amanah harus ditunaikan demi kemaslahatan dunia akhirat sehingga tidak sedikitpun terbersit untuk abai dan mengambil kesempatan bagi kepentingan sendiri.

 

Semoga negeri ini mendapat kesempatan dianugerahi para pemimpin yang beriman, yang menjaga kejujuran dan integritas. Semoga akan datang pemimpin beriman yang bekerja membawa negeri lepas dari keterpurukan menuju baldatun thoyyibatun warabbun ghafur.

 

Mungkinkah? InsyaAllah selama umat terus bahu membahu memperbaiki diri di hadapan Rabbul Alamin, kebaikan akan turun. Sebagaimana janji Allah dalam QS. Al A’raf: 96, apabila penduduk suatu negeri beriman, Allah akan turunkan rezeki dari langit dan bumi. MasyaAllah. Wallahualam bissawab. [LM/ry].