Jalan Lurus bagi Pemuda

Oleh: Uul Khuliyah Nahrawi
Praktisi Pendidikan
LenSaMediaNews.com__Sungguh miris melihat kondisi saat ini, kejahatan dalam berbagai bentuknya semakin merajalela. Pemuda yang seharusnya menjadi harapan bangsa yang akan memujudkan perubahan dan melanjutkan estafet kepemimpinan di masa depan, sering kali tercoreng oleh perilaku kriminal dan membahayakan orang lain di sekitarnya.
Seperti yang baru-baru ini terjadi, Polisi menangkap remaja berinisial T warga Kecamatan Gabuswetan, Indramayu. Remaja usia 15 tahun tersebut teridentifikasi seringkali menjual senjata tajam (sajam) kepada para pelaku tawuran. Kapolres Indramayu, AKBP Ari Setyawan Wibowo melalui Kapolsek Bongas, Iptu H Fahrudin menyampaikan, pelaku kedapatan membawa atau memiliki senjata tajam tanpa izin yang sah (Tribunnews.com, 01-6-2025).
Dalam kasus lain, seorang pemuda berinisial RNM (25), warga Kecamatan Sliyeg Indramayu, tertangkap polisi akibat aksinya sebagai pengedar narkoba jenis ganja jaringan Jakarta. Barang haram tersebut diedarkan di Indramayu dalam kurun waktu 1,5 tahun belakangan ini, sampai akhirnya terbongkar. Barang bukti seberat 1.0066,2 gram ganja ditemukan, membuat RNM tidak bisa berkilah lagi. RNM kini sudah mengenakan baju tahanan oranye (Tribuncirebon.com, 27-5-2025).
Keberadaan dua kasus ini tentunya sudah cukup membuat kita resah. Karena demi mendapatkan uang, pemuda Indramayu terlibat kasus kriminalitas berupa penjualan sajam dan narkoba. Bahkan muncul kekhawatiran, bisa jadi ini bukan satu-satunya kasus. Tidak menutup kemungkinan, masih banyak keterlibatan pemuda pada kasus serupa, hanya mungkin belum terungkap.
Mesin Perusak Mindset Pemuda
Bukan perkara asing sebetulnya, di dalam kehidupan kapitalis sekuler saat ini, kebebasan sudah menjadi gaya hidup masyarakat. Nilai halal haram tidak lagi dijadikan sebagai standar perbuatan. Hal yang dianggap penting berupa manfaat atau keuntungan yang bisa diraih.
Mindset ala kapitalis sekuler inilah yang mendorong seseorang akan melakukan apapun, demi memenuhi keinginan nafsu pada dirinya. Seperti memperjualbelikan sajam untuk tawuran atau juga narkoba. Sekalipun hal itu akan mengantarkan pada sesuatu yang bisa membahayakan dan merusak orang lain. Selama itu cara cepat menghasilkan uang yang menggiurkan, maka akan dilakukan. Apalagi saat ini kebutuhan hidup begitu mahal, sementara peluang pekerjaan sulit didapatkan.
Akar Masalah Kerusakan Pemuda
Maka jika kita telisik, akar permasalahan kerusakan dan banyaknya kriminalitas pemuda saat ini, adalah kembali pada beberapa hal: Pertama, adanya gaya hidup liberal dan hedon yang lahir dari diterapkannya sistem kapitalis sekuler. Sehingga menjadikan manfaat sebagai asasnya dan menjauhkan nilai halal dan haram.
Kedua, lemahnya kontrol masyarakat, cenderung cuek dan acuh tak acuh dengan kondisi lingkungannya. Ketiga, abainya negara. Minim dari mengedukasi generasi dengan pendidikan yang mampu membentuk pribadi bermoral. Negara pun terkesan lalai dalam memberikan jaminan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.
Cara Menyelamatkan Generasi
Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan. Maka kewajiban menyelamatkan generasi dari kerusakan, ada di tangan kita, tentu dengan kembali kepada jalan Islam.
Islam dengan aturannya yang sempurna dan paripurna, telah memberikan gambaran secara terperinci. Bersifat preventif terkait bagaimana menciptakan masyarakat yang baik, di mana generasinya pun patut dibanggakan. Sekaligus menyelesaikan segala bentuk kriminalitas dari akar masalahnya.
Adapun mekanisme Islam dalam menyelamatkan generasi ada beberapa langkah, di antaranya: Membangun ketakwaan individu. Hal ini bisa dicapai dengan cara memfungsikan peran keluarga dalam membentengi setiap anggotanya dengan akidah yang kokoh. Peran ini berjalan secara sinergis dengan pendidikan yang diselenggarakan oleh negara. Dari sinilah lahir generasi yang menjadi harapan Islam.
Sebagaimana Rasulullah SAW, telah bersabda: “Rabb-mu kagum dengan pemuda yang tidak memiliki shobwah (kecondongan untuk menyimpang dari kebenaran).” (HR. Ahmad)
Langkah selanjutnya, masyarakat melaksanakan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar, sebagai bentuk fungsi kontrol sosial. Hal ini termaktub dalam QS. Ali Imran ayat 104. Dan langkah pamungkas yang tak kalah penting adalah memfungsikan peran negara sebagaimana yang telah diwajibkan oleh syariat.
Di mana, negara wajib menyelenggarakan pendidikan bermutu dengan segala fasilitasnya. Sehingga mampu membentuk kepribadian yang baik dan tangguh. Negara pun memiliki kewajiban untuk membangun kebiasaan masyarakat yang baik. Seperti mendorong perilaku yang sesuai dengan syariat Islam, mengedukasi masyarakat tentang nilai-nilai Islam, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan kebiasaan positif.
Selain itu, negara bertanggung jawab membangun politik ekonomi yang bertarget pada mewujudkan kesejahteraan masyarakat, termasuk menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai bagi masyarakatnya.
Demikianlah Islam mengatur secara komprehensif. Maka, dengan menerapkan sistem Islam secara menyeluruh sajalah, masyarakat khususnya generasi muda akan terselamatkan. Wallahualam bissawab. [LM/Ss]