Saatnya Bertaubat, Agar Berkah Allah Berlipat

Oleh : Linda Ummu Raisa
LenSa Media News.com, Sukabumi sedang berduka, sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi terdampak bencana akibat hujan deras. Hujan yang mengguyur sejak Senin (2-12-2024) menyebakan Sungai Cimandiri akhirnya meluap.
Pada Rabu (4-12-2024) pagi sekitar pukul 06.00 WIB, luapan air sungai tersebut mulai merayap masuk ke dalam rumah-rumah warga. Awalnya hanya setinggi lutut, namun seiring berjalannya waktu, luapan air sungai bak air bah terus meninggi hingga akhirnya menenggelamkan banyak rumah warga (detik.com, 08-12-2024).
Bencana Terus Singgah, Akibat Sistem yang Serakah
Bencana telah terjadi di berbagai wilayah Bumi Nusantara ini. Bukan hanya di wilayah Sukabumi, akan tetapi hampir merata terjadi di bumi Allah ini. Bencana alam adalah kejadian alami. Namun jika kejadiannya berulang dan hampir merata terjadi di seluruh pelosok negeri, maka sudah selayaknyan kita melakukan muhasabah bersama.
Mengapa kita perlu muhasabah bersama? Oleh karena penyebab bencana bukan sekadar faktor alam atau hanya fenomena alam saja. Akan tetapi bencana muncul sebagai dampak kerusakan alam yang diakibatkan oleh ulah tangan-tangan manusia.
Dengan ‘mengatasnamakan pembangunan’, tangan-tangan manusia zalim membabi buta mengeksploitasi alam. Keserakahan telah membutakan mereka sehingga tidak menyadari bahwa telah merusak alam, sebagaimana firman Allah yang artinya ,”Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi:’ Mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan‘” (TQS al-Baqarah :11).
Dengan nafsu kapitalismenya, para pemilik modal dan asing-aseng ini mengeruk habis kekayaan alam tanpa melihat lagi bagaimana nasib alam setelahnya. Alhasil bumi Allah nan indah ini pun rusak oleh keserakahan mereka, sebagaimana firman yang artinya, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (TQS ar-Rum: 41).
Taat Secara Kaffah, Keberkahan Datang Berlimpah
Alam ini adalah ciptaan Allah, maka sesungguhnya pengelolaan alam terbaik akan terwujud dengan berdasarkan syariatNya. Pengelolaan yang baik tentu akan mendatangkan rahmat dan keberkahanNya dalam seluruh aspek kehidupan. Begitupun sebaliknya keserakahan dan kedzaliman hanya akan membuat alam ini rusak dan mendatangkan murkaNya.
Ibrah (pelajaran) yang kita dapatkan bahwa bencana alam bukan hanya sekedar kejadian alam biasa, akan tetapi bencana tersebut adalah alarm yang seharusnya menyadarkan kita. Kemurkaan alam adalah pengingat bagi kita untuk semakin dekat dan kembali kepada aturan-aturan Allah Sang Maha Penguasa Langit dan Bumi. Sebagaiamana kisah keteladanan Umar bin Al-Khattab yang selalu meminta ampunan dengan taubatan nasuha ketika ditimpa gempa serta bencana alam lainnya.
Sudah saatnya kita bertaubat dan mencampakkan aturan sekuler yang semakin menghancurkan kehidupan ini. Telah tiba waktunya bagi kita untuk menerapkan aturan Islam yang akan menuntun kita membangun bumi Allah ini tanpa merusaknya.
Ajaran Islam yang bersumber dari Alquran dan As Sunnah merupakan panduan lengkap nan kamilan untuk mengelola alam ini. Kalaupun bencana alam tetap terjadi, namun kedatangannya merupakan fenomena alami yang tidak akan terlalu merusak dan bukan karena kemurkaan alam dengan kehancuran yang dahsyat.
Tentunya penerapan aturan Islam tersebut tidak cukup dalam tataran individu, namun haruslah diterapkan oleh negara. Negara yang menerapkan syariat Islam secara kafah, akan berperan sebagai raa’in yang mengurusi segala urusan umat. Pemimpin Negara Islam akan memenuhi segala kebutuhan pokok warganya, sehingga warga tidak perlu lagi bertaruh nyawa mengambil manfaat dari bumi Allah ini. Kalaupun secara fitrahnya akan tetap ada manusia yang mempunyai nafsu serakah dalam mengeksploitasi bumi Allah ini, maka syariat Islam telah menetapkan dengan tegas dan jelas sanksi terhadap para manusia serakah ini.
Dengan menerapkan syariat Islam secara kafah dalam seluruh aspek kehidupan ini, maka Allah akan memberikan ridaNya kepada kita dengan melimpahkan keberkahan di seluruh penjuru negeri, sebagaimana firmanNYa yang artinya,”Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan.” (TQS. Al-A’raf:96). Maasyaa Allah. Wallahu a’lam. [ LM/ry].