Salat Idul Fitri Mengikuti Rukyat Global

Oleh : Yani Ummu Qutuz
Pegiat Literasi
LenSaMediaNews.Com, Reportase–Hari Raya Idul Fitri kembali berbeda pada tahun ini. Pemerintah melalui Kementerian agama (Kemenag) memutuskan 1 Syawal 1446 Hijriyah jatuh pada hari Senin (31-3-2025). Sementara itu, banyak juga warga Indonesia yang merayakan Idul Fitri pada hari Minggu (30-3-2025) mengikuti rukyat global dengan pertanda hilal telah terlihat di beberapa negara lain seperti di Arab Saudi.
Seperti halnya di Kota Bandung, komunitas Bandung Barokah melaksanakan salat Idulfitri pada hari Minggu (30-3-2025) di Lapangan Parkir Graha Emerald, Jalan Cimuncang, Kota Bandung. Ribuan jemaah yang berasal dari berbagai daerah di Bandung melaksanakan Salat Ied dengan kusyuk. Bertindak sebagai khatib Ied: Buya Asep Sudrajat dan Imam salat Ied ustaz Yosep Shahih Nadir.
Pelaksanaan salat Ied dimulai sekitar pukul 7.00 WIB, lalu dilanjutkan kutbah oleh Buya Asep Sudrajat. Dalam khutbahnya Buya mengawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an surah Al Anfal ayat 27, “Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu menghianati amanat yang dipercayakan kepadamu sedang kamu mengetahui.”
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hamdi…
Apakah keadaan dunia akan benderang sampai berubah semua sendi kehidupan? Oleh karena itu, kita harus mengubah menuju cahaya Islam yang menerangi, caranya dengan menerapkan hukum-hukum Al-Qur’an. Cukuplah firman Allah sebagai peringatan, “Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin.” (TQS. Al-Ma’idah: 50)
Sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya juga untuk menyelamatkan umat manusia dari kehancuran dan kebinasaan. Bukankah kita telah menyaksikan bahwa Rasulullah saw. telah membawa para sahabat dari kegelapan jahiliyah menuju peradaban agung yang penuh berkah. Menghapuskan penyembahan terhadap berhala yang penuh tahayul dan khurafat menuju keimanan. Maka bagaimanakah seorang muslim ragu terhadap agama ini?
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (TQS Al-A’raf: 96)
Berbagai kezaliman telah menimpa umat saat ini, karena mereka jauh dari Al-Qur’an. Mereka telah mencampakkan perintah Allah dalam Al-Qur’an dan menggantinya dengan hukum-hukum buatan manusia. Bukankah telah kita saksikan berbagai kerusakan di muka bumi akibat ulah tangan manusia yang tidak mau tunduk terhadap aturan Allah?
Padahal telah ada sistem kehidupan mulia yang telah berhasil menyelamatkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, mengeluarkan manusia dari kesempitan dunia pada kelapangan hidup. Sistem yang mampu membangkitkan manusia dari keterpurukan. Sistem yang telah diterapkan berabad lamanya dan mampu menyejahterakan penduduknya hingga tak ada lagi penerima zakat.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillaahil hamdi…
Sudah saatnya kita terapkan hukum Allah. Hukum-hukum Al-Qur’an hanya bisa diterapkan dalam sebuah institusi yang bernama Khilafah. Dalam institusi Khilafahlah Islam bisa diterapkan dengan sempurna, seperti yang pernah terjadi pada masa Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan terakhir Bani Ustmaniyah.
Tegaknya kembali kekhilafahan Islam adalah janji Allah, dengan atau tanpa kita Allah pasti akan mewujudkannya. Namun, tentu Allah akan minta pertanggungjawaban kita, sejauh mana kita mengupayakan tegaknya kembali Khilafah alaminhajinnubuwah yang dijanjikan tersebut.
Oleh karena itu, dibutuhkan kerja keras kita untuk mewujudkan kembali kekhilafan Islam. Caranya dengan bergabung bersama kelompok dakwah Islam idiologis, mengkaji Islam kafah, dan mendakwahkannya kepada masyarakat agar lebih banyak yang tersadarkan. Ketika Khilafah tegak, maka perbedaan hari raya seperti saat ini tidak akan terjadi. Wallahualam bissawab. [LM/ry]