Sistem Islam Melahirkan Generasi Unggul

20250602_071709

Oleh : Aprilya Umi Rizkyi

Komunitas Setajam Pena

 

LenSaMediaNews.Com–Pendidikan layaknya kebutuhan pokok, di mana semua orang berusaha untuk mendapatkannya. Di sisi lain pendidikan merupakan kebutuhan yang mewah bagi sebagian orang dan merupakan kebutuhan sekunder. Di mana hanya orang yang bergelimang harta yang bisa meraih pendidikan yang diinginkan dan berkualitas bagus. Sarana dan prasarana yang berkelas dan berkualitas tinggi.

 

Wakil Menteri Diktisaintek Stella Crishtie mengatakan “Jadi diharapkan semua bisa hidup berdampingan antara siswa dari ekonomi bawah dan ekonomi atas. Karena akan tidak efektif siswa dengan ekonomi atas ditanggung oleh negara,” kata Stella (tempo.co, 17-5- 2025).

 

Stella menuturkan terdapat dua macam sekolah yang akan dibangun, yakni Sekolah Garuda Transformasi dan Sekolah Garuda Baru. Selain soal prasarana, akan ada beberapa perbedaan dalam pelaksanaan Sekolah.

 

Stella menambahkan, Presiden Prabowo Subianto melihat asas yang paling utama adalah memberikan akses yang merata dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, diutamakan pula para siswa yang berprestasi dari luar Pulau Jawa. Nantinya ada tiga sektor yang akan menjadi perhatian dalam pengelolaan Sekolah Garuda, yaitu pembinaan siswa, pelatihan guru, dan manajemen sekolah.

 

Berdasarkan wacana di atas , maka telah nyata bahwa pendidikan adalah suatu yang sangat amat mahal bagi sebagian orang. Betapa tidak, sampai saat ini masih banyak anak-anak usia sekolah yang tak mampu bersekolah, melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau bahkan putus sekolah akibat mahalnya biaya pendidikan. Di samping mata pencaharian serta penghasilan orang tua yang tak mampu untuk membiayai pendidikan anaknya.

 

Sungguh menyayat hati rasanya ketika berbagai problematika termasuk pendidikan di negeri ini yang jauh dari harapan serta hasil pendidikan yang ada. Meskipun tidak menutup kemungkinan berbagai cara dan wacana yang diambil justru tak menyelesaikan permasalah pendidikan di negeri kita tercinta ini. Termasuk adanya wacana sekolah Garuda transformasi dan sekolah Garuda baru tersebut.

 

Hal ini terjadi karena sistem pendidikan Kapitalistik yang menjadikan sektor pendidikan sebagai komoditas sehingga pendidikan bergantung pada keadaan ekonomi yang sedang berlaku. Contoh, jika ingin mendapat fasilitas bagus dan memadai, harus bersekolah di sekolah yang berbiaya mahal. Namun, jika ingin mendapat akses dan layanan sekolah gratis, maka harus siap menerima fasilitas seadanya atau bahkan ala kadarnya.

 

Berbeda dengan sistem pendidikan Islam, di mana Islam meletakkan pendidikan adalah hak dasar setiap warga negaranya. Negara wajib untuk mewujudkan hal itu terwujud. Termasuk memberikan sarana dan prasarana serta infrastruktur yang mudah sehingga semua masyarakat bisa untuk mendapatkannya tanpa terkecuali baik muslim maupun non muslim.

 

Adapun negara yang menerapkan sistem Islam yaitu Khilafah, akan memberikan pemenuhan dan pelayanan pendidikan dengan fasilitas terbaik, dengan prinsip: pertama tujuan pendidikan adalah membentuk kepribadian Islam dan melengkapinya dengan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan masalah kehidupan.

 

Kedua, seluruh pembiayaan pendidikan di negara yang menerapkan sistem Islam yaitu Khilafah diambil dari baitulmal, yakni dari pos fai dan kharaj. Ketiga, akses pendidikan gratis mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tingkat tinggi. Keempat, negara menyediakan perpustakaan, laboratorium, dan sarana ilmu pengetahuan lainnya, untuk memberi kesempatan bagi rakyat yang ingin melanjutkan penelitian dalam berbagai cabang pengetahuan, seperti fikih, usul fikih, hadis, dan tafsir, termasuk di bidang ilmu murni seperti kedokteran, teknik, kimia, dan penemuan baru sehingga lahir di tengah-tengah umat mujtahid dan para ilmuwan.

 

Kelima, negara membangun infrastruktur publik yang merata di seluruh wilayah hingga ke pelosok negeri. Sepanjang masa kepemimpinan Khilafah, para khalifah berlomba-lomba membangun sekolah tinggi Islam dan berusaha melengkapinya dengan sarana dan prasarananya yang memadai bahkan yang tercanggih, terlengkap dan terkini.

 

Demikianlah, Khilafah menjalankan tanggung jawabnya sebagai penyelenggara pendidikan dengan melakukan apa saja yang dapat mewujudkan terpenuhinya hak pendidikan setiap anak. Sehingga tak ada satupun rakyatnya yang tidak bisa menikmati bangku sekolah.

 

Khilafah juga akan memberikan asrama ataupun uang saku kepada peserta didik yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah. Bahkan memberikan apresiasi yang tak murah dan digaji tunggi kepada peserta didik yang cerdas dan berprestasi. Baik di bidang sain, ilmu murni, ilmu terapan dan pengetahuan lainnya.

 

Dengan demikian maka, visi dan misi pendidikan akan terwujud. Sehingga lahirlah para mujahid dan ilmuwan yang luar biasa. Sehingga akan mampu meraih output pendidikan yang diharapkan, cerdas, bertakwa, tangguh, berdedikasi unggul dan terbaik. Allahu a’lam bishshawab. [LM/ry].