Banjir Berulang, Dampak Bencana Alam?

IMG-20250415-WA0019(1)

 

Oleh: Ummu Z

 

LenSa Media News_ Opini_ Banjir kembali melanda di sebagian provinsi di Indonesia. Termasuk sejumlah wilayah di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Banjir disebabkan akibat hujan yang terus turun di wilayah tersebut. Banjir sering terjadi di Kabupaten Banjar, sejak awal tahun 2025.

Berdasarkan data Pusdalops BPBD Banjar, banjir terjadi di sembilan desa di Kecamatan Cintapuri Darussalam dan enam desa di Kecamatan Martapura. Total ada 15 Desa, dengan jumlah rumah warga terendam banjir sebanyak 1.925 unit rumah dan warga terdampak 2.372 keluarga atau 7.354 jiwa. (Media Indonesia, 04 – 04 – 2025).

Penyebab banjir tidak bersifat tunggal, demikian juga penanganannya. Benar jika curah hujan dan cuaca menjadi salah satu penyebabnya, tetapi alam dengan segala keseimbangannya juga kadang menjadi tidak stabil akibat ulah tangan-tangan manusia. Adanya penebangan pohon, penambangan, pembangunan massif, dan lainnya, menjadi penyebab tidak terjadinya keseimbangan alam.

Fenomena alam memang tidak bisa kita hindari. Namun, faktor penurunan permukaan tanah juga tidak bisa kita abaikan. Penurunan permukaan tanah lebih cepat dikawasan permukiman, terlebih pada daerah padat penduduk karena beban bangunan di atasnya. Sehingga akan menyebabkan pemadatan tanah yang lebih cepat.

Selain faktor penurunan tanah, juga disebabkan oleh adanya pasang air laut dan gelombang yang tinggi. Sehingga untuk meminimalisir hal tersebut, sangat diperlukan adanya perhatian khusus pada praktik penataan lahan. Seperti pembangunan pemukiman di wilayah yang tanahnya belum padat penduduk. Juga perlu adanya penataan lingkungan seperti membangun drainase agar bisa mengimbangi potensi pasang dan musim hujan yang juga berpotensi menyebabkan genangan air.

Tentu kita tidak bisa menutup mata terhadap pembangunan kawasan industri yang ugal-ugalan di Kalsel. Belum lagi kasus tambang yang menyebabkan kerusakan pada lingkungan.

Banjir rob memang disebabkan banyak faktor. Selain perubahan iklim dan penurunan muka tanah, ternyata juga disebabkan oleh pembangunan infrastruktur yang berlebihan.

Tentu kita tidak bisa menutup mata terhadap pembangunan kawasan industri yang ugal-ugalan di Kalsel. Belum lagi kasus tambang yang menyebabkan kerusakan pada lingkungan.

Sudah menjadi kebiasaan bagi sistem kapitalisme, yaitu rakus dalam memanfaatkan suatu kawasan. Dengan karakter materialismenya, kebijakan menjadi gelap mata, sehingga membuahkan pembangunan ekonomi berupa industri yang ugal-ugalan diperparah lagi dengan tambang yang berakibat pada parahnya kerusakan lingkungan.

Kondisi alam memang tidak dapat manusia ubah, namun jika terjadi secara alami maka kondisinya tidak akan memengaruhi kestabilan alam. Oleh karenanya, manusia dilarang untuk melakukan aktivitas yang dapat mengganggu keseimbangannya. Sebab hal inilah yang bisa menyebabkan terjadinya bencana.

Hal ini sebagaimana firman Allah Swt., “Telah tampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar.” (QS Ar-Rum: 41).

Islam sangat menjaga kelestarian lingkungan. Islam tidak akan membiarkan pembangunan apapun itu termasuk infrastruktur tanpa adanya kemaslahatan bagi rakyat. Islam tidak hanya memikirkan pertumbuhan ekonomi, akan tetapi juga harus memikirkan dampak yang dihasilkan dari kebijakan yang akan diterapkan oleh negara.

Negara Islam juga akan membangun kanal ataupun saluran drainase untuk mengurangi dan memecah jumlah air dalam jumlah besar agar mengalir ke tempat lain yang lebih aman. Secara berkala, negara akan melakukan pengerukan lumpur-lumpur di sungai atau daerah aliran air untuk mencegah terjadinya pendangkalan.

Mengedepankan pembangunan yang ramah lingkungan tentu menjadi visi dalam model pemerintahan Islam. Kekhalifahan Islam yang pernah hadir dalam sejarah peradaban telah membuktikan visi tersebut.

Islam akan mampu memecahkan permasalahan persoalan yang telah berulang terjadi pada umat manusia ini dengan baik dan tuntas, karena Islam memang Allah turunkan untuk keselamatan dan kebaikan hidup di dunia hingga akhirat. Saatnya berjuang bersama, kembalikan kepemimpinan Islam, kembalikan sistem kehidupan kepada aturan-aturan Allah SWT, kembali kepada Khilafah Islamiyyah ‘alaminhaj an Nubuwwah. Wallahu’alam.

 

(LM/SN)