Gaza Kelaparan di Tengah Dunia yang Bungkam

Oleh : Keke Nurhabibah
Lensa Media News – Sebuah video yang beredar di dunia maya menunjukkan bahwa stok pangan Program Pangan Dunia (WFP) PBB di Gaza telah habis akibat blokade ketat Israel. Ini adalah potret nyata dari kezaliman modern. Fakta bahwa masyarakat Gaza kini menghadapi kelaparan massal karena terhalangnya bantuan kemanusiaan memperlihatkan kegagalan komunitas internasional dalam melindungi hak asasi manusia yang paling dasar: hak untuk hidup dan mendapatkan makanan.
Blokade yang diberlakukan Israel terhadap Gaza bukan hanya menahan barang-barang strategis, tetapi juga bantuan kemanusiaan, termasuk pangan dari WFP. Akibatnya, ribuan, bahkan jutaan penduduk Gaza kini hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Anak-anak kekurangan gizi, rumah sakit kekurangan suplai medis, dan kelaparan mengintai di setiap sudut kota.(29/4/2025). narasi.tv
Dampak dari kelaparan ini sangat luas, antara lain:
1. Memburuknya krisis kemanusiaan.
2. Meningkatnya angka kematian akibat kelaparan dan penyakit.
3. Trauma psikologis yang dalam, terutama pada anak-anak.
4. Potensi konflik sosial akibat perebutan sumber daya yang tersisa.
Akibat jangka panjang dari kelaparan di Gaza bukan hanya soal meningkatnya jumlah korban jiwa. Ada kehancuran generasi: anak-anak yang tumbuh tanpa pendidikan, tanpa kesehatan yang layak, dan tanpa masa depan. Secara politik, situasi ini memperburuk ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah dan semakin menurunkan kepercayaan terhadap institusi internasional seperti PBB.
Islam sebagai sistem hidup yang kaffah (menyeluruh) menawarkan solusi mendasar terhadap krisis seperti ini:
1. Persatuan Umat Islam (Khilafah)
Dalam Islam, umat tidak boleh membiarkan satu bagian dari tubuhnya menderita tanpa bantuan. Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan kaum mukminin dalam kasih sayang, cinta, dan belas kasihan mereka seperti satu tubuh; ketika satu bagian tubuh sakit, seluruh tubuh ikut merasakan sakit.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan persatuan politik di bawah naungan Khilafah Islamiyyah, umat Islam akan memiliki kekuatan politik, ekonomi, dan militer untuk membebaskan wilayah yang terjajah dan mematahkan blokade secara langsung.
2. Jihad Membebaskan Negeri Terjajah
Dalam Islam, jihad fi sabilillah merupakan jalan untuk membebaskan tanah umat Islam yang diduduki. Dalam kondisi seperti Gaza, tindakan nyata yang diperintahkan bukan sekadar mengirimkan bantuan makanan, tetapi pembebasan total dari penjajahan.
3. Distribusi Kekayaan dan Pengelolaan Pangan
Dalam sistem ekonomi Islam, negara wajib memastikan kebutuhan dasar seluruh rakyat, termasuk pangan, sandang, dan papan. Negara juga bertanggung jawab mengelola kekayaan alam dan sumber daya secara adil untuk memenuhi kebutuhan ini, tanpa ketergantungan kepada pihak asing.
4. Menghapuskan Sistem Internasional yang Zalim
Sistem internasional saat ini, yang didominasi negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan sekutunya, hanya memperpanjang penderitaan dunia Islam. Islam kaffah hadir dengan aturan syariat Islam yang menjunjung tinggi keadilan sejati untuk seluruh umat manusia.
Tragedi di Gaza adalah panggilan nurani bagi seluruh kaum Muslimin. Bantuan pangan memang penting sebagai solusi darurat, tetapi solusi hakiki hanya dapat terwujud dengan penerapan Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan. Hanya dengan kembalinya Khilafah Islamiyyah, umat ini akan terbebas dari penjajahan, kezaliman, dan kelaparan.
Sudah saatnya umat Islam bersatu, bangkit, dan mengambil peran nyata untuk mengakhiri penderitaan ini, bukan sekadar menjadi saksi bisu di tengah kezaliman dunia.
[LM/nr]