Gaza semakin Terpuruk, saat Dunia Terperangkap Nasionalisme

20250612_100913

 

Oleh Syifaul Afida

 

LensaMediaNews.com, Opini_ Setidaknya 52.243 warga Palestina dipastikan tewas dan 117.639 lainnya terluka akibat serangan Israel di Gaza sejak 18 bulan lalu. Lebih dari 61.700 jumlah korban tewas dan ribuan orang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas, hal ini disampaikan melalui Kantor Media Pemerintah Gaza. (Aljazeera, 27-04-2025)

Kantor Kemanusiaan PBB, OCHA (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs) juga telah memperingatkan tentang krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza, dengan menyatakan bahwa setidaknya 2 juta orang dengan sebagian besar mengungsi dan saat tidak memiliki sumber pendapatan apapun untuk hidup, dan sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan pangan utama mereka. (Metro TV, 20-04-2025)

Bahkan warga Palestina mulai memakan daging kura-kura untuk memenuhi kebutuhan protein mereka imbas krisis makanan akibat pengepungan dan genosida yang dilakukan Zionis Israel. Majida Qanan, seorang warga Gaza, mengungkapkan bahwa anak-anak di daerah tersebut harus dibujuk untuk mau memakan daging kura-kura, menunjukkan betapa sulitnya kondisi yang mereka hadapi. (CNN Indonesia, 19-04-2025)

Semakin hari kian tergambar betapa mengerikannya kondisi di Gaza. Kebutuhan dasar manusia semakin sulit dipenuhi akibat pengepungan dan genosida oleh Zionis Israel. Penderitaan kaum muslim di Gaza terus berlanjut, sementara kekejaman penjajah Zionis semakin menjadi-jadi dan melanggar batas-batas kemanusiaan. Kecaman dari berbagai pihak di seluruh dunia tampaknya tidak diindahkan. Di sisi lain, para penguasa muslim tampak terjebak dalam retorika, hanya mengeluarkan kecaman tanpa tindakan nyata. Bahkan saat kaum muslim hari ini sudah mulai menyerukan jihad sebagai solusi hakiki.

Fisik Dilawan dengan Fisik

Solusi untuk Gaza seharusnya sudah jelas yakni jihad. Allah SWT memerintahkan kaum muslim untuk melawan penjajahan melalui jihad fi sabilillah. Fisik dilawan dengan fisik.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 190:

Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.

Oleh karena itu, kondisi mengerikan di Gaza seharusnya dapat dihentikan dengan segera memberangus penjajahan Zionis melalui jihad. Para penguasa muslim seharusnya mengirimkan tentara ke sana tanpa melakukan kompromi dengan Zionis dan sekutunya. Sebagaimana Salahuddin al-Ayyubi, yang tidak mencari kompromi dengan Paus untuk menyelesaikan masalah Baitul Maqdis. Sebaliknya, ia berhadapan langsung dengan pasukan salib di Perang Hittin, mengalahkan mereka dan mengusir kekuasaan salib di negeri-negeri muslim.

Masih Terperangkap Warisan Penjajah

Namun, selama umat masih terperangkap dalam nasionalisme yang diwariskan oleh penjajah, persatuan yang sejati akan sulit terwujud, dan jihad tidak akan terlaksana. Sebagaimana kini, ketika seruan jihad untuk Gaza semakin menggema di kalangan umat dan ulama, alih-alih menyambut seruan tersebut dengan tindakan nyata, beberapa penguasa Arab, khususnya Mesir, malah menjadi juru bicara Zionis. Sementara itu, penguasa lainnya lebih fokus pada kepentingan politik mereka sendiri, terjebak dalam kebijakan Amerika dan hanya memberikan dukungan verbal terhadap Gaza.

Oleh karena itu, umat Islam harus membuang jauh-jauh nasionalisme dan menyadari bahwa hanya dengan persatuan dalam satu kepemimpinan global yaitu Khilafah, penjajahan dapat dihentikan. Umat harus bersatu dalam seruan yang sama untuk membantu Palestina dengan menegakkan jihad.

Kini saatnya umat Islam memulihkan kedaulatan dan keputusan politiknya. Di bawah naungan Khilafah, umat Islam dapat mengatasi penghalang persatuan, melepaskan belenggu yang mengikat, dan menerapkan syariat Islam. Dengan demikian, pembebasan Palestina dari penjajahan Zionis dapat dicapai dengan cepat. Terlibat dalam perjuangan untuk penegakan Khilafah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Penegakan Khilafah harus menjadi agenda utama bagi umat Islam yang peduli pada perjuangan Palestina.

Untuk itu, umat memerlukan kelompok dakwah ideologis yang mampu menyadarkan dan membina mereka, mendorong perjuangan bersama dalam menegakkan Khilafah. Kelompok ini harus terlibat aktif dalam membangun kesadaran kolektif dan mendampingi umat dalam menegakkan Khilafah, sebagai solusi menyeluruh untuk persoalan Palestina serta tantangan lainnya.