Kesadaran Umat Mulai Bangkit karena Gaza

Oleh Dini Nurrahmah
Lensamedianews.com_ Tidak pernah berhenti, dukungan untuk Gaza dan Palestina terus mengalir. Aksi solidaritas bela Palestina dan konferensi-konferensi untuk membebaskan Gaza semakin masif di berbagai wilayah dunia.
Beberapa di antaranya adalah Konferensi Kemenangan Gaza di Istanbul, Turki, pada Sabtu 26 April 2025. Konferensi ini digelar oleh Koalisi Global, dalam rangka mendukung Palestina, dengan mengangkat tema Kemenangan Gaza adalah Tanggung Jawab Umat. Agenda ini merupakan bagian dari konferensi tahunan “Pelopor” yang ke-14, dengan diikuti puluhan tokoh nasional, media, budaya, sosial, serikat pekerja, intelektual, dan pemuda, serta lembaga aktif dari sekitar 60 negara di seluruh dunia. Hadir pula dalam konferensi ini para tokoh perlawanan, ulama, tahanan yang dibebaskan, dan para pimpinan penggerak rakyat. Acara ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari, berisi serangkaian sesi khusus, lokakarya, dan presentasi video.
Terdapat juga pameran seni budaya dan karya intelektual, yang mengingatkan dunia akan penderitaan anak-anak dan perempuan Gaza, tahanan di dalam penjara penjajah, dan pengorbanan para jurnalis dan profesional media. Itu semua bertujuan untuk menguatkan gagasan perlawanan, keteguhan, dan kegigihan rakyat Palestina, dan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan umat Islam, tentang tujuan mulia, yaitu permasalahan Palestina adalah permasalahan umat Islam. (nasional.sindonews.com)
Selain itu, dukungan pun datang dari Inggris. Pemerintah Inggris tengah melakukan konsultasi dengan Perancis dan Arab Saudi mengenai opsi pengakuan terhadap negara Palestina pada bulan Juni. Hal ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh The Guardian, mengacu pada pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy. Lammy membuat pernyataan mengenai pengakuan terhadap Palestina yang baru-baru ini oleh beberapa negara Eropa justru tidak memiliki dampak. Hal ini dinyatakan saat berbicara di hadapan komite khusus hubungan internasional House of Lords (majelis tinggi Inggris Raya). Ia mengindikasikan bahwa Inggris ingin mengambil langkah ini ketika berdampak pada situasi di lapangan, dan bukan pada momen simbolis. (www.viva.co.id)
Semua ini menunjukkan semakin derasnya terbentuk kesadaran umat akan masalah Palestina. Berbagai aksi dan konferensi dengan tuntutan aksi yang lebih nyata, bukan sekedar kecaman apalagi genjatan senjata. Yakni tuntutan pengiriman pasukan tentara (jihad) dan tegaknya Khilafah semakin besar. Hal ini pun disadari oleh Barat. Krisis yang terjadi di Gaza, Palestina justru memicu bangkitnya kesadaran umat akan kewajiban dan urgensi Khilafah. Karena hanya Khilafah, yang dapat memobilisasi pasukan jihad untuk dikirim ke Palestina. Dan Khilafah pula yang bisa menjaga kehormatan dan jiwa kaum Muslimin seutuhnya di berbagai belahan dunia ini, termasuk Palestina.
Upaya Barat untuk menghambat bangkitnya umat Islam, menghadang tegaknya Khilafah jadi sia-sia. Isu ini justru berkembang masif. Krisis di Gaza menjadi pertanda terbitnya fajar Khilafah dan lonceng kematian peradaban Barat. Oleh karena itu, penting untuk dipahami para pengemban dakwah supaya semakin semangat dan masif dalam bergerak, menggencarkan dakwah penegakan Khilafah, sebagai sebuah keniscayaan sejarah yang akan segera hadir di tengah-tengah umat manusia. Sehingga bisa terwujud opini umum setelah terbentuknya kesadaran umum pada umat, dengan penyadaran berbasis akidah, hingga terbentuk dukungan yang kuat dari umat, siap mendukung perubahan mendasar berupa pembaitan Khalifah bagi seluruh umat Islam. Inilah metode thariqah ummat, metode dakwah yang dicontohkan Rasulullah saw.