Khilafah Tegak, Ketakutan Bagi Barat 

20250611_164809

Oleh : Zhiya Kelana, S.Kom

 

LenSaMediaNews.Com–Koalisi Global Bela Al-Quds dan Palestina resmi membuka Konferensi Al-Ruwad ke-14 di Istanbul, Turki, pada Sabtu, 27 Mei 2025.  Konferensi Dunia untuk Palestina yang mengangkat tema “Kemenangan untuk Gaza adalah Tanggung Jawab Umat” itu dihadiri oleh tokoh-tokoh dan pemimpin nasional, pemimpin media, budayawan, aktivis sosial,serikat pekerja, akademisi, pemuda, dan berbagai lembaga dari sekitar 60 negara di seluruh dunia.

 

Turut hadir pula para tokoh pejuang, ulama, mantan tahanan, serta tokoh gerakan rakyat Palestina, di antaranya: Khaled Mashal, Abdul Nasser Isa, dan Usamah Hamdan (Sabili.id, 28-04-2025).

 

Sekretaris ARI-BP Oke Setiadi menyampaikan, telah dipresentasikan kegiatan Aksi Bela Palestina bersama ARI-BP dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), beserta berbagai ormas dan tokoh berbagai agama di Indonesia, serta di beberapa negara Asia Tenggara, setelah terjadinya Thufanul Aqso. “Rangkaian aksi tersebut mendapat dukungan dari berbagai tokoh lintas agama di Indonesia, sehingga dukungan atas kemerdekaan Palestina sangat besar di Indonesia,” ujarnya (Sindonews.com, 28-04-2025).

 

Aksi bela Palestina dan konferensi-konferensi soal Gaza makin masif di berbagai tempat dengan tuntutan pengiriman tentara (jihad) dan Khilafah. Yang dimana hari ini solusi tersebut belum bisa diambil oleh negara-negara muslim untuk membebaskan Palestina. Hanya sekedar boikot dan kutukan saja, belum sampai mengirimkan tentara kaum muslimin yang besarnya bisa melebihi mereka.

 

Dan Barat menyadari krisis Gaza justru membuka pintu yang lebih lebar bagi arus kesadaran umat akan kewajiban dan urgensi khilafah. Ini menjadikan semua upaya yang sudah dilakukan untuk menghadang Khilafah menjadi sia-sia. Artinya krisis Gaza telah menjadi lonceng kematian bagi peradaban Barat sekaligus menandai terbitnya fajar Khilafah.

 

Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti minhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) yang zalim; ia jugaada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (kerajaan) diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti minhaj kenabian.” Beliau kemudian diam. ” (HR Ahmad dan Al-Bazar).

 

Meski tegaknya Khilafah merupakan keniscayaan sejarah, tapi wajib bagi para pengemban dakwah untuk lebih masif menggencarkan dakwah penegakkan Khilafah di semua kalangan hingga terwujud opini umum yang tegak di atas kesadaran umum tentangnya. Meski ada banyak tantangan dan resikonya, namun pengemban dakwah harus menyakini bahwa Khilafah pasti akan tegak kembali.

 

Dakwah ini wajib mengikuti metode dakwah Rasulullah yang target utamanya adalah melalui thariqah ummat, yakni dakwah penyadaran berbasis akidah hingga terbentuk dukungan kuat dari umat yang akan mendorong perubahan mendasar berupa dibaiatnya seorang Khalifah bagi seluruh umat Islam.

 

Karena kebutuhan umat terhadap Khilafah sangatlah penting. Yang akan menyelesaikan semua permasalahan umat yang menggunung tanpa solusi hari ini. Dan untuk menegakkan hukum syariat sesuai dengan Al-Qur’an dan As-sunnah dibutuhkan seorang Khalifah. Maka sangat wajar jika hari ini Barat mulai ketar-ketir mendengar umat menginginkan Khilafah untuk segera ditegakkan. Wallahu ’alam. [LM/ry].