Memutus Perilaku Islamofobia

Oleh Puji Ariyanti
(Ibu dan Pemerhati Generasi)
LenSaMediaNews– Karunia terbesar bagi negeri Indonesia. Negeri nan elok dengan sebutan zamrud katulistiwa, juga negeri yang memiliki populasi muslim terbesar di seluruh dunia. Sungguh negeri yang sangat membanggakan.
Namun, negeri yang berdirinya di awali dengan pekikan takbir tidak ada habisnya dirundung derita. Salah satunya adalah menjadi negeri yang fobia terhadap simbol-simbol Islam.
Mencemooh muslimah yang berkerudung dianggap ke Arab-araban, mengkriminalisasi ustad yang mengajak semangat hijrah para artis. Bukankah dengan mengajak semangat berhijrah menjadikan manusia-manusianya menjadi taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Semestinya memiliki sifat-sifat Islamofobia layak dilakukan oleh orang-orang kafir, karena di dalam hatinya ada kedengkian dan permusuhan terhadap Islam dan kaum Muslim. Namun, jika kebencian tertoreh dalam hati seorang muslim amatlah terhinakan.
Dengan kesadarannya membubarkan ormas yang memperjuangkan Syariah-Khilafah dengan alasan bertentangan dengan Pancasila dan NKRI. Bahkan kata Wiranto selaku Menko Polhukam, “jika aktivitasnya masih melanjutkan paham-paham yang anti-Pancasila, anti-NKRI, masuk ke ranah hukum”. detiknews (19/7/2019).
Baru-baru ini pelajar MAN 1 Sukabumi yang mengekspresikan kecintaannya kepada Allah dan Rasulnya dengan membentangkan Panji Rasulullah SAW ar-Rayah dan al-Liwa pun tak luput dari investigasi dari pihak Kemenag. CNN Indonesia (20/7/2019)
Sikap-sikap kebencian terhadap Islam juga dialami oleh ratusan ribu Muslim Uighur di Cina yang telah dikirim ke pusat-pusat edukasi ulang dan di Myanmar, Muslim Rohingya dipaksa meninggalkan rumah akibat menghadapi pelecehan dan penyiksaan oleh pasukan militer dan sipil. Viva.co.id (16/7/2019)
Sudah seharunya kaum muslim memiliki sikap mengagungkan ajaran Islam pun juga mensyiarkan simbol-simbol Islam. Karena sesungguhnya yang dilakukan hanyalah bentuk perwujudan ketakwaan serta cintanya yang amat mendalam terhadap Islam.
Allah Swt berfirman;
“Demikianlah (perintah Allah). Siapa saja yang mengagungkan syiar-syiar Allah, sungguh itu timbul dari ketakwaan kalbu” (TQS al-Hajj [22]: 32).
Totalitas dan kesempurnaan Islam tentu tidak akan tampak kecuali jika kaum Muslim mengamalkan Islam secara kaffah (total) dalam seluruh aspek kehidupan. Dan sikap seperti inilah yang harus dibangun dan ditunjukkan oleh seluruh umat Islam. Tidak lain adalah memenuhi perintah Allah Swt dalam firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata bagi kalian” (al-Baqarah [2]: 208).
Siapapun yang mengaku mukmin tak layak berdiam diri menyaksikan kemungkaran ini. Islam harus dipahami dan dimiliki oleh seluruh kaum muslim sebagai suatu Ideologi. Yakni, Islam harus menjadi pedoman dalam seluruh segi kehidupan manusia, baik sosial, ekonomi, politik, budaya, serta kehidupan individu.
Memperjuangkan Islam dan Khilafah agar menjadi sebuah sistem adalah kewajiban bagi seluruh kaum muslim. Mendakwahkannya di tengah-tengah umat, walaupun gelombang anti Islam dari rezim semakin nyata ditunjukkan. Khilafah ajaran Islam tak perlu ditakuti. Khilafah milik Allah Swt tak seorangpun pantas menolak apalagi mengkriminalisasi. Karena, dengan Khilafah hukum-hukum milik Allah Swt / Syariat Islam bermuara.
Wallahu’alam bissawab
[Fa]
