Pasar Nyata Lesu, PayLater Diburu

Oleh. Fatiha Shidqy Anjaly
LenSaMediaNews.Com, Opini–Setelah Ramadan dan Idulfitri, lepas sudah segala hukum puasa. Semua kembali seperti sedia kala ketika Syahrul Ramadan belum singgah. Masa-masa penghambaan yang ditujukan kepada Allah semata, harusnya tetap dipatenkan dalam jiwa walaupun Ramadan usai. Tidak ada lagi upload-an konten buka puasa bersama teman dan berburu takjil. Pun tidak malu lagi saat harus makan di luar.
Namun, ada hal yang tidak disangka-sangka oleh para pedagang setelah Ramadan dan Idulfitri tahun 2025 ini, bukannya meraup untung, mereka malah mengalami penurunan omzet secara signifikan. Pasar mereka lesu.
Salah seorang pedagang, Eli, menyatakan kekecewaannya beberapa waktu lalu, “Pengunjung memang ada. Cuma untuk daya beli jauh berkurang dibandingkan tahun 2024.” (Metrotvnews.com, 10- 04-2025).
Pernyataan tersebut dikemukakan ketika para pedagang sadar bahwa masyarakat kini lebih suka berbelanja di online shop daripada datang langsung ke pasar-pasar. Memang cukup ramai tempat-tempat belanja ini didatangi. Tetapi kebanyakan dari mereka hanya melihat-lihat barang, sibuk membandingkan harga, dan akhirnya pergi lagi tanpa membeli satu barang pun.
Eli juga sudah meyakinkan pembeli perihal belanja online yang mengandung resiko penipuan, seperti misalnya barang yang datang tidak sesuai pesanan. Tetapi rupanya, masyarakat tetap bersikukuh dengan pemahaman mereka bahwa belanja online itu lebih murah dan lebih praktis.
Selain lebih murah dan lebih praktis, pertimbangan lainnya masyarakat berbelanja online adalah adanya fasilitas PayLater. Saya baca di mesin pencari, di sana tertulis bahwa PayLater adalah layanan keuangan yang memungkinkan pengguna untuk membeli barang atau jasa sekarang dan membayarnya di kemudian hari. PayLater juga dikenal sebagai “beli sekarang, bayar nanti” (BNPL).
Saat ini, PayLater sangat memudahkan para penggunanya untuk membeli berbagai barang. Entah itu untuk kebutuhan atau sekadar keinginan. Dari segi keberadaannya, PayLater ini didukung oleh sistem Kapitalisme sekular, yaitu sebuah sistem yang selalu menginginkan kebahagiaan berlandaskan materi. Mereka memandang bahwa materi adalah segalanya.
Sungguh berbahaya jika masyarakat disetir oleh pemahaman yang salah. Masyarakat awam tahunya bahwa urusan belanja mereka jadi mudah dengan berburu PayLater sehingga bisa santai bayar nanti.
Mereka tidak memikirkan lebih jauh konsekuensi setelahnya. Jalan mudah untuk memiliki suatu barang terus diiming-imingi oleh Kapitalis dengan menutup-nutupi haramnya riba yang berkelindan di dalamnya. Alhasil, paylater akan membuat kita senang di awal tapi berat di akhir. Jika sikap ini terus dipupuk, maka bertambahlah beban utang yang sering disepelekan masyarakat.
Sebenarnya masih ada faktor lainnya mengapa pasar sepi dari pembeli. Yaitu karena banyaknya masyarakat yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), naiknya harga-harga, beban utang masyarakat, dan lain sebagainya.
Semua permasalahan di atas, hanya bisa diatasi dengan hadirnya Khilafah Islamiyyah. Khilafah pastinya akan menjadikan masyarakat tenang, sejahtera, dengan tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam. Setelah terbentuk Daulah Islamiyyah, akan muncul berbagai kemudahan di tengah-tengah umat.
Pemerintah pada sistem Khilafah akan berbaik hati kepada rakyatnya, dan selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pemimpin. Masyarakat tidak perlu lagi mengambil jalan curang atau bahkan berutang. Harga-harga barang akan stabil serta relatif murah.
Ketika diatur oleh pemimpin yang pemikirannya diatur oleh akidah Islam Islam, dan dia memilih untuk lebih dulu memikirkan kebutuhan individu per individu, di saat itulah masyarakat menemukan kebahagiaan yang sebenarnya. Praktik ribawi akan terhapus secara sistemik, sehingga masyarakat terhindar dari segala bentuk keharaman, baik itu di pasar offline maupun online.
Semoga negara Islam itu segera tegak agar tidak ada lagi kesengsaraan yang menimbulkan kekecewaan pada diri umat. Pada akhirnya, rida Allah Swt pun dapat maksimal dicari, khususnya dalam aktivitas jual-beli. Wallahualam bissawab. [LM/ry].