Islam Solusi Tuntas Kekerasan Pada Anak

20250623_135615

Oleh : Lilik Purwati

Komunitas Setajam Pena

 

LenSaMediaNews.Com–Anugerah terindah yang diberikan Allah kepada hamba-NYA yakni hadirnya seorang anak. Yang harus dijaga dan dirawat, sebagai bentuk amanah serta rasa syukur. Namun, tidak semua orang dapat menjalankan amanah dengan rasa syukur tersebut. Karena pada kenyataanya kasus kekerasan pada anak masih terjadi lagi dan lagi. Hampir setiap hari kita bisa baca beritanya di media online.

 

Salah satunya kasus anak yang ditelantarkan dan disiksa oleh ayah kandungnya di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Hingga saat ini masih dalam perawatan intensif di RS. Polri Kramat Jati. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Ciput Eka Purwianti memastikan akan mendampingi dan memantau perkembangannya secara intens sampai sehat (Tirto.id,13-6-2025).

 

Dari kasus tersebut menunjukkan masih  tingginya kasus kekerasan pada anak dan  menjadi momok di negeri ini. Penanganan yang kurang maksimal membuat kasus-kasus serupa tidak dapat dihentikan secara tuntas. Seringkali malah salah penanganan sehingga angka kejadian malah makin tinggi dan tidak ada efek jera bagi pelaku kekerasan.

 

Kasus kekerasan pada anak setidaknya ada dua faktor penting yang memengaruhi, pertama, faktor internal berupa kondisi mental, pengetahuan dan pendidikan, juga kondisi keimanan orang tua. Kedua adalah faktor eksternal, berupa kondisi ekonomi, lingkungan sosial, kerusakan moral, dan budaya.

 

Dari kedua faktor tersebut, faktor eksternallah yang membawa dampak lebih besar. Jika kondisi ekonomi suatu keluarga stabil, maka faktor internal dapat diminimalisir. Di sini perlunya  negara campur tangan untuk menyelesaikan,  sehingga kasus kekerasan dapat dikendalikan bahkan dituntaskan.

 

Sayangnya, negeri kita ini mengadopsi sistem yang tak ramah. Sistem buatan manusia yang banyak cacatnya. Yang hanya berpihak kepada si kaya, yakni sistem Kapitalisme sekular. Kapitalisme memandang bahwa segala sesuatu diukur berdasarkan untung rugi. Tak heran jika kasus-kasus yang tak membawa keuntungan, tak pernah tertuntaskan.

 

Seperti halnya kasus kekerasan ini. Negara yang seharusnya menjadi garda terdepan untuk melindungi anak-anak bahkan seluruh warga, malah mengabaikan.  Padahal negara ini telah mengadopsi undang-undang tentang perlindungan anak dan perlindungan atas kekerasan seksual. Karena berasal dari kepentingan antar golongan sajalah, maka malah tidak pernah bisa menuntaskan persoalan ke akarnya.

 

 

Sistem kapitalisme juga membuat kondisi perekonomian carut marut. Banyak pemutusan hubungan kerja sepihak, konten di sosial media yang tak layak ditonton dan diikuti, mirisnya tak ada pengawasan negara secara menyeluruh, tingginya harga kebutuhan pokok, serta sikap masyarakat yang individualis.

 

Sekulerisme yakni pemisahan agama dari kehidupan inilah yang membuat fungsi keluarga bergeser. Yang seharusnya tempat teraman, ternyaman dan terhangat untuk berkumpul dan berlindung kini telah hilang. Keluarga yang seharusnya menjadi sekolah pertama seorang anak telah terkikis dan berubah. Tak heran jika kini banyak masyarakat yang memiliki keimanan yang lemah sehingga dapat mendorongnya berbuat maksiat layaknya hewan.

 

Berbeda dengan Islam yang sistemnya berasal dari Allah SWT. Islam adalah agama yang paripurna, karena memiliki seperangkat aturan untuk seluruh masalah baik masalah keluarga, masyarakat hingga negara. Dengan syariatnya, menjamin terwujudnya kesejahteraan, ketentraman jiwa, terjaganya iman dan ketakwaan pada Allah SWT. Sekaligus menjadi ideologi negara yang sesuai dengan fitrah manusia.

 

Fungsi keluarga akan dijalankan dengan baik , yaitu sebagai pelindung dan sekolah pertama anak. Konsep Islam akan membentuk pola fikir, pola sikap dan kepribadian. Negara juga akan menerapkan hukum yang adil dan tegas, sehingga menimbulkan efek jera. Pendidikan diselenggarakan oleh  negara berdasarkan akidah, kurikulum akan dikontrol penuh oleh departemen pendidikan. Sedangkan edukasi masyarakat secara umum terkait keluarga dan lainnya, dilaksanakan oleh departemen penerangan, yang secara berkala di berbagai media sosial.

 

Tak cukup disitu saja, segala kebutuhan yang menyangkut hajat hidup masyarakat akan dipatok dengan harga yang terjangkau. Penyediaan lapangan kerja yang luas untuk laki-laki agar dapat menjalankan kewajibannya sebagai kepala keluarga. Berbagai kemudahan inilah yang nantinya akan menjadikan masyarakat lebih fokus akan ibadah mereka kepada Allah SWT. Sehingga kejahatan akan terminimalisir.

 

Namun, Hal tersebut hanya akan terwujud ketika negara Islam yakni Khilafah diterapkan. Karena khilafahlah yang akan menuntaskan seluruh masalah yang ada. Waalahualam bissawab. [LM/ry].