Tragedi Kelaparan di Gaza, Haruskah Dunia Tetap Diam?

Tragedi Kelaparan di Gaza_Opini_LenSa_20250731_224736_0000

Oleh: Annisa Auliya

Pegiat Pena Banua

 

LenSaMediaNews.com__Rasanya hati ini sakit ketika melihat berita mengenai saudara-saudari kita di Gaza, Palestina. Berita kelaparan yang melanda mereka, membuat hati kita perih. Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah menyatakan bahwa Gaza kini menjadi “tempat paling kelaparan di dunia” dengan seluruh penduduknya menghadapi risiko kelaparan massal (tempo.co, 1-6-2025).

 

Di saat hari ini kita bingung mau makan siang apa, saudara kita di Gaza tidak memiliki setok makanan selama berhari-hari. Hari ini kita sibuk kuliner sana-sini, sedangkan di Gaza pasokan makanan pun sulit diakses. Ibu-ibu, anak-anak, lansia, dan semua warga di sana tidak hanya sibuk dengan bom yang dilancarkan oleh Israel laknatullah, tapi mereka juga bertarung dengan rasa haus dan lapar yang menggerogoti.

 

Semakin hari, banyak nyawa terbunuh, banyak istri yang kehilangan suaminya, banyak orang tua kehilangan anaknya, dan seterusnya. Tapi mengapa ini belum berakhir? Dunia seolah bungkam dan tidak berdaya di bawah kungkungan Israel dan sohibnya. Bahkan organisasi sekelas PBB pun tidak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan saudara-saudara kita yang telah nyata dibantai habis-habisan oleh Israel laknatullah.

 

Tidak usah jauh-jauh, mari kita tanyakan kepedulian Mesir sebagai negara tetangga Palestina. Kita tanyakan kenapa bantuan kemanusiaan sulit masuk melalui negara mereka? Padahal tetangganya sedang sekarat, tapi seolah-olah mereka tidak menghiraukan teriakan saudara-saudara mereka sendiri.

 

Inilah ketika negara dalam batas-batas nasionalisme. Batas-batas ini memisahkan setiap negeri muslim di seluruh dunia. Kita terkotak-kotak, dan lebih mementingkan batasan negeri sendiri. Padahal saudara seakidah kita sedang tersandera dan digenosida habis-habisan oleh keserakahan musuh-musuh kita.

 

Bahkan bukan sekadar diam, tapi mereka juga tunduk terhadap apa yang dilakukan oleh Israel kepada saudara-saudara kita yang ada di Palestina. Tunduknya mereka disebabkan oleh jalinan janji kerjasama yang justru malah membinasakan mereka dan saudaranya sendiri. Kecaman dan hujatan, tidak ada apa-apanya, tanpa tindakan yang nyata. Haruskah dunia tetap diam?

 

Tentu tidak, kita harus lawan dengan kekuatan yang nyata, yaitu dengan jihad. Ketika nyata perang itu dikobarkan oleh musuh-musuh Islam, maka sudah sepantasnya hanya dengan perang yang juga dapat menandinginya. Jihad ini tidak cukup menjadi kewajiban bagi saudara-saudara kita yang diserang, tapi juga keharusan bagi umat muslim di manapun berada. Dan ini hanya akan terwujud dalam negara yang menerapkan sistem kehidupan Islam, yaitu negara yang tidak mengenal batas-batas nasionalisme.

 

Satu orang saja kehormatan kaum muslim diganggu, maka negara wajib untuk membelanya. Apalagi jika ini beratus ribu yang dilecehkan, maka kewajiban negara dalam Islam untuk membelanya dengan kewajiban jihad dari negara.

 

Sudah saatnya kita beraksi, mengajak umat bersama-sama bersatu untuk membela saudara kita yang ada di Palestina dan di negeri lainnya yang juga ditindas oleh musuh-musuh Islam. Sudah saatnya kita bangkit dengan Islam. Allahu Akbar. [LM/Ss]