Penderitaan Anak-anak Palestina, Butuh Sistem Islam

Oleh: Syifa Khoerunnisa
LenSa Media News _ Opini _ Zionis telah menampung 1.200 anak Palestina dari Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023, menurut data yang dirilis organisasi hak asasi Palestina. Data tersebut dipublikasikan dalam pernyataan bersama oleh Komisi Palestina untuk Urusan Tahanan, Masyarakat Tahanan Palestina dan Asosiasi Dukungan Tahanan dan Hak Asasi Manusia Addameer pada hari Sabtu (5 – 4 – 2025), menandai Hari Anak Palestina, yang diperingati pada tanggal 5 April setiap tahun. Pernyataan tersebut mengungkapkan, “Tahanan anak menjadi sasaran kehancuran, kelaparan, pengabaian medis, dan perampasan sistematis setiap hari.” (Minggu, 6 April 2025; Internasional.sindonews.com).
Sementara itu Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA, Philippe Lazzarni, menyatakan bahwa sejak perang di tahun 2023 hingga saat ini sebanyak 15.000 anak telah terbunuh. “1,5 tahun lalu hingga saat ini terhitung 15.000 anak dilaporkan. Tidak ada yang mengizinkan pembubaran anak-anak dimanapun mereka berada. Lanjutkan gencatan senjata sekarang,” sambungnya (Pertahananindonesia; 10 April 2025).
Sungguh sangat miris mendengar dan melihat apa yang terjadi pada saudara-saudara kita di Palestina, terutama yang terjadi pada anak-anak yang tidak mempunyai dosa dan mereka sejak kecil sudah mengalami trauma kehilangan keluarga serta kehilangan nyawa. Padahal konvensi PBB telah menyatakan tentang hak anak (United Nations Convention on The Rights Of the Child/UNCRC), bahwasanya setiap anak berhak mendapatkan perlindungan dari kekerasan, pemahaman, dan pengabaian. Tetapi sangat memalukan, itu hanya sekedar ucapan yang tidak pernah terealisasikan, zionis Yahudi mampu menyampaikan pernyataan PBB tersebut. Mirisnya lagi, negeri muslim hanya bisa bungkam seribu bahasa karena takluk oleh pemimpin negara masing-masing.
Berbagai solusi dilakukan demi menyelesaikan permasalahan ini, di antaranya, pertama yaitu mengakui kemerdekaan Palestina dan hidup berdampingan dengan Yahudi. Hal ini bukan menjadi solusi karena dengan begitu, sama saja semua mengakui bahwa Yahudi boleh berada di tanah Palestina. Padahal tanah Palestina merupakan tanah kaum muslim.
Yang kedua yaitu memboikot produk-produk Yahudi. Hal ini tidak menjadi solusi, karena tidak dilakukan terus-menerus sehingga kurang signifikan. Yang ketiga yaitu meminta PBB untuk memberi sanksi dan melakukan gencatan senjata. Sementara, selama ini PBB hanya bungkam karena kendali negara adidaya AS dan Inggris yang ikut andil dalam peristiwa ini.
Yang keempat, yaitu memindahkan anak-anak Palestina ke tempat yang aman. Hal ini sama saja dengan menyerahkan tanah kaum muslim pada Yahudi. Semua solusi yang dilakukan tidak membuahkan hasil, karena kematian dan kelelahan terhadap saudara-saudara di Palestina masih terus terjadi sampai detik ini.
Satu-satunya solusi yang hakiki adalah dengan jihad dengan penegakkan sistem Islam dalam naungan khilafah. Ini menjadi solusi menyatukan kaum muslim untuk melawan dan memerangi Yahudi, karena tanah Palestina adalah tanah kaum muslim yang harus dipertahankan. Dengan begitu marilah kita senantiasa terus mendakwahkan Islam secara kaffah (menyeluruh). Berupaya dengan maksimal untuk memberikan penjelasan bahwa satu-satunya solusi yang tepat yaitu dengan menerapkan syariat Islam serta terus menyuarakan peristiwa yang terjadi terhadap tanah palestina.
Waallahu alam bisawab
(LM/SN)