Saat Nafsu Dunia Bertaruh Nyawa

Blue and White Modern Bordered Background Instagram Post_20250914_210131_0000

Oleh: Risa Aryana

Surat Pembaca _ LenSa Media News _ Seorang wanita meninggal secara sadis hanya karena mempertahankan nafsu duniawi. Jasadnya ditemukan dalam ratusan potongan. Dia dihabisi oleh kekasihnya yang gelap mata. Korban merupakan perempuan muda usia 25 tahun, asal Lamongan (beritajatim.com, 10-09-2025). Menurut cerita pelaku, korban menuntut gaya hidup yang tinggi, sementara si lelaki (pelaku) tidak mampu. Atas perbuatannya yang keji, pelaku akan dijerat hukuman setimpal karena benar-benar di luar batas kemanusiaan.

 

Kita hanya melihat satu sisi kekejaman pelaku yang tidak bisa mengendalikan emosi. Namun ada motif di balik itu yang membuka fakta bahwa tuntutan nafsu duniawi sungguh dapat mendatangkan petaka nyata hingga nyawa menjadi taruhannya. Membunuh tanpa alasan syar’i tidak pernah dibenarkan dalam Islam. Namun cinta terhadap dunia secara berlebihan adalah kemaksiatan yang lain. Sisi lain kedua muda-mudi ini sebelumnya tengah menjalani hidup bersama, namun belum diikat dengan ikatan yang sah alias pernikahan. Sebuah potret buram pergaulan bebas yang dialami generasi.

 

Seandainya saja tiap manusia paham bahwa dunia memang tempatnya hamba Allah diuji baik secara akal, jasmani dan naluri maka akan mengupayakan agar tidak terpenjara oleh kesenangan dunia yang fana. Problem besar masyarakat salah satunya adalah sisi pergaulan yang begitu bebasnya. Banyak orang yang tidak mampu menahan naluri melestarikan jenis sehingga mengambil jalan hubungan terlarang seperti pacaran, “kumpul kebo”, dan selingkuh yang kini makin dinormalisasi seiring arus sekulerisasi. Paham sekuler ini yang justru menyebabkan manusia melampaui batasannya.

 

Padahal Allah SWT berfirman yang artinya, “Janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampau batas” (QS. Al Baqarah [2]: 190).

Cara pandang kehidupan yang sekuler justru mengabaikan batasan syariat yang semestinya menjadi petunjuk seorang muslim agar tidak terperosok ke kubangan maksiat. Perintah agar tidak melampaui batas diberikan baik kepada laki-laki maupun perempuan, sehingga setiap individu wajib menahan dirinya dari hal-hal yang di luar batas yakni syariat islam sebagai penjaganya. Dengan itu niscaya kita dapat terhindar dari kehidupan yang sia-sia dan justru membuat hidup lebih beruntung selamat dari kekangan dunia yang sementara.

(LM/Sn)